Share

Asing

Penulis: ekaphrp
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Aku tak bisa, Kayla. Kau tahu bahwa aku sudah menikah?”

“Persetan dengan hubungan pernikahan kalian!” seru Kayla dengan kalimat sarkas.

Sinar matanya berkilat, bibirnya bergetar, alisnya mengangkat. Kayla benar-benar murka.

“Kau pikir aku tidak tahu bahwa hubungan kalian hanya sandiwara?” sambungnya kemudian.

Mata Arjuna membulat, jemari yang tengah bermain cangkir, tiba-tiba terhenti. Ia menelan ludah.

Di detik berikutnya suara gelak tawa terdengar menakutkan, Kayla tertawa melihat reaksi Arjuna yang begitu berlebihan.

“Reaksimu sangat berlebihan, Arjuna!”

Kayla memandang wajah pria dihadapannya yang mengeluarkan sedikit air keringat di pelipisnya.

“Kau tidak benar-benar sedang bersandiwara seperti yang ada di drama korea, ‘kan?” telisik Kayla sambil mengambil sumpit di meja itu.

Pandangan Kayla masih tertuju pada pria itu dan disaat yang sama, sesumpit nasi masuk ke dalam mulutnya. Arjuna berdeham, menetralisir kegugupannya, ternyata Kayla hanya sembarang berucap.

ekaphrp

Hayoo masih adakah yang ikuti cerita ini? Yuk absen give me the comment and GEM. Thank you.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Masa Lalu..

    “Nek, seandainya Arjuna tak pernah menikah denganku—apakah dia akan tetap ada di posisinya saat ini?” Dahi Nirwasita mengernyit. “Maksudku—mendapatkan segala apa yang dia inginkan?”Sejenak wanita itu termangu. Disaat berikutnya, Nirwasita tersenyum. “Arjuna berhak atas apa yang kumiliki, termasuk hidup Nenek ini,” terang wanita itu dengan nada getir. Anjani terpegun. Mendengar nada getir yang terucap dari bibir wanita itu, membuat hati Anjani kembali melunak. Rasa iba untuk tidak meninggalkan sang suami kembali memenuhi ruang otaknya. Kerap kali ia berpikir bahwa Arjuna hanya pria malang yang dihancurkan oleh perceraian kedua orang tua. Serta memberi trauma yang cukup membekas. “Saat mendiang Sivaa membawa Arjuna pergi dari rumah … sejak itu pula Nenek kehilangan kontak dengan mereka. Mendiang Yudhistira cukup keras saat itu bahkan Nenek sendiri tak mengerti apa yang merasukinya hingga melarang Nenek berhubungan dengan Arjuna maupun mendiang ibunya.” Mata Nirwasita menerawang d

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Perang Dingin

    “Bukankah sebelum Pak Arjuna menandatangani proyek ini, anda sudah tahu detail model bisnisnya?” sanggah Anjani dengan formal hingga membuat Arjuna terdiam. Anjani tahu bahwa saat ini Arjuna tengah menguji Ammar di hadapan para middle top manajemen yang hadir. Entah apa yang terjadi antara kedua pria disana, namun yang jelas Anjani menerka sesuatu tak beres telah terjadi. “Sebagai Direktur bidang itu, saya sudah menganalisa kemungkinan resiko yang akan terjadi. Bukankah anda juga tahu prediksi dari tingkat keberhasilan proyek ini?”Anjani seolah menantang, giginya beradu dengan mulut terbungkam. Saat di kantor keduanya sama sekali tidak terlihat seperti sepasang suami istri yang saling mencintai. Itu mengapa, banyak isu yang beredar bahwa Arjuna menikahi Anjani tidak benar-benar dalam keadaan sadar dan hanya sebagai bentuk pelarian dari kisah cintanya terdahulu bersama Kayla. Para peserta rapat saling memandang satu sama lain, melihat sikap Anjani yang terkesan melindungi Ammar, mem

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Aku merindukanmu..

    “Kau sudah datang?” Arjuna dan Anjani saling memandang dalam diam. Hening. Kris yang memahami situasi, segera meninggalkan keduanya. Tanpa pamit, ia berlalu. Saat pintu tertutup dan Kris hilang dari padangan, Arjuna tersadar. Ia berdeham, menaruh berkas lalu menghampiri gadis itu. Langkah kaki Arjuna dan Anjani saling mendekat, hingga akhirnya mereka bertemu di dekat sofa. “Rencana anggaran yang ku—” Belum genap ucapan itu lolos dari mulutnya, Anjani menyela, “Ini.”Arjuna menatap sebuah map lalu Anjani bergantian. Saat berikutnya, Arjuna mempersilahkan gadis itu duduk, meski tanpa senyum, Anjani merasa sikap Arjuna lebih baik dibangdikan saat itu. Namun, Anjani menolak, hingga membuat Arjuna merasa asing terhadap gadis tersebut. Mereka sungguh seperti pekerja dan pemberi kerja, tak sedikit pun terlihat kedekatan disana. Arjuna lantas hanya bisa membiarkan. “Semua detail sudah saya jelaskan disana—ada beberapa catatan agar anda bisa memahaminya … dan jika tidak ada lagi yang ingin

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Siasat Nenek…

    “Aku akan menunggu, sampai kapan pun itu. Bukankah kalian akhirnya akan bercerai?”Arjuna terkesiap. Matanya membulat. Pernyataan macam apa itu. Arjuna melangkah dengan cepat lantas menarik lengan gadis itu. Jantungnya bergemuruh. Arjuna marah, benar-benar marah. “Siapa bilang kami akan bercerai?”Kayla mendesah kesakitan, Arjuna mencengkram tangan gadis itu dengan kuat, hingga membuat Kayla ketakutan.“Akh … sakit,” keluh Kayla, memelas. Ia belum menjawab pertanyaan Arjuna. Ia hanya meringis mencari simpati pria disana. Setelah emosi Arjuna terlihat reda dan lengannya lepas dari cengkaraman tersebut, Kayla meraih jemari Arjuna lalu mengusapnya lembut. Terdengar deru nafas tak beraturan dari emosi Arjuna yang meluap. Pria itu memandang Kayla setelahnya.“Sebelum bertemu denganmu, Anjani mengajakku bicara.” Kayla memulai dengan nada datar dan pelan, mencoba membawa suasana menjadi dramatis. Kedua alis Arjuna bertaut dengan mata menyipit. “Setidaknya, tunggu sampai kami bercerai. Maka

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Kesempatan kedua…

    Anjani terdiam ketika mobil Arjuna memasuki halaman parkir, ia mendengar suara ban berdecit. Setelah itu, ia melihat sosok Arjuna di hadapannya. Jantungnya pun seolah tak aman. “Kau datang?” tanya Arjuna.“Hmmm,”Anjani menjawab sekenanya. Gadis itu berusaha agar terlihat mampu tanpa ada Arjuna di sisinya. Sudah hampir dua minggu mereka pisah rumah dan sejak saat itu pula Anjani merasa cukup mampu mengendalikan dirinya untuk tidak menangis. Namun, ia tak mengingkari bahwa dirinya sangat merindukan Arjuna. Kemudian mereka kembali tak bertegur sapa. Anjani berlalu lebih dulu meninggalkan Arjuna yang menatap kepergian dirinya. Meja makan telah di dominasi suara garpu dan sendok yang tengah beradu. Nyonya Nirwasita memandangi cucu dan cucu mantunya bergantian. Arjuna duduk di sisi kiri dan Anjani di sisi kananya, membuat Nyonya Nirwasita tak henti menggelengkan kepala. Tingkah dua bocah itu bagai anak remaja yang sedang bertengkar, bahkan saling memandang pun mereka menghindar, membuat

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Malam Panas

    Cup! Anjani merasakan sebuah bibir mengecupnya lembut, lalu sedetik kemudian Arjuna memperdalam ciuman itu hingga berubah penuh gairah. Jemari Arjuna turun ke leher namun bibirnya terus memainkan irama, sesekali lidahnya menggelitik, membuat Anjani merasakan sensasi yang begitu luar biasa. Jiwanya seolah menginginkan lebih. Arjuna lantas memperdalam ciuman itu hingga tercipta melodi indah dari bibir sang gadis. Nafas mereka saling bertemu lalu menciptakan suasana semakin panas. Bahkan suhu ruangan yang dingin seolah tak bisa mendinginkan tubuh mereka yang terus bergejolak. Air keringat mulai terlihat di pelipis keduanya, Arjuna merasa tubuhnya semakin memanas, seperti tahu apa yang dipikirkan, Anjani membantu pria itu membuka kancing kemeja satu persatu dengan tidak sabaran, sementara bibir mereka masih saling berpagut. Arjuna mengangkat tubuh Anjani, membawanya dalam dekapan tanpa membiarkan bibir mereka terlepas. Bersamaan dengan itu, Arjuna berjalan mundur, membawa Anjani ke arah

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Jangan berubah lagi, ya.

    Beberapa saat kemudian, Anjani yang sudah bangun sejak tiga puluh menit lalu, memandang wajahnya di depan cermin, mengulang kembali memori yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, tanpa sadar, ia membelai bibir yang menjadi mangsa Arjuna saat itu, rasanya menggelitik, ketika dirinya mengingat kembali ciuman hangat tersebut. Ia mengutuk pikiran kotornya di pagi hari. Sudut bibirnya terangkat, hingga sebuah tangan menyentuh pucuk kepala dan detik berikutnya mendaratkan sebuah kecupan disana, Anjani baru menyadari kehadiran Arjuna yang tengah berdiri dibelakangnya. Mereka saling memandang dari cermin. Senyuman dibalas dengan senyuman, baru kali ini Anjani merasa hidupnya begitu sempurna.Tangan Arjuna turun ke bahu dan disaat itu pula, Anjani meraih tangan yang telah mendekapnya erat, semalam. “Jangan berubah lagi, ya,” pinta Anjani dengan nada lirih. Tak memberinya jawaban, Arjuna memberi sebuah kecupan yang kedua di pucuk kepala gadis itu. Mereka turun untuk sarapan, karena wak

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Mengganggu saja!

    Tok… Tok… Tok…Kecupan manis baru saja mendarat di mata kanan gadis itu, suara ketukan pintu menjeda mereka. Tak menghiraukan, Arjuna hendak mendaratkan kecupan selanjutnya di bibir sang istri, namun, ketukan pintu disana semakin kencang, hingga membuat konsentrasinya pecah. Arjuna pun bangkit, menghela nafas kasar dan menunjukkan raut wajah kesal. Disaat yang sama, Anjani bangkit, merapikan rambutnya yang mungkin sudah berantakan. Lalu kakinya berpijak, mencoba mengekori Arjuna. Arjuna membuka pintu lalu menampilkan sosok yang begitu mengejutkan.“Kau?”Arjuna memekik, matanya memicing, menatap seseorang yang tak seharusnya disana. “Mengapa kau ada disini?” tanya pria itu, heran. Pria lain terkesiap, matanya mengerjap beberapa kali. Terkejut mungkin, niat hati datang untuk koordinasi pekerjaan, ia justru mendapat tatapan sinis atasannya. Yups. Di ambang pintu itu telah berdiri Kris membawa setumpuk dokumen yang dibutuhkan. “Bukankah kau yang menyuruhku membawa dokumen penting ini u

Bab terbaru

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Biarkan Dia Memilih …

    Di tengah perbincangan yang santai, ketiga gadis yang saling bersahabat mulai mengarah pada Anjani. Salah satunya, Naomi. Setelah Raina tertidur di stroller, Naomi tak henti mengamati kedekatan Sadewa dan Chayra di sisi tembok yang sedang mereka warnai. Meski gadis cilik di hadapannya itu sangat terlihat tenang dan fokus terhadap aktivitasnya, tapi Sadewa sesekali menggoda dengan menggores tinta ke pipinya.“Sadewa!”Suster dari keluarga Hoover pun menenangkan sang majikan, ia berlutut dan mengelus dada gadis cilik tersebut.Naomi dibuat penasaran dengan kedekatan itu. Tak sekali dua kali pula Kris mengatakan tentang perjodohan keluarga Barathawardana dan Hoover.“Jadi, benar?”Naomi mencondongkan tubuhnya seraya bertanya pelan. Sementara Kayla hanya mengamati kedua orang yang sudah

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Enam Tahun Kemudian

    “Sadewa apa yang kau lakukan! Kembalikan!”Seorang gadis cilik bermata biru mengerang kesal ketika anak laki-laki itu mengambil boneka dari tangannya lalu berlari mengelilingi ruangan tersebut. Wajahnya begitu bahagia mengerjai gadis sebaya yang rambutnya dikuncir dua.“Sadewa ….”Sang ibu yang tengah membantu bibi Sri di dapur mengingatkan dengan datar. Sementara ayah mereka tengah berdiskusi di ruang tamu. Ketika kedua anak itu saling berlari dan terus kejar mengejar melewati Arjuna dan Jarvis, senyum terbit diantara pria dewasa disana.Arjuna berhasil menangkap Sadewa yang melewati jalan kosong di hadapannya.“Hap! Tertangkap!” seru Arjuna.Sementara Chayra merajuk diatas pangkuan sang ayah.“Ayah ….”“Tidak apa-apa, Sayang. Sadewa hanya ingin bermain denganmu.”“Sadewa, kau tidak boleh seperti itu, ya, Nak.”Anjani yang baru

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Ya, Aku Berjanji!

    “Berjanjilah untuk bersikap hangat padaku ….”Di tengah nafas yang memburu, mata mereka saling memandang lekat.“Ya, aku berjanji!”Tak lama kemudian, Rama pun melanjutkan ciuman panas mereka. Bibir saling bertaut dibersamai saliva yang bertukar hangat membuat hasrat mereka kian membara. Rama tak lagi ingat bahwa ia takut akan sebuah komitmen. Gejolak primitifnya kian membara, membuat dirinya tak bisa mengendalikan naluri yang terus membawanya jauh. Mereka menyatu dengan cepat bersama suara indah yang menusuk ke telinga. Lambat laun, Kayla mulai merasa bahwa ia pun tak bisa menolak permainan itu. Jemarinya menyusuri kulit punggung sang pria, sesekali tanpa sadar ia mencakarnya kuat.“Ah!”Rama terus bergerak dengan tempo yang cepat seraya menciuminya tanpa ampun.“Hmmmmmp!”“I gonna crazy because of you, Kay ….”Di tengah desakan yang kian memunc

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Berjanjilah!

    Kayla melangkah dengan tergesa ketika lift telah mengantarkannya ke lantai dasar. Ia gegas melangkah dengan tergesa. Beberapa pegawai yang melihatnya langsung menundukkan kepala seraya menghormati. Ketika berhasil melewati pintu lobi yang berputar dan hampir menarik handle pintu mobil yang terparkir disana, seseorang menahan jemarinya.“Biar aku antar,” ucap pria itu.Kayla menatap tangannya yang hangat dalam genggaman. Lalu, ia menatap pria itu dengan dalam. Sungguh! Ingin rasanya ia mencaci. Namun, ia tak mampu lakukan itu. Faktanya gengsi wanita memang lebih besar. Dan Kayla, menyingkirkan genggaman itu dengan tangannya yang lain.“Tidak perlu.”Gadis itu hendak menarik kembali handle pintu tersebut. Namun, lagi-lagi tertahan.“Jangan keras kepala!”“Tsk!”Kayla berdecih sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.“Jangan sok peduli!”

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Satu Bulan Sebelum Pernikahan

    “Kau mau mandi bersama?”Kris mengerlingkan mata pada gadis yang kini telah resmi menyandang status sebagai istrinya. Naomi yang tengah berbaring disisinya, lantas menoleh. Pipi pun jadi merona seketika. Ini bukan kali pertama—tapi mendengar pertanyaan itu membuat gemuruh jantungnya berdetak hebat.“Eung …”Tak butuh jawaban dari wanita itu. Kris langsung beranjak lalu membopong gadis itu hingga Naomi terpekik karena gerakan yang begitu tiba-tiba.“Kyaaaaaaaa!”Meskipun begitu, Naomi begitu merasa dicintai. Tak pernah menyangka bahwa pria yang selama ini bekerjasama dengannya sebagai rekan kerja, menjadi pasangan seumur hidupnya.Waktu berlalu begitu saja—entah sejak kapan mereka telah berada dalam kondisi yang polos dan saling berpangkuan di atas bathup. Meski udara dingin menusuk tulang, keduanya justru dibasahi oleh peluh yang bercampur dengan air busa di bathup ters

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Sebuah Perjanjian

    “Apa kau sudah menikah?” Jantung Rama seketika diremas, setiap kali bertemu orang dan di usianya yang menginjak kepala tiga—pertanyaan tentang pernikahan selalu mengiang di telinganya. Padahal, mereka ke tempat itu untuk membicarakan soal bisnis. Tapi, Tuan Hoover seolah memancing adrenalin-nya. Rama melirik ke arah Arjuna yang tersenyum tipis, seperti orang yang sangat bahagia atas penderitaan orang lain. “I-tuuuu,” gumam Rama. Sebenarnya ia bisa saja menjawab bahwa sudah ada calon dan akan segera melangsungkan pernikahan. Tapi bibirnya terasa kaku. “Sayangnya, aku tak mungkin memberikan putriku untukmu, Rama ….” “Apa?” “Apa?” Kontan Arjuna dan Rama membeliak. “Karena Chayra sudah milik Sadewa.” Lelucon macam apa itu, Rama hampir mencelos mendengar pernyataan Jarvis. Ternyata ia hanya bergurau. ‘Ya Tuhan … lelucon macam apa itu.’ Rama bermonolog lalu tersenyum tipis. Di tengah makan mal

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Lagi-Lagi Ditanya Kapan Menikah?

    Memandang wajah Rama yang berubah pias membuat Kayla tersenyum dibalik Zivaa yang penuh mengisi layar ponsel itu. Zivaa dan Sadewa seolah sengaja membuat Rama tak berkutik dengan menggodanya.“Ayolah, Paman! Jangan membuat Bibi Kayla menunggu lebih lama lagi.”“Eung …”Di ujung panggilan video itu, terlihat Rama yang terus menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia terdengar menghela nafas berkali-kali.“Sudahlah, kalian jangan terus menerus menggoda Paman Rama.”Anjani meraih ponsel itu dari wajah Zivaa dan mengembalikannya pada Kayla. Ia lantas merebut Sadewa dalam genggaman sang ibu mertua.“Bu, biarkan Kayla berbicara dengan Rama. Mereka pasti saling merindukan,” goda Anjani.Lantas ia beranjak menuju kamar Sadewa.“Ayo, Bu!”Zivaa pun mengangguk dan berpindah dari ruang keluarga menuju kamar anak bayi itu. Setelah kedua orang itu berlalu dan menghilang dari pandangan. Kayla lantas menatap layar ponsel itu dengan senyum tak biasa.“Kau menertawakanku?” “Tidak. Hanya saja … lucu.”“Ap

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Bibi Kayla

    Dalam perjalanan menuju bandara, Rama tak berhenti diam. Ia terus mendengus sambil sesekali mengecek ponselnya. Hasrat yang belum tuntas dan rasa rindu pun sudah menggebu bahkan sebelum ia benar-benar meninggalkan tanah air. Arjuna yang sedari tadi mengamati, hanya bisa menggelengkan kepala. Dasar si keras kepala itu. Ia tidak ingin cepat-cepat menikahi wanita yang sudah jelas dicintai.“Baru saja bertemu, kau sudah rindu?”Rama pun menoleh hingga matanya bersirobok di udara dengan Arjuna.“Ya?”“Kau itu terlalu gengsi!”“Apa?”Tak lama suara gelak tawa memenuhi penjuru mobil. Arjuna terlihat begitu puas menertawai sang adik yang jelas-jelas tengah dilanda frustasi.“Ada yang lucu?” tanya Rama kesal karena ditertawai begitu saja.“Sikapmu yang lucu! Kau tidak ingin menikahinya cepat-cepat, tapi kau dengan lihai melakukan permainan di kantor. Aku sampai merinding—hih!”“Shut up!”Meski mereka pernah berseteru, tapi setiap kali Arjuna mengolok-olok Rama, tak ada lagi kecanggungan dianta

  • Sebatas Pernikahan Bisnis   Aku Akan Menikahimu, Secepatnya …

    “Apa kau setuju jika Sadewa dijodohkan dengan rekan bisnisku?”Mata gadis itu membola. Seketika Anjani terperanjat hingga tanpa sadar mendorong tubuh Arjuna menjauh.“Kau gila?”“Tenanglah!” seru Arjuna dengan senyum tak biasa, membuat Anjani semakin tak tenang. Bagaimana mungkin bayi yang belum genap sebulan sudah ingin dijodohkan? Apa suaminya ini gila?Anjani tak berhenti menggeleng sambil menatap mata sang suami dengan tajam.“Dia Tuan Hoover yang akan menginvestasikan dananya untuk proyek Paradise.”“Paradise?”“Ya, setelah semua sengketa clear tak ada alasan untuk menunda pembangunan bukan?”Anjani termangu. Tiba-tiba sorot matanya meredup. Bagaimanapun tanah itu, pernah berdiri sebuah bangunan yang penuh kenangan. Tapi, semua sudah berlalu. Anjani seharusnya tak lagi mengingat itu sementara ia sudah memiliki Arjuna dan Sadewa di sisinya.“Kenapa?”Arjuna seolah tahu apa yang dipikirkan oleh sang istri. Ia menengadahkan wajah sang istri lalu menangkup pipi serta mengusapnya lemb

DMCA.com Protection Status