“Kau sudah datang?” Arjuna dan Anjani saling memandang dalam diam. Hening. Kris yang memahami situasi, segera meninggalkan keduanya. Tanpa pamit, ia berlalu. Saat pintu tertutup dan Kris hilang dari padangan, Arjuna tersadar. Ia berdeham, menaruh berkas lalu menghampiri gadis itu. Langkah kaki Arjuna dan Anjani saling mendekat, hingga akhirnya mereka bertemu di dekat sofa. “Rencana anggaran yang ku—” Belum genap ucapan itu lolos dari mulutnya, Anjani menyela, “Ini.”Arjuna menatap sebuah map lalu Anjani bergantian. Saat berikutnya, Arjuna mempersilahkan gadis itu duduk, meski tanpa senyum, Anjani merasa sikap Arjuna lebih baik dibangdikan saat itu. Namun, Anjani menolak, hingga membuat Arjuna merasa asing terhadap gadis tersebut. Mereka sungguh seperti pekerja dan pemberi kerja, tak sedikit pun terlihat kedekatan disana. Arjuna lantas hanya bisa membiarkan. “Semua detail sudah saya jelaskan disana—ada beberapa catatan agar anda bisa memahaminya … dan jika tidak ada lagi yang ingin
Baca selengkapnya