Semua Bab Pembalasan Dendam Istri TKI: Bab 71 - Bab 80

106 Bab

Bab 71 Vonis

Setelah larut dalam sidang selama tiga bulan ini, akhirnya hari ini hakim memberikan putusan atas ketiga kasus yang menimpa Sekar. Untuk kasus penggelapan uang kantor Sekar mendapat hukuman selama lima tahun. Kasus penganiayaan anak yang menimpa Tiara, Sekar mendapat hukuman lima tahun juga. Terkahir untuk kasus pencucian uang karean sudah terlibat dengan Aji Wijaya, Sekar mendapat hukuman selama sepuluh tahun penjara.Jadi, totalnya ia akan di penjara selama dua puluh tahun. Air mata Sekar turun bersamaan dengan palu hakim yang di ketuk dengan bunyi nyaring. Vonis yang membuatnya langsung jatuh tersungkur ke lantai.“Tolong kurangi hukuman saya Pak Hakim. Ada anak-anak yang harus saya nafkahi.” Tingkah Sekar ini tentu saja menjadi sasaran empuk untuk para wartawan yang di ijinkan masuk ke dalam ruang sidang.Tangisan Sekar terdengar sangat menyanyat hati. Ia bangkit berdiri lalu berlari untuk menyusul para hakim yang sudah keluar dari ruang sidang. Dua polisi wanita langsung menghent
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-05
Baca selengkapnya

Bab 72 Saka dan Rudi

Bulan demi bulan sudah berlalu. Tiara masih betah mengenyam pendidikan di pondoknya. Setiap liburan gadis itu akan pulang kampung dan mengunjungi Rasya yang berada di panti asuhan. Tiara sudah tahu dari sang Ibu jika Dini juga tinggal disana. Tapi, ia sama sekali tidak peduli. Tujuannya hanya untuk bertemu dengan Rasya dan anak-anak panti yang lain.Seperti yang ia lakukan hari ini. Tiara menggandeng tangan Rasya di tangan kanan dan tangan kirinya menggendong anak perempuan berumur tiga tahun. Mereka berjalan menuju halaman belakang dimana tempat beberapa permainan terpasang. Rasya mengajak Tiara untuk naik ke ayunan.“Mbak nggak bisa dorong Rasya loh. Soalnya lagi gendong Nina.” Ujar Tiara saat Rasya sudah duduk di ayunan yang di tunjuk. “Nggak masalah. Aku bisa sendiri kok mbak. Mbak Tiara bisa pegang Nina di ayunan sebelah.” Jawab Rasya yang sudah bisa bicara dengan lancar. Lama tidak berjumpa dengan sang adik membuat Tiara merasa kagum dengan perkembangan Rasya yang kini sudah bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-06
Baca selengkapnya

Bab 73 Rencana Ana

Mutia berjalan keluar dari toko garmen dengan menenteng banyak barang belanjaan. Di belakangnya Zaki sudah membuka bagasi lalu memasukan barang-barang milik Mutia. Kakinya terasa sangat pegal karena mengelilingi mall dan sekarang toko untuk membeli banyak barang."Kita pulang sekarang Za. Ibu pasti sudah menunggu sendirian di rumah." Ujar Mutia yang sudah selesai menata semua brangnya di bagasi. Bu Surti di tinggal sendiri di rumah. Kebiasaan sang Ibu yang akan sibuk menonton TV di ruang keluarga membuat siapapun jarang melihat keberadaan wanita paruh abay itu. Mengingat jika Bu Surti juga kesulitan bergerak."Iya mbak." Kakak dan adik itu lalu masuk ke dalam mobil.Salah satu tukang parkir wanita yang memakai topi lebar mengarahkan mobil yang mereka tumpangi untuk keluar dari tempat parkir."Totalnya sepuluh ribu." Kata tukang parkir yang suaranya sangat familiar di telinga Mutia. Topi besar yang di pakai membuat Mutia tidak bisa melihat wajah wanita itu.Zaki yang sudah memberikan u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-07
Baca selengkapnya

Bab 74 Kepulangan Ana

Di dalam penjara, sipir memanggil Saka yang tengah menjalani olahraga pagi dengan tahanan lain. Pria itu pamit pada teman-temannya lalu mengikuti langkah sipir menuju ruang besuk. Rupanya disana sudah ada Bu Jarmi yang duduk dengan gelisah. Melihat kedatangan sang putra, Bu Jarmi langsung berdiri.“Kenapa Bu? Tumben datang kesini seminggu dua kali?” Tanya Saka heran Ia mengajak sang Ibu untuk kembali duduk di kursinya.“Ana mau pulang ke Indonesia karena pabriknya bangkrut Ka.” Meskipun merasa kaget mendengar kabar dari sang adik, Saka hanya bisa menganggukan kepalanya.“Terus? Apa masalahnya Bu? Ana kan bisa memulai usaha baru di Indonesia dari uang yang sudah ia kumpulkan.” “Kamu ini malah tidak peka.” Kesal Bu Jarmi pada putranya itu.“Semua uang kiriman Ana sudah Ibu belikan emas. Kamu pasti paham bagaimana sifat Ana jika tidak mendapati ada sisa uang kirimannya.” Kening Saka ikut berkerut bingung. Ia sangat paham dengan perangai Ibu dan adiknya yang sama-sama keras. Karena Saka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-08
Baca selengkapnya

Bab 75 Saka dan Tiara

Kabar kepulangan Ana ke desa mereka juga sudah sampai ke telinga Mutia. Bahkan pagi ini ia tidak sengaja bertemu dengan mantan adik iparnya itu di pasar. Mutia masih ingat penampilan Ana yang terlihat sangat berbeda. Apalagi saat Ana tersenyum pada Mutia. Terlihat sangat tulus sekali.“Gimana kabar Tiara di pondok Mbak?” Tanya Ana saat mereka membeli di pedagang yang sama.“Alhamdulillah baik. Ana melanjutkan sekolahnya di pondok modern sampai lulus. Belanjaan kamu banyak banget Na?” Tanya Mutia heran.“Iya mbak. Aku mau buat usaha baru di dekat sekolat. Setelah ini juga mau pergi ke tukang buat minta tolong di buatin gerobak.”“Alhamdulillah. Mudah-mudahan usaha kamu nanti lancar. Mau buka usaha apa Na?” Percakapan mereka mengalir dengan lancar. Hal yang tidak pernah di bayangkan oleh Mutia sebelumnya.“Jajanan korea dan tiongkok mbak. Aku suka beli jajan sekaligus buat resepnya disana. Bahannya juga sudah di jual secara online.” Mutia menganggukan kepalanya paham.“Mbak Mutia juga b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

Bab 76 Saka dan Rasya

Ana berjualan seperti biasa. Karena minggu ini Tiara masih libur dari pondok pesantren, gadis itu sering main ke warung Ana. Tiara seolah lupa dengan semua sikap buruk Ana dulu. Mengingat jika Ana lebih banyak acuh dan bersikap judes pada semua keponakannya. “Ternyata kamu disini Ra. Di cariin Ibu kamu. Solanya Bude Surti mau periksa ke rumah sakit.” Kata Rani begitu berdiri di depan warung Ana.“Oh iya mbak. Aku lupa karena terlaly asyik lihat Tante Ana masak.” Pandangan Tiara kini beralih pada Ana.“Aku pulang dulu ya Nte.” Ana menganggukan kepalanbya.“Titip sama buat Mbak Mutia dan Uti kamu.”“Iya Nte.”Setelah Tiara pergi, Rani membeli sejulamlah jajanan khas Tiongkok yang di jual oleh Ana untuknya adan para karyawan yang tengah bekerja. Tiara masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas. Ia sudah di tunggu oleh Mutia, Zaki dan Bu Surti. Gadis remaja itu segera masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, Tiara lebih banyak mengobrol dengan Zaki. Gadis itu duduk di kursi depan. Seda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Bab 77 Ana dan Mutia

Setelah mengantar Rasya kembali ke panti asuhan, Ana kembali menaiki motornya untuk pulang. Pikirannya berkelanan pada percakapan singkat dengan sang kakak tentang Mutia dan Tiara.“Apakah aku boleh minta bantuanmu Ana?” Tanya Saka saat pertemuan mereka akan berakhir.“Ya bolehlah kak. Kamu lagi kayak sama siapa aja sih.” Kakak dan adik itu lalu tertawa bersama.Senyun Saka tidak kunjung pudar. Matanya berbinar menatap Rasya yang makan dengan lahap. Makanan yang di bawa oleh Ana untuk mereka makan bertiga.“Aku ingin bertemu dengan Mutia dan Tiara lagi untuk meminta maaf secara langsung. Dulu aku pernah minta maaf pada Mutia. Tapi, seperti yang kamu tahu dulu aku belum merasa bersalah karena perbuatanku pada Tiara.” Ana menghela nafas sambil berpikir keras.“Jika itu Mbak Mutia aku masih bisa membujuknya. Tapi, kalau Tiara…” Ucapan Ana menggantung karena dia berusaha menemukan padanan kata yang tepat untuk di sampaikan pada sang kakak.“Aku paham Na. Sangat sulit untuk mengajak Tiara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

Bab 78 Keputusan Mutia

“Aku tidak akan memaksa Mbak Mutia untuk langsung menjawab.” Mutia menatap Ana dengan pandangan penuh sorot kesedihan karena tidak bisa mengabulkan permintaan Ana. “Maaf ya Na. Tapi, luka yang di timbulkan Mas Saka untuk kami terlalu dalam. Ada dua masalah serius yang sudah ia timhulka. Pertama Mas Saka menikah lagi dan mengambil sedikit gajiku untuk membiayai Sekara dan Dini. Lalu yang kedua penganiayaan yang di lakukan Mas Saka pada Tiara. Sejujurnya, aku dan Tiara bisa langsung memaaafkan kamu karena kesalahan yang kamu buat dulu bukan masalah serius.” “Aku paham mbak. Aku juga minta maaf karena tiba-tiba mengatakan hal ini pada Mbak Mutia. Hanya saja aku ingin Mbak Mutia bertemu dengan Mas Saka agar mendapat permintaan yang layak darinya. Entah Mbak Mutia akan percaya atau tidak, sekarang Mas Saka sudah benar-benar berubah. Dia sudah menyesali perbuatannya dan mau minta maaf pada Mbak Mutia dan Tiara secara tulus. Tidak seperti dulu.” Sejujurnya Mutia memang tidak percaya dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Bab 79 Pertemuan

Kegiatan Mutia berjalan seperti biasa. Ia sudah menceritakan pada Tiara lewat telpon akan mengunjungi Saka di penjara. Tidak ada protes yang terlontar dari Tiara seperti dulu. Anak gadisnya itu hanya mengatakan agar Mutia dan Ana berhati-hati selama di perjalanan.“Aku tidak bisa menitipkan salam untuk Bapak. Ibu tahu itu kan?” Mutia menganggukan kepalanya. Meskipun Tiara tidak akan bisa melihat.“Tentu saja Ibu mengerti sayang. Lagipulan jika hubungan Bapak dan Ibu membaik, komunikasi kami akan lebih mudah saat kamu akan menikah kelak.”“Iya Bu.”Hari itu akhirnya tiba juga. Ana mengajak Mutia mengunjungi Saka di penjara dengan kendaraan yang terpisah. Tiga hari setelah perempuan itu mengunjungi Saka bersama dengan Rasya dan Bu Jumi.Mutia naik mobil karena ia ingin sekalian belanja banyak kebutuhan toko dan rumah di kota. Sesuai waktu perjanjiannya dengan Ana, mobil Mutia tiba tidak lama setelah Ana sudah lebih dulu berada disana.“Mbak Mutia.” Mutia melihat Ana yang berjalan ke ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-19
Baca selengkapnya

Bab 80 Pertanyaan

Bulan demi bulan berlalu. Tiara yang sudah menghadapi ujian akhir sekolah jadi lebih jarang menghubungi Mutia. Pun dengan Mutia yang selalu menyibukan dirinya dengan bekerja di toko. Atau jika ada banyak orang yang menikah, tim make up akan sibuk selama lebih dari satu bulan.Berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Bahkan Mutia dan timnya juga sering pergi ke gedung di kota. Karena acara penrikahan di laksanakan di dalam gedung.Selain itu, hubungan Mutia dengan Ana juga berjalan seperti biasanya. Setiap ia berkunjung ke panti asuhan, Rasya akan bercerita tentang momen mengunjungi Saka di penjara. Karena memang Ana yang mengajak Rasya untuk berkunjung dengannya dan Bu Harti.“Aku jadi penasaran mbak.” Perkataan salah satu pegawainya itu membuyarkan lamunan Mutia yang tengah memikirkan kejadian selama beberapa bulan ini.“Penasaran kenapa Ya?” Mutia kembali memotong kain yang sudah di ukur. Di sampingnya Rani juga melakukan hal yang sama.“Kenapa Rasya nggak di rawat saja di ruma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status