Share

Tiga puluh dua - pov Wisnu

Penulis: Puspita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-29 09:00:57

Sengaja menghindar dari Tania agar dia tidak semakin terpojok dengan kedekatan kami. Semua ini sangat berat, bagaimanapun juga, kebersamaan yang terjadi diantara kami sudah memberi rasa yang berbeda di hati. Salah? Mungkin, aku tak akan mencari pembenaran atas apa yang kurasakan. Aku memang salah, mencintai wanita lain, ketika sudah terikat.

Tania bukan wanita yang suka menggoda. Dia juga wanita yang tahu batasan. Kedekatan kami dulu, benar-benar karena terbiasa akibat terpaksa. Sinta, dia adalah orang yang membuatku mengagumi Tania. Istriku sendiri yang mengirimkan wanita padaku. Ini kedengarannya memang cukup gi la. Namun, itulah kenyataannya.

Perlahan aku mulai menyukai pribadi Tania, diam-diam mengagumi sikapnya yang begitu menyayangi Haris, bahkan acap kali membuatku iri. Padahal hanya beberapa kali aku menemaninya dengan terpaksa. Hingga, prahara itu muncul akibat ulah Sinta. Gi lanya, lagi-lagi Sinta memaksaku untuk menghibur Tania, ternyata itu h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh tiga

    "Tolonglah, Mur. Siapa lagi yang mau menolong kami?" Ibunya Haris terdengar memohon."Masalahnya kami juga gak ada, Mbak. Rumah dan bengkelnya Wisnu sudah kami gadaikan untuk membayar dendanya Sinta. Memang benar-benar kurang ajar itu si Tania," geram ibu mertua. "Betul katamu, Mur. Bagaimana kalau kita matiin dia saja," usul ibunya Haris. Membuatku mengepalkan tangan karena menahan marah. "Kamu gila, Mbak! Sinta, Haris sudah di penjara. Kamu juga mau ikut masuk juga?" bantah ibu mertua. Rupanya pikirannya masih waras juga."Kamu beneran bodoh, apa pura-pura? Ya kita main cantik lah. Pergi ke Mbah Surip. Sakit hati, dukun bertindak," kelakar ibunya Haris."Ya ya ya, kenapa gak kepikiran ya," sahut ibu mertua. Setelah itu kakak beradik itu tertawa terbahak-bahak. Sejak saat itu, diam-diam aku selalu mengawasi gerak-gerik mereka. Kemudian memberi informasi pada Tania. Mungkin, untuk pertama kalinya, dia akan menganggap semua ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh Empat

    Aku yakin dia adalah Mas Wisnu. Mata elangnya tak bisa membohongi. Bagaimana bisa jantungku seakan berhenti berdetak ketika tatapan kami beradu. Entah keyakinan dari mana, yang jelas aku benar-benar percaya jika dia adalah Mas Wisnu. Aku harus menelan kekecewaan setelah lelaki itu bergegas keluar, jika benar dia Mas Wisnu, itu artinya dia memang ingin menghindariku. Seolah tersadar dari khayalan, aku pun kembali meluapkan kegembiraan dengan memeluk Mbak Yuni, Ratna yang sengaja datang untuk memberi dukungan, juga Mbak Dina. Wanita yang telah membantuku itu dinyatakan tidak bersalah karena dia juga termasuk korban. Setelah pulang dari pengadilan, aku menyempatkan diri ke makan bapak dan ibu. Menceritakan semua yang terjadi, berkeluh kesah seolah mereka bisa mendengar dan akan membelai rambutku, sebagai tanda sayang seperti waktu kecil hingga remaja dulu.Dering ponsel menghentikan curahan hatiku. Gegas meraih benda pintar yang ada dalam tas selempang yang kubawa.Nama paman seolah me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh Lima

    "Ya Allah, ada yang bilang kalau sebenarnya yang ingin ditabrak itu Nyia. Ya Allah, siapa yang tega melakukan semua ini?""Maafkan aku, Bik," ucapku terbata diantara isak tangis. "Maafkan, aku, Bik." Tubuhku melorot, hingga bersimpuh di kaki wanita yang sudah menganggapku seperti anaknya sendiri itu."Bangunlah, Nyia. Kamu tidak bersalah, Nak. Semua ini sudah takdir," sahut bibik dengan suara bergetar, dan itu semakin membuatku merasa bersalah. "Bangunlah, semua ini sudah takdir." Lagi, bibik mencoba menghibur. Aku akan bertahan, aku pasti kuat dan aku akan menerima semua yang menimpaku dengan ikhlas, tapi aku benar-benar tidak bisa menerima jika semua itu menimpa keluargaku.Andai, andai aku tak mempermasalahkan rumah itu, mungkin semua ini takkan terjadi. Benar kata bapak, seharusnya aku menyerahkan semua pada hukum alam, membiarkan karma yang menjalankan perannya. Aku meringkuk di sofa, menyalakan diri atas semua yang menimpa keluarga. Jangan-

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh Enam - Pov Sinta

    Satu hal yang akan kulakukan setelah bebas adalah menghancurkan Tania, membalas semua yang sudah dia lakukan padaku, bagaimanapun caranya. Wanita itu harus menanggung semua perbuatannya.Hanya wajah masam Mas Wisnu yang menyambut kebebasanku. Padahal aku berharap jika Mas Haris yang datang. Lelaki ini memang lain daripada yang lain, cintanya yang luar biasa pada ibunya, membuatnya tak bisa berkutik di depanku. Entahlah, aku memang tak mencintainya, tapi aku juga tak ingin melepasnya. "Sendirian?" tanyaku setelah duduk di sampingnya, membuatnya melirik sekilas."Seperti yang kamu lihat," sahutnya datar, membuatku kesal. Aku paling tidak suka diacuhkan. Namun, untuk mencapai apa yang aku inginkan, mau tak mau aku harus bersikap manis padanya. Agar dia beranggapan kalau aku sudah berubah."Aku berharap ibu dan ayah juga ikut, Mas. Aku merindukan mereka. Apa ibu baik-baik saja?" Pertanyaanku cukup masuk akal, karena selama di lapas orang tuaku tak pernah membesuk. Kecewa? Tentu saja. Bag

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh tujuh - pov Sinta

    "Mau ke mana, Nak?" tanya ibu mertua yang sedang membersihkan rumah. Tangan keriputnya tengah memegang sapu dan lap."Aku mau ke rumah ibu dan ke warung, Bu. Kangen sama mereka. Gak pa-pa kan, Bu? Oh iya, Mas Wisnu ke mana ya?""Ya gak pa-pa toh, Nak. Wisnu paling ke bengkel. Kamu hati-hati ya. Ingat, nggak usah dengerin omongan orang," pesan wanita baya tersebut."Iya, Bu. Aku pergi dulu ya." Sebenarnya aku sudah muak dengan kepura-puraan ini. Namun, demi dapat tenaga gratis di rumah, aku harus melakukannya.Tujuan utamaku adalah rumah orang tuanya Mas Wisnu. Aku ingin sekali mendengar kabar dari mereka.Semua mata tertuju padaku ketika melewati jalanan gang, sengaja mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Akan kutunjukkan pada orang-orang sekitar kalau aku biak-baik saja, karena aku tidak bersalah.Setelah sepuluh menit berkendara, sampai juga di rumah kakak ibuku. Wanita yang garis wajahnya mirip dengan ibu itu menatapku, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   tiga puluh delapan - pov Sinta

    Setelah pulang dari rumah bude, aku langsung pergi ke warung ibu. Jam segini biasanya mereka ada di sana. Dalam perjalanan aku terus saja memikirkan cara untuk melenyapkan Rindu. Hingga tak terasa sudah sampai di tempat tujuan."Mbak Sinta," sapa beberapa pegawai ketika aku masuk. Tatapanku langsung tertuju pada ibu dan bapak yang sibuk menerima dan memberi kembalian pada pelanggan."Sinta!" Ibu nampak histeris. Wanita yang telah melahirkanku itu langsung meletakan uang yang tadi dipegangnya. Kemudian bangkit dan menghampiriku."Kok sudah sampai, ibu dan Bapak rencananya mau ikut jemput kamu, Nak!" ujar ibu sambil memelukku.Sepersekian detik aku hanya diam menerima perlakuannya, sungguh pandai sekali ibuku ini bersandiwara. "Basa-basinya nanti saja. Itu udah ditunggu pelanggan. Kalau gitu aku mau ke warungku saja," ucapku sambil mengurai pelukannya. Sementara bapak, lelaki itu sama sekali tak menoleh, apalagi menyapa. Entah ada apa dengan kedua orang tuaku ini. Aneh."Eh, Sinta. Tung

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   tiga puluh sembilan - pov Sinta

    "Kamu dengar ibu nggak, Sin? Ingat nggak usah mengusik Tania lagi."Setelah berucap, ibu Kembali keluar meninggalkan aku sendiri di ruangan yang cukup luas dan nyaman ini. Pikiranku melayang ke mana-mana memikirkan cara bagaimana memberi pelajaran pada Rindu.Hingga sesuatu terlintas dalam benak, jika aku sangat mencintai Mas Haris dan rela melakukan apa saja demi dia. Mungkin, Rindu akan melakukan apa saja demi anaknya. Ya, aku harus mendekati anaknya, setelah itu perlahan menghancurkan Rindu.Sebaiknya aku harus cepat-cepat melakukan rencanaku, agar semuanya lekas selesai. Kuraih ponsel yang sedari tadi tergeletak di bantal. Mencari kontak Bude lalu menghubunginya. Setelah mendapat informasi yang kucari, aku segera beranjak."Mau ke mana?" tanya ibu ketika aku melewatinya."Pulang," sahutku asal sambil terus melangkah. Sepanjang perjalanan menuju rumah Rindu, tak henti-hentinya bibir ini bersenandung. Seakan apa yang kurencana

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   empat puluh - pov Sinta

    Aku mengendarai motor tak tentu arah tujuannya, karena benar-benar kesal dengan sikap orang-orang yang dulu patuh padaku. Semuanya breng sek! Ingin rasanya aku menyerah dan memilih untuk ma ti. Namun, aku takkan tenang sebelum menyaksikan penderitaan Tania. Semua ini gara-gara wanita sok baik itu. Andai saja dia dulu aku tak mengenalkan Tania pada Mas Haris, tentu saat ini aku dan Mas Haris sudah hidup bahagia. Aku tahu jika hubunganku dengan Mas Haris tidak dibolehkan, tapi dulu kami saling mencintai, bahkan pernah berjanji akan kawin lari, jika orang tua kami tak merestui. Namun, semua hancur ketika Mas Haris mengenal Tania.Marah? Tentu saja aku sangat marah pada keduanya, Mas Haris dan Tania. Namun, aku tak bisa membenci Mas Haris. Selamanya dia akan bertahta di hatiku, apalagi sikapnya tak berubah walaupun dia menjalin hubungan dengan Tania. Aku sedikit tercengang ketika menyadari bahwa motor yang kukendarai bisa tiba di lapas, tempat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06

Bab terbaru

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   tujuh puluh

    "Serius kamu sudah nikah?" tanyanya dengan wajah jenaka, nampak jelas kalau dia meremehkanku, menganggap ucapanku adalah candaan belaka."Alhamdulillah, iya, Sin," sahutku sambil tersenyum."Kenapa dia nggak kamu ajak ke sini? Harusnya diajak dong, biar nggak disangka hoax.""Dia suamiku," ucapku sambil menoleh sekilas pada Mas Wisnu.Aku tersenyum melihat perubahan pada wajah Sinta, sepertinya dia menahan napasnya. Wajahnya perlahan memerah, menandakan kalau saat ini dia tengah dikuasai angkara."Kalian?! Tidak mungkin! Mas! Kamu jangan diam saja! Katakan kalau yang dikatakan Tania tidak benar, Mas!" teriaknya, secepat kilat Sinta mendorong tubuhku, beruntung Mas Wisnu sigap menangkap."Semua yang dikatakan Tania adalah kebenarannya, Sin. Kami telah menikah beberapa bulan yang lalu. Ingat, kamu juga sudah mengizinkannya," ucap Mas Wisnu. Saat ini dia sudah berada diantara aku dan Sinta."Aku memang mengizinkanmu menikah

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh sembilan

    "Lakukan kalau kamu ingin melakukannya." Aku yang mendengar ucapan Mas Wisnu sampai menggigit bibir. "Apa? Kamu tega Mas! Kamu tega menyuruhku bunuh diri? Kamu tega meninggalkanku sendirian? Sekarang aku sudah tak punya siapa-siapa!""Ini adalah jalan terbaik untuk kita," sahut Mas Wisnu suaranya tetap terdengar tenang."Ini pasti hasutan wanita itu! Istri keduamu! Ternyata dia memang benar-benar ular. Semuanya breng sek! Kamu, orang tuaku, Haris, orang tuanya, ibumu, Tania! Semua breng sek!" Bahkan, dalam setiap amarahnya, Sinta masih saja menyebut namaku."Tak ada yang menghasutku. Semua ini sudah lama kupikirkan. Jika dulu kamu selalu mengancamku karena rasa balas budi. Sekarang aku sudah membayarnya. Jadi, tak ada lagi yang memberatkan langkahku untuk pergi. Jangan menyalahkan orang lain atas perpisahan ini. Karena sejatinya kita tidak pernah bersama. Renungkan kenapa semua ini bisa terjadi. Aku juga bukan orang suci, tapi aku belajar untuk m

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh delapan -Pov Sinta

    "Ibu setelah punya menantu lagi, jadi pinter ya, atau jangan-jangan memang dia yang mengajari."Wanita itu menghela napas, sepertinya ucapanku telah menyentil perasaan, masa bodoh. Aku lakukan itu biar dia tahu kalau aku tidak suka dia terlalu dekat dengan maduku."Ibu tadi bawa buah jeruk kamu mau ibu kupasin?" tanyanya mengalihkan pembicaraan."Nggak, Bu. Malas! Oh iya, kenapa ya, Bu? maduku itu nggak mau ke sini? Ibu pernah tanya ke dia nggak?""Enggak, Sin, tapi dia pernah bilang ke ibu. Dia akan menemuimu kalau kondisimu sudah sehat." Ibu mengambil buah jeruk yang ada di kresek, kemudian mengupasnya tanpa bertanya padaku. Sepertinya dia benar-benar ingin menantangku"Sok peduli, padahal aslinya dia seneng kan aku seperti ini? Biar bisa mendapatkan Mas Wisnu seutuhnya. Buktinya sampai sekarang dia tak mau bertemu denganku.""Sinta, kondisimu baru saja pulih, jadi sebaiknya kamu tidak usah memikirkan hal-hal seperti itu. Istir

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh tujuh - Pov Sinta

    Baru sekarang aku merasakan sangat dicintai oleh seorang lelaki. Mas Wisnu, suami yang selama ini ku anggap tidak berguna, bahkan kehadirannya tak kuanggap sama sekali, selalu ada untukku. Aku yakin dia lebih memilihku daripada istri mudanya.Setiap malam dia selalu menjagaku di rumah sakit, walaupun sikapnya masih dingin dan tak banyak bicara. Wajar, karena selama ini kamu memang jarang berkomunikasi. Mulai sekarang aku akan belajar mencintainya, melupakan masa lalu dan juga Tania. Ternyata, kebencianku pada Tania telah menghancurkan hidupku. Entah ke mana wanita itu, sejak kedatangannya waktu itu, dia tak lagi menampakkan batang hidungnya ke sini. Padahal aku ingin berterima kasih padanya karena dulu menolak Mas Wisnu. Juga ingin memberitahunya, jika aku mampu dimadu.Aku bisa membuktikan apa yang dulu pernah kuucapkan padanya, karena selama ini tak ada masalah yang berarti antara aku dan maduku. Mas Wisnu cukup adil, dan itu membuatku semakin kagum padanya.

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh enam

    "Kekurangan dan keterbatasan ekonomi, membuatnya menjadi pribadi pekerja keras, dan sangat menghormati serta menghargai orang-orang yang membantu dan berjasa dalam hidupnya. Salah satunya Sinta. Ibu sendiri kurang paham, tepatnya kapan mereka berkenalan. Setelah pergi merantau, tiba-tiba dia datang bersama dengan Sinta, dan mengatakan kalau dia adalah istrinya."Aku masih dia menyimak, sambil memijat kaki ibu. Sebenarnya Ibu menolak, bahkan tadi dia yang mau memijit kakiku. "Aku sangat bahagia, Nak Nyia. Dulu, di mataku Sinta adalah wanita yang baik, tutur katanya lembut. Tak tahunya semua itu hanyalah topeng sandiwara. Ibu benar-benar tertipu, Nak Nyia. Kasihan Wisnu, harus menikung hutan batin yang cukup berat. Saat ini pun, dia dalam posisi sulit. Satu sisi Dia sangat mencintaimu, di sisi lain dia tak tega melihat kondisi Sinta. Tak jarang Ibu melihatnya menangis di masjid rumah sakit."Tak terasa air mataku menetes mendengar penuturan i

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh lima

    "Soal Mas Haris bagaimana, Mas?" tanyaku pada Mas Wisnu ketika dia keluar dari kamar mandi. Sengaja menunggunya karena ada banyak hal yang ingin kutanyakan dan kukatakan padanya. Lelaki itu hanya menatapku sekilas, kemudian sibuk memakai bajunya."Apanya? Dia udah dimakamkan?" sahutnya. kali ini dia tengah mengeringkan rambutnya. "Kronologinya bagaimana, Mas? Kok dia bisa meninggal?" Aku benar-benar penasaran."Kalau menurut keterangan polisi, dia terjatuh dari kursi roda, kepalanya membentur ujung ranjang. Hanya itu karena memang tak ada luka yang berarti di tubuhnya." Mas Wisnu melangkah mendekatiku."Haris terlihat sehat, tubuhnya berisi dan juga bersih. Berbeda dengan kondisi Sinta saat kami menemukannya. Sangat miris, Nyia. Tangan dan kakinya dirantai, sementara mulutnya dilakban. Tapi tak ditemukan memar di tubuhnya," imbuhnya setelah duduk di sampingku."Aku tahu, tadi aku dari rumah sakit," kataku sambil

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh empat - Pov Sinta

    Pagi ini tubuhku terasa sakit semua, sebenarnya setiap hari aku juga merasakannya, tapi hari ini sakitnya lebih parah. Dari kepala sampai ujung kaki, semua terasa ngilu. Tubuhku menggigil dalam gudang yang gelap dan pengap ini. Biasanya bude akan membangunkanku, mengapa hari ini dia tak kunjung membuka pintu.Setelah menunggu dan mulai gelisah karena rasa sakit di kepala yang semakin kuat. Aku mendengar derap langkah, entah milik siapa. Apakah ini sebuah pertolongan? Memikirkan itu semangatku berkorbar, dan dengan sisa-sisa tenaga kupaksakan diri ini bangkit, lalu merangkak ke arah pintu, setelah itu berteriak sekuat yang kumampu."Sepertinya ada orang di dalam!" seru seseorang dari balik pintu. Aku pun semakin bersemangat untuk berteriak."Dobrak saja pintunya!" Mendengar itu, aku langsung bergeser agar tidak terkena daun pintu yang mungkin akan lepas dari bingkainya.Air mataku tumpah setelah pintu berhasil didobrak. "Sinta!" Itu seperti su

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh tiga - Pov Sinta

    "Kalau melakukan pekerjaan itu yang bener, Sin. Lihat semua masih kotor, dah kamu kerjakan lagi," titah bude sambil melempar piring yang dipegangnya. Badanku gemetar mendengar benturan antara piring dan lantai. Wanita yang dulu sangat kucintai itu memang tak pernah berkata keras, tapi sangat menakutkan."Bersihkan, setelah itu baru makan," imbuhnya sambil melangkah pergi. Aku tak bisa menjawab, karena mulutku dilakban sangat banyak sampai memutari kepala. Sedangkan tangan dan kakiku di rantai. Entah sudah berapa kali aku tak sadarkan diri dan sadar di tempat yang sama. Jika bisa meminta, aku ingin Tuhan mencabut nyawaku saja, dari pada hidup seperti ini.Mereka memang tak menyiksa ragaku, tak pernah memukul atau melakukan kekerasan fisik, hanya saja bude dan pakde tak membiarkan aku beristirahat, ada saja yang harus kukerjakan. Semua semakin berat karena aku tidak leluasa bergerak, dan dalam kondisi lapar.Mas Haris hanya bisa menatapku dari atas kurs

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh dua

    "Apa yang aneh, Mas?" Aku semakin bingung dengan sikapnya."Sinta. Setiap hari yang menghubungiku itu budenya. Setiap aku mau bicara dengan Sinta, dia selalu bilang kalau Sinta sibuk mengurus Haris. Sementara setiap hari budenya meminta uang lebih.""Mungkin, Sinta beneran sibuk, Mas. Bisa aja, kan?""Iya, sih, tapi tetap saja aneh, Nyia." Setelah itu kami sama-sama diam, aku kembali memikirkan Ratna. Entah Mas Wisnu tengah memikirkan apa. Sinta mungkin. Terserah lah.Setelah beberapa saat dalam keheningan, ibu memanggil untuk mengajak makan malam. Aku dan Mas Wisnu pun segera bangkit."Ibu kok repot-repot masak toh, Bu?""Nggak pa-pa, Nyia. Ibu jenuh kalau diam saja. Lagian kan ibu sudah sehat."Penampilan sambel terasi buatan ibu mertua sangat menggugah selera. Saat hendak duduk, aku baru teringat Ratna. Setelah bilang pada Mas Wisnu kalau hendak mencari Ratna, aku segera beranjak mencari keberadaan adik

DMCA.com Protection Status