"Ya Allah, ada yang bilang kalau sebenarnya yang ingin ditabrak itu Nyia. Ya Allah, siapa yang tega melakukan semua ini?""Maafkan aku, Bik," ucapku terbata diantara isak tangis. "Maafkan, aku, Bik." Tubuhku melorot, hingga bersimpuh di kaki wanita yang sudah menganggapku seperti anaknya sendiri itu."Bangunlah, Nyia. Kamu tidak bersalah, Nak. Semua ini sudah takdir," sahut bibik dengan suara bergetar, dan itu semakin membuatku merasa bersalah. "Bangunlah, semua ini sudah takdir." Lagi, bibik mencoba menghibur. Aku akan bertahan, aku pasti kuat dan aku akan menerima semua yang menimpaku dengan ikhlas, tapi aku benar-benar tidak bisa menerima jika semua itu menimpa keluargaku.Andai, andai aku tak mempermasalahkan rumah itu, mungkin semua ini takkan terjadi. Benar kata bapak, seharusnya aku menyerahkan semua pada hukum alam, membiarkan karma yang menjalankan perannya. Aku meringkuk di sofa, menyalakan diri atas semua yang menimpa keluarga. Jangan-
Last Updated : 2023-03-31 Read more