Semua Bab Sebatas Pernikahan Bisnis: Bab 41 - Bab 50

120 Bab

Maafkan aku, menyakitimu.

Deg. Jantung Anjani memompa lebih cepat. Matanya membeliak, melihat notifikasi pesan itu.Aku merindukanmu, Arjuna.“Ada apa, Anjani?” Arjuna keluar dari kamar mandi, sontak membuat Anjani tak sengaja menjatuhkan ponsel tersebut. Brugh!Dahi Arjuna mengernyit. Ponsel itu adalah miliknya. Lantas mengapa ada dalam genggaman Anjani. Pikiran negatif pun menyerbu ruang otak pria itu. Ia bergerak mendekat dengan langkah cepat. Menghampiri Anjani yang tengah membeku. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca, bibirnya mengatup namun tampak getaran yang tak bisa disembunyikan. Mereka saling menatap dari kejauhan. “Hei, ada apa?”Arjuna memutar gadis itu menghadapnya, sementara Anjani terus menyembunyikan wajahnya.“Eung?” Anjani gelagapan. Ia tak tahu—lidahnya seketika kelu.“Kau melihat apa?”“A, I-Itu ...” Anjani kian gugup. Gadis itu merasakan cengkraman di bahunya. Arjuna mencekal bahu itu, lalu menengadahkan wajahnya yang berusaha ia sembunyikan. “T-tidak ada.” Anjani bingung. Pesan te
Baca selengkapnya

Unpredictable!

“Bagaimana hubunganmu dengan gadis itu?”Seorang pria terdiam, gelas yang hampir ia taruh di atas nakas seketika tertahan. Senyum mengulum tipis di wajahnya. Disaat berikutnya, ia lanjut menaruh gelas tersebut, lalu bergeser sedikit di tepi ranjang, mencari posisi ternyaman. Netranya memandang lembut wanita tua yang bersandar pada punggung ranjang. “Entahlah, Nek.” “Bukankah kalian berencana untuk menikah?” Lagi-lagi senyum tipis tampak di bibirnya. Dan ya, setelah mendengar kabar kondisi kesehatan neneknya, Rama mencoba mengambil hati Nirwasita dengan meluangkan waktu untuk menjaga wanita tua itu. Setelah kembali dari rumah sakit, Rama selalu ada di sisi sang nenek dan menggeser posisi Arjuna. Kepergian Arjuna tentu menjadi kesempatan bagi Rama untuk merebut hati Nirwasita.“Apa kalian ada masalah?”Melihat respon Rama yang begitu lama. Membuat Nirwasita mengambil kesimpulan bahwa hubungan Rama dan Kayla memang sedang tidak baik-baik saja.Disaat berikutnya, Rama mengangguk. “Ada
Baca selengkapnya

Mari kita akhiri, disini.

Deg. Anjani merasa dentuman keras menghujam jantungnya. Bagai tersambar petir. Otaknya seketika ngeblank. Detak jantungnya berhenti sejenak. Matanya membulat dan bibir pun bergetar. Mendengar kata ‘bercinta’ membuat dadaa Anjani memanas. ‘Jadi foto itu bukan rekayasa? Bahwa mereka tidur bersama…’Nirwasita yang sejak tadi menahan, hatinya seolah hancur berkeping.Anjani hanya bisa membeku, mencerna kata-kata yang keluar dari bibir Rama. Ia menyesal mengapa harus mendengar hal yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. “Cukup!” pekik wanita tua disana. Dibandingkan kondisinya saat itu, Nirwasita jauh lebih mengkhawatirkan perasaan Anjani yang sedari tadi bergeming. Memandang wajahnya saja, Nirwasita bisa menebak seberapa remuk hati Anjani saat ini. Ucapan yang terlontar dari Rama sungguh membuat siapapun yang mendengarnya pasti terluka.Emosi Arjuna meluap, matanya menusuk, rahangnya menggertak. Tatapannya kini berubah menjadi buas. Namun, kakinya tertahan, seperti ada magnet ya
Baca selengkapnya

Ketakutan Arjuna

“Mari kita akhiri, disini …” lirih Anjani.Arjuna terperanjat. Matanya membulat tak percaya kata-kata yang baru saja lolos dari bibir gadis itu. Pria itu pun menggeleng. Tak banyak bicara, Anjani gegas menarik ujung koper dan berlalu. Arjuna yang masih tak percaya, lantas menahan tangan gadis itu. “Omong kosong macam apa ini!” Nafas Arjuna terdengar kasar. Jantungnya kian berdebar, dirinya dihantui ketakutan. Anjani tak ingin mendengar, langkahnya semakin mantap keluar dari pintu kamar yang dihadang pria itu. “Apalagi? Bukankah ini akhir yang kau mau? Bukankah kau sudah dapatkan semua keinginanmu?”Dengan mata berkilat, Anjani menghunus netra pria itu. Hatinya tak bisa menerima kenyataan bahwa Arjuna masih berhubungan baik dengan sang mantan, perjanjian yang mereka sepakati semakin tak berguna rasanya. Arjuna telah mengingkari semua yang tertulis di perjanjian itu. Bahkan lebih menyakitkannya lagi, Arjuna telah memiliki gadis itu sepenuhnya. Lalu apa yang diperoleh gadis itu? Kesak
Baca selengkapnya

Terbongkar

“Dasar bodoh!”Naomi spontan mengumpat pria di hadapannya. Memandang Arjuna dengan rasa kesal juga simpati. Meskipun baru mengenal pria itu sejak lima tahun lalu, Naomi cukup merasa Arjuna sosok yang perlu dikasihani. Kurangnya figur ayah, membuat pria itu sangat berbeda dengan kebanyakan pria yang dikenalnya. “What?”Tatapan menghardik tertuju pada gadis itu. Naomi tentu biasa saja, tidak seperti para pegawai mereka yang ditekan rasa takut saat berhadapan dengan Arjuna. “Aku pernah memperingatimu dari awal. Hubungan yang dimulai seperti itu, ya, akan berakhir seperti ini. Akhirnya kalianlah yang tersakiti. Terlebih kau punya trauma tentang sebuah hubungan. Kau punya trust issue, bahwa hubungan pernikahan tak akan membuatmu bahagia.”“Aku sudah meyakinkan diriku! Aku berusaha membuka hati dan belajar mencintai Anjani. Namun, masalah silih berganti yang aku pun tak tahu mengapa terjadi.” “Itu karena ambisimu untuk menghancurkan Rama masih kuat! Kau melibatkan seseorang yang seharusn
Baca selengkapnya

Asing

“Aku tak bisa, Kayla. Kau tahu bahwa aku sudah menikah?” “Persetan dengan hubungan pernikahan kalian!” seru Kayla dengan kalimat sarkas. Sinar matanya berkilat, bibirnya bergetar, alisnya mengangkat. Kayla benar-benar murka. “Kau pikir aku tidak tahu bahwa hubungan kalian hanya sandiwara?” sambungnya kemudian. Mata Arjuna membulat, jemari yang tengah bermain cangkir, tiba-tiba terhenti. Ia menelan ludah. Di detik berikutnya suara gelak tawa terdengar menakutkan, Kayla tertawa melihat reaksi Arjuna yang begitu berlebihan. “Reaksimu sangat berlebihan, Arjuna!” Kayla memandang wajah pria dihadapannya yang mengeluarkan sedikit air keringat di pelipisnya. “Kau tidak benar-benar sedang bersandiwara seperti yang ada di drama korea, ‘kan?” telisik Kayla sambil mengambil sumpit di meja itu. Pandangan Kayla masih tertuju pada pria itu dan disaat yang sama, sesumpit nasi masuk ke dalam mulutnya. Arjuna berdeham, menetralisir kegugupannya, ternyata Kayla hanya sembarang berucap.
Baca selengkapnya

Masa Lalu..

“Nek, seandainya Arjuna tak pernah menikah denganku—apakah dia akan tetap ada di posisinya saat ini?” Dahi Nirwasita mengernyit. “Maksudku—mendapatkan segala apa yang dia inginkan?”Sejenak wanita itu termangu. Disaat berikutnya, Nirwasita tersenyum. “Arjuna berhak atas apa yang kumiliki, termasuk hidup Nenek ini,” terang wanita itu dengan nada getir. Anjani terpegun. Mendengar nada getir yang terucap dari bibir wanita itu, membuat hati Anjani kembali melunak. Rasa iba untuk tidak meninggalkan sang suami kembali memenuhi ruang otaknya. Kerap kali ia berpikir bahwa Arjuna hanya pria malang yang dihancurkan oleh perceraian kedua orang tua. Serta memberi trauma yang cukup membekas. “Saat mendiang Sivaa membawa Arjuna pergi dari rumah … sejak itu pula Nenek kehilangan kontak dengan mereka. Mendiang Yudhistira cukup keras saat itu bahkan Nenek sendiri tak mengerti apa yang merasukinya hingga melarang Nenek berhubungan dengan Arjuna maupun mendiang ibunya.” Mata Nirwasita menerawang d
Baca selengkapnya

Perang Dingin

“Bukankah sebelum Pak Arjuna menandatangani proyek ini, anda sudah tahu detail model bisnisnya?” sanggah Anjani dengan formal hingga membuat Arjuna terdiam. Anjani tahu bahwa saat ini Arjuna tengah menguji Ammar di hadapan para middle top manajemen yang hadir. Entah apa yang terjadi antara kedua pria disana, namun yang jelas Anjani menerka sesuatu tak beres telah terjadi. “Sebagai Direktur bidang itu, saya sudah menganalisa kemungkinan resiko yang akan terjadi. Bukankah anda juga tahu prediksi dari tingkat keberhasilan proyek ini?”Anjani seolah menantang, giginya beradu dengan mulut terbungkam. Saat di kantor keduanya sama sekali tidak terlihat seperti sepasang suami istri yang saling mencintai. Itu mengapa, banyak isu yang beredar bahwa Arjuna menikahi Anjani tidak benar-benar dalam keadaan sadar dan hanya sebagai bentuk pelarian dari kisah cintanya terdahulu bersama Kayla. Para peserta rapat saling memandang satu sama lain, melihat sikap Anjani yang terkesan melindungi Ammar, mem
Baca selengkapnya

Aku merindukanmu..

“Kau sudah datang?” Arjuna dan Anjani saling memandang dalam diam. Hening. Kris yang memahami situasi, segera meninggalkan keduanya. Tanpa pamit, ia berlalu. Saat pintu tertutup dan Kris hilang dari padangan, Arjuna tersadar. Ia berdeham, menaruh berkas lalu menghampiri gadis itu. Langkah kaki Arjuna dan Anjani saling mendekat, hingga akhirnya mereka bertemu di dekat sofa. “Rencana anggaran yang ku—” Belum genap ucapan itu lolos dari mulutnya, Anjani menyela, “Ini.”Arjuna menatap sebuah map lalu Anjani bergantian. Saat berikutnya, Arjuna mempersilahkan gadis itu duduk, meski tanpa senyum, Anjani merasa sikap Arjuna lebih baik dibangdikan saat itu. Namun, Anjani menolak, hingga membuat Arjuna merasa asing terhadap gadis tersebut. Mereka sungguh seperti pekerja dan pemberi kerja, tak sedikit pun terlihat kedekatan disana. Arjuna lantas hanya bisa membiarkan. “Semua detail sudah saya jelaskan disana—ada beberapa catatan agar anda bisa memahaminya … dan jika tidak ada lagi yang ingin
Baca selengkapnya

Siasat Nenek…

“Aku akan menunggu, sampai kapan pun itu. Bukankah kalian akhirnya akan bercerai?”Arjuna terkesiap. Matanya membulat. Pernyataan macam apa itu. Arjuna melangkah dengan cepat lantas menarik lengan gadis itu. Jantungnya bergemuruh. Arjuna marah, benar-benar marah. “Siapa bilang kami akan bercerai?”Kayla mendesah kesakitan, Arjuna mencengkram tangan gadis itu dengan kuat, hingga membuat Kayla ketakutan.“Akh … sakit,” keluh Kayla, memelas. Ia belum menjawab pertanyaan Arjuna. Ia hanya meringis mencari simpati pria disana. Setelah emosi Arjuna terlihat reda dan lengannya lepas dari cengkaraman tersebut, Kayla meraih jemari Arjuna lalu mengusapnya lembut. Terdengar deru nafas tak beraturan dari emosi Arjuna yang meluap. Pria itu memandang Kayla setelahnya.“Sebelum bertemu denganmu, Anjani mengajakku bicara.” Kayla memulai dengan nada datar dan pelan, mencoba membawa suasana menjadi dramatis. Kedua alis Arjuna bertaut dengan mata menyipit. “Setidaknya, tunggu sampai kami bercerai. Maka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status