Lahat ng Kabanata ng PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT: Kabanata 41 - Kabanata 50

71 Kabanata

empat puluh satu

"Enak di kamu kalau begitu! Lelaki macam apa kamu yang akan membuang begitu saja wanita yang sudah menemanimu?! Aku memang bukan orang baik, Nu! Tapi, sebagai lelaki aku menjunjung tinggi kesetiaan!" sahut bapak penuh emosi."Ingat, Nu! Semua tingkah laku Sinta itu karena kamu tak becus mendidiknya sebagai istri!" imbuh bapak. Mendengarnya membuatku meringis. Bapak memang lelaki setia walaupun kata orang bapak kurang baik. Mungkin, jika ada di tokoh pewayangan bapak seperti Duryudana. "Sinta! Kita pulang!" Mas Wisnu dengan kasar menarik tanganku. Membuatku menahan jerit, karena merasa sakit."Nu—!" Kali ini ibu yang hendak beraksi."Diam kalian semua! Seperti yang bapak katakan tadi. Aku akan mendidik Sinta, agar dia menjadi istri dan wanita yang baik!" sungut Mas Wisnu. Saat ini aku hanya bisa mengumpat dalam hati. Mengapa semua menjadi kacau seperti ini?!"Nggak mau! Aku nggak mau pulang dalam keadaan seperti i
last updateHuling Na-update : 2023-04-07
Magbasa pa

Empat puluh dua - Pov Wisnu

"Mau ke mana kamu, Wisnu!" Bapak mertua bertanya dengan nada keras setelah aku hendak beranjak.Terpaksa aku menghentikan langkah dan menoleh padanya. "Aku sudah tak berhak di sini, Pak.""Enak saja main pergi. Kalau terjadi apa-apa dengan Sinta, kamu yang akan menanggung akibatnya!" ancam bapak mertua ketika kami berada di rumah sakit."Talak sudah terucap. Bapak tahu artinya itu bukan?" sahutku dengan malas. Keberadaanku di tak lebih demi rasa kemanusiaan."Kamu baru mengucapkan satu kali, masih bisa rujuk, bahkan tanpa akad nikah lagi," sahut bapak tanpa menurunkan nada suaranya."Keputusanku sudah bulat, Pak. Aku akan tetap—""Kamu benar-benar seperti kacang yang lupa kualitnya, Nu. Bapak gak nyangka, kupikir kamu berbeda dengan laki-laki lain, ternyata sama saja. Mungkin, benar dugaan Sinta, kalau selama ini kamu punya wanita lain. Atau jangan-jangan berita dulu itu benar, kalau kamu ada main dengan Tania!"Aku urung membalas ucapan bapaknya Sinta, saat seorang perawat keluar dar
last updateHuling Na-update : 2023-04-09
Magbasa pa

Empat puluh tiga - pov Wisnu

Setelah berucap, ibunya Sinta itu langsung bangkit dan beranjak pergi. Aku pun melakukan hal yang sama, meninggalkan Sinta sendirian. Tekadku sudah bulat, takkan termakan oleh sandiwaranya Sinta dan keluarganya. Mana mungkin ada orang tua yang tega meninggalkan anaknya hanya karena dicerai. Keluarga mereka memang terlihat aneh, lain dari pada yang lainnya."Mas, maafkan aku," ucap Sinta saat kami berada di kamar dan hanya itu yang diucapkannya. Aku hanya diam tak begitu menanggapi. Masih sibuk mengambil beberapa pakaian yang hendak kubawa. Rumah ini memang hasil patungan kami, tapi akan menjadi milik Sinta jika aku menceraikannya."Kamu pasti benci banget sama aku," ucapnya lagi. Kali ini suara bergetar, sayang hatiku sudah kebal."Ya, aku benci dengan sifatmu. Setelah mendapatkan hukuman, kukira kamu akan berubah hingga aku tetap menunggu. Namun, sayang, sepertinya kamu memang tidak ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik."Sinta terisak.
last updateHuling Na-update : 2023-04-09
Magbasa pa

Empat puluh tiga

"Hallo, Mas. Apa kabar?" Aku berusaha bersikap normal, walaupun dadaku berdegup cukup kencang. Ini adalah pertama kalinya aku kembali menghubungi Mas Wisnu, setelah setahun lebih tak berkomunikasi. Ada yang berdesir di dalam hati setelah dia langsung menyebut namaku, itu artinya selama ini dia tak menghapus kontakku. Perasaan memang tidak bisa berbohong, aku telah lama memendam rasa pada Mas Wisnu. Mungkin benar kata pepatah Jawa, wiwiten tresno jalaran songko kulino. Ya, rasa cinta ini tumbuh karena kebersamaan yang dulu pernah terjalin, dan walaupun sudah ratusan hari tidak bersua, rasa itu tetap ada."Alhamdulillah aku baik, Nyia. Kamu apa kabar?" sahutnya diujung telepon. Di sini, aku tersenyum bayang wajahnya yang sedang berbicara seolah nampak di depan mata."Sama, aku juga baik, Mas." Ah, sebuah basa-basi yang umum dilakukan oleh teman yang sudah lama tidak bersua. Ingin rasanya kutanyakan, apa dia rindu? Namun, kurasa itu cukup lancang."Mas, kalau ada waktu, aku ingin bertem
last updateHuling Na-update : 2023-04-10
Magbasa pa

Empat puluh empat

"Apa yang kamu katakan, Nyia? Selama ini Sinta berada di rumah. Sepertinya dia sudah berubah setelah aku hendak menceraikannya." Mas Wisnu terlihat panik, entah apa yang membuatnya khawatir. Mendengar keburukan istrinya atau melihatku yang tengah mati-matian menahan tangis."Manusia seperti Sinta, takkan berubah sebelum mendapat hidayah, Mas. Atau bisa jadi, semua akan berakhir setelah maut menjemputnya." Suaraku masih terdengar parau, sementara air mataku tak henti menetes."Pikiran dulu, Nyia. Kamu tak harus mengorbankan kebahagiaanmu demi membalas dendam pada Sinta," ucap Mas Wisnu dengan suara yang juga bergetar. Aku tak bisa menebak apa yang ada di pikiran lelaki bermata setajam elang itu."Apa itu artinya Mas Wisnu menolak?" tanyaku dengan suara lirih. "Tak apa? Kalau memang kamu sangat mencintai Sinta, berusahalah untuk mengubah dia menjadi pribadi yang lebih baik," imbuhku kemudian. Aku putus asa, aku menunduk untuk menyembunyikan kekecewaan.
last updateHuling Na-update : 2023-04-10
Magbasa pa

Empat puluh lima - pov Wisnu

"Aku akan mengatakan pada Sinta tentang pernikahan kita, Nyia."Saat ini kami tengah duduk di teras belakang rumah Tania. Menikmati keindahan langit malam setelah tadi berhasil melewati saat-saat yang mendebarkan. "Jangan sekarang, Mas," sahut Tania, tatapannya lurus kedepan, sementara tangan kami saling bertaut. "Nanti, kalau waktunya udah tepat, aku yang akan datang menemuinya," ucapnya lagi. Setelah itu suasana kembali hening. "Baiklah, kalau itu yang kamu inginkan. Nyia, kalau boleh jujur, aku ingin hanya mempunyai kamu sebagai istriku. Perasaanku pada Sinta sudah terkikis." Kukecup punggung tangan Tania ketika aku mengatakannya. Bisa kulihat pipinya bersemu. Ah, sungguh menggemaskan."Sudah malam, sebaiknya kamu pulang," imbuhnya membuat bunga yang sedari tadi bermekaran langsung layu. Ingin sekali aku protes, namun semua itu tercekat di tenggorokan. Apa Tania tidak mengerti, jika aku ingin menghabiskan malam bersamanya, seperti pengantin baru pada umumnya."Aku masih ingin di
last updateHuling Na-update : 2023-04-13
Magbasa pa

empat puluh enam - pov Wisnu

"Bu, Mas. Tumben ngumpul di sini? Lagi nungguin aku? Besok-besok kalau aku pergi nggak usah ditunggui kayak gini. Aku pasti pulang kok," ujarnya. Setelah itu dia langsung masuk ke rumah."Ayo, Bu.""Nasehati istrimu itu, Nu. Dosanya dosamu juga. Maaf, selama ini ibu salah menilai Sinta. Ibu tak membencinya, Nu, tapi sikapnya dan sifatnya itu yang membuat ibu agak takut. Kalau dia tidak mau berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih baik kamu ceraikan dia. Ibu takut kamu kena dosa yang lebih besar lagi."Ucapan ibu membuatku menghentikan langkah, setelah itu menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya secara perlahan. "Ibu tahu kan bagaimana Sinta, jadi ibu tidak perlu terlalu memikirkannya. Nanti ibu sendiri yang stres. Ayo masuk."Kuraih tangan keriput ibu, kemudian menariknya masuk. Ibu melanjutkan langkahnya ke dalam, sementara aku masuk ke kamar."Dari mana jam segini baru pulang?" Sinta yang mendengar ucapanku langsung membuka matan
last updateHuling Na-update : 2023-04-13
Magbasa pa

empat puluh tujuh - pov Sinta

Aku terbangun setelah merasakan ingin ke belakang. Bergegas aku melangkah hingga tanpa sadar bertabrakan dengan ibu mertua. "Kalau jalan itu pakai mata, Bu! Gak tahu orang lagi buru-buru! Minggir!" bentakku sambil mendorong tubuhnya ke samping. Aku tak peduli dengannya yang mengadu kesakitan, aku bergegas ke kamar mandi."Kapan rumah ini ada kamar mandinya di dalam kamar?" gerutuku setelah keluar dari kamar mandi. Hampir lima tahun menjadi bagian rumah ini tak ada perubahan yang sama sekali. Padahal aku sudah sering mengadu pada Mas Wisnu.Langkahku berhenti setelah sampai di meja makan. Aroma nasi goreng sungguh menggugah selera. Gegas kubuka tudung saji yang melindungi sepiring nasi goreng plus telur ceplok dari lalat. Dahiku mengernyit karena nasi goreng itu masih mengepulkan asap. Terbayang sudah kelezatannya jika disantap sekarang. Tanpa menunggu aku langsung duduk dan mulai memakannya.Sampai aku selesai makan, wanita tua itu tak juga
last updateHuling Na-update : 2023-04-13
Magbasa pa

empat puluh delapan - pov Sinta

"Aku dari tadi manggil-manggil loh!" Aku semakin muak melihat sikap Mas Wisnu itu."Bicara yang sopan sama ibuku, Sin!" tegur Mas Wisnu, tapi aku tak peduli."Lalu kenapa ibu tak manyahut saat kupanggil? Sementara dia ada di kamar! Tahu nggak sih, kalian semua breng sek!" Aku sudah tak tahan lagi, gegas masuk ke kamar sembil membating daun pintu. Di ruangan ini aku menangis sejadi-jadinya. Apa salahku, hingga semua orang membenciku. Hanya Mas Haris yang bisa mengerti dan menghargaiku.Ponsel kudekatkan ke telinga setelah panggilanku terhubung. Di saat seperti ini, aku sangat membutuhkan Mas Haris."Gak usah telpon-telpon suamiku! Dia sudah tak butuh dirimu! Dasar lon te!" Panggilan terputus saat aku hendak memakinya. Rindu benar-benar kurang ajar!Aku berteriak sekencang mungkin untuk meluapkan emosi, bahkan ponselku juga sudah hancur tak berbentuk, setelah menghantam tembok.**
last updateHuling Na-update : 2023-04-14
Magbasa pa

empat puluh sembilan - pov Haris

"Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa mendapatkan setidaknya setengah bagian." Saat ini aku dan kedua orang tuaku tengah duduk di teras. Membicarakan tentang sikap Sinta yang membuat beberapa saudara kecewa."Aku akan mengusahakan, Pak. Sinta memang serakah, mau menguasai sendiri harta warisan orang tuanya. Apa dia nggak mikir saudara bapak dan ibunya?""Maka dari itu, Ris. Harusnya kita juga diberi bagian. Enak saja dia mau menguasai harta saudaraku. Kalau sampai benar si Sinta itu tak mau berbagi, gak rela bapak, Ris. Sampai mati pun aku gak rela. Ada hakku di harta itu."Satu lagi, istrimu itu jangan sampai tahu. Bisa-bisa nanti diminta semua yang kamu dapat dari Sinta."Setelah berucap bapak bangkit, kemudian beranjak meninggalkanku dan ibu yang masih duduk di tempat semula."Jangan bermain kasar, Ris. Kamu tahu ibu sangat menyayangiku Sinta. Dia sudah seperti anak ibu sendiri. Entah, ada
last updateHuling Na-update : 2023-04-14
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status