Eleanor menangis sambil memeluk lututnya di dalam kamar. Dia merasa dilecehkan. Ya, itu memang suaminya, namun mereka tidak punya cukup rasa cinta untuk melakukannya. Ele selalu bercita-cita kalau dia akan melakukan ci*man pertamanya dengan orang yang dia cintai, dan sekarang, si brengsek itu dengan seenaknya mengambil c*uman pertamanya. Gadis itu terisak dalam hening. Maritha yang tadi sempat hendak menyusulnya ke dalam kamar tidak bisa masuk karna Ele mengunci pintu kamarnya. "Brengsek!" Dia memukuli lututnya dan jadi kesal sendiri mengingat wajah Effendy. Gadis itu mengusap kasar bibirnya berkali-kali, namun entah mengapa dia merasa bekas Effendy masih tersisa di sana.Ele akhirnya lelah sendiri. Dia kemudian masuk ke dalam kamar mandi dan berusaha mandi dengan menggosok tubuhnya brutal. "Awas kau Effendy! Aku harus membalasmu!" Raungnya sendirian.***Ele tidak keluar kamar berhari-hari. Dia menghabiskan waktunya di meja tulis, mencari ide dan melakukan beberapa research, meski d
Read more