“Obatnya,” Ele menaruh nampan berisi segelas air hangat dan butir obat di atas piring kecil di atas nakas.Laki laki muda itu tidak banyak bicara, meraih gelas dan meminum obatnya dalam sekali telan. Effendy duduk setengah berbaring di atas ranjang, dengan sebuah tablet di pangkuannya. Usai meminum obat, laki-laki itu kembali menatap layar tablet dengan cermat. Dia sedikit berjengit ketika Ele menyentuh dahinya. “Suhu tubuhnya membaik,” Effendy melirik istrinya dan melihat Ele tersenyum lega. “Terimakasih untuk bantuanmu,” ungkapnya kemudian dengan sambil lalu, matanya tetap menatap tablet di pangkuan.“Kau tidak perlu berterimakasih, aku istrimu.”“Tetap aku berterimakasih, Eleanor.” Effendy sekarang meninggalkan layar tablet dan mencoba menatap istrinya. “Aku tahu kamu tidak menyukai statusmu sebagai istriku, namun kamu tetap merawatku dengan baik saat aku sakit.” Sorot mata lelaki itu tampak meredup sebentar, “kamu tidak merasa nyaman, aku akan mengusahakan untuk mengurus perce
Read more