Mereka saling menatap penuh makna. Ada kerinduan dalam hati gadis itu. Alana bimbang dengan perasaannya. Di satu sisi dia merasa nyaman, sementara di sisi lain takut dikecewakan.Cinta, luka, kecewa, sakit hati, marah ... Alana merasakannya dalam satu waktu. Sekarang tangannya digenggam erat, dia melihat binar cinta di mata suaminya. Benarkah atau semua hanya sandiwara?"Aku men–""Aku juga mencintaimu, Sya." Alana memotong ucapan Rasya dengan penuh keyakinan.Hatinya merasakan perih karena menahan air mata. Sungguh, itu adalah cinta yang paling sakit yang pernah dia rasakan. Rasya sendiri menarik napas panjang, menelan kesedihannya mengingat tentang perpisahan itu."Na.""Tetaplah di sisiku, Sya. Aku tahu kamu mau ngomong kalau bakal ninggalin aku sekarang, kan? Kamu nggak pernah seserius ini. Meskipun kita belum lama bersama, tetapi tahu kalau kamu mau pisah dari aku."Air mata jatuh membasahi pipi. Setiap tetesnya menyimpan cinta, luka dan kesedihan. Air mata yang begitu hangat, am
Magbasa pa