Home / Rumah Tangga / Pembalasan Dendam Istri TKI / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pembalasan Dendam Istri TKI: Chapter 61 - Chapter 70

106 Chapters

Bab 61 Beraksi

Tubuh kepala pelayan bergetar hebat saat para polisi mengacungkan pistol ke arahnya. Berkas-berkas yang ia pegang seketika jatuh berhamburan ke lantai. Salah satu polisi mengambil koper lalu membukanya. Terlihat uang bernilai seratus ribu yang di tumpuk rapi di dalam koper. Mungkin nominalnya ada ratusan juta. Apalagi jika di jumlahkan dengan koper yang lain.“Sita semua uang dan berkas yang menjadi bukti. Serta borgol kedua tangan wanita itu.” Seru Hadi tegas.“Tolong. Ini salah paham. Saya hanya menjalankan tugas. Saya tidak bersalah Pak Polisi” Kepala pelayan berusaha memberontak agar ikatan tangannya di lepaskan.“Bawa dia dan barang sitaan di kamar ini ke mobil dulu. Sisanya sisir seluruh rumah ini. Cari di setiap sudut untuk menemukam ruang tersembunyi.”“Siap komandan.”Hadi berjalan menuju ruang keluarga untuk menunggu anak buah serta para polisi dari daerah ini. Aji duduk di sebelah Hadi. Mereka bercakap tentang luasnya rumah ini. Lalu, barang apa saja yang harus di sita.“Ap
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Bab 62 Penangkapan

Aji Wijaya sudah berhasil keluar dari villa besarnya dengan menggunakan tubuh para pengawal sebagai tameng. Tangannya gemetar saat berusaha membuka pintu mobil. Sayangnya, gerakan tangan pria paruh baya itu terhenti saat tangannya di tembak hingga kunci mobil terlepas dari genggaman tangan. Darah mengucru deras dari tangan Aji yang terserempet peluru.“Aaarghh.” Tubuh Aji Wiajaya terduduk sambil memegang tangannya yang berdarah terkena peluru.Ia berusaha meraih kunci mobil yang terjatuh. Sebelum aksinya berhasil, salah satu polisi sudah berhasil membekuk Aji Wijaya dengan memborgol kedua tangannya. “Lepaskan. Berani sekali kalian akan menahanku. Aku akan melaporkan hal ini pada atasan kalian.” Polisi itu meraih tubuh tuanya agar mau berdiri.Suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah. Tidak lama kemudian, Aji dan Hadi sudah keluar dari rumah. Aji menuntun Dini yang menundukan kepalanya. Tubuh gadis kecil itu bergetar ketakutan dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya. Sementa
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Bab 63 Sembunyi

“Dia adalah polisi yang membawa rahasiaku. Jadi, daripada rahasiaku terbongkar lalu hidupku hancur, lebih baik menuruti perintahnya untuk menangkap anda.” Tubuh Aji Wijaya bergetar hebat karena amarah yang membara dalam hatinya. Ia merasa sangat marah melihat orang yang dulu menjadi bawahannya kini berani membangkang.“Kau tahu aku bisa mengatasi masalahmu. Kenapa kau harus menundukan kepala pada polisi bau kencur seperti dia hah?” Nafas Aji terengah-engah setelah memuntahkan segala amarahnya. Meskipun rasa itu bukannya reda, justru semakin bergejolak.Kepala polisi yang duduk di hadapan Aji hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sedetik kemudian, kepala polisi itu yang balik tertawa. “Ha.. ha.. ha… ha….”“Jangan tertawa seperti itu. Jika bukan karena aku, maka kau tidak bisa mendapatkan banyak uang seperti sekarang.” Seru Aji marah.Hanya tersisa kekehan kecil yang keluar dari mulut kepala polisi itu. Matanya balik menatap tajam Aji Wijaya." Kau benar. Tapi, kau lupa satu hal Pak Aji WI
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Bab 64 Rencana Hadi

Beberapa jam sebelumnya, Aji dan Hadi sudah tiba di hotel. Salah satu polisi wanita sudah datang untuk menemani Dini tidur disini. “Kalian bisa serahkan Dini padaku.” Kata polwan itu. Hadi menganggukan kepala.“Terima kasih untuk bantuanmu. Silahkan naik ke atas.” Polwan itu lalu menggenggam tangan Dini menuju lift. Sedangkan Hadi dan Aji masih duduk di sofa yang terletak di lobby hotel. “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu Ji.” Kening Aji berkerut bingung. Pria itu hanya bisa menganggukan kepala. Tanda untuk Hadi agar melanjutkan perkataannya.“Aku sudah menyelipkan bolpoin yang merupakan kamera tersembunyi sekaligus bisa merekam suara orang-orang atau benda di sekitarnya. Setelah ini, kita tidak akan masuk ke dalam kamar. Melainkan pergi dengan menggunakan mobilku yang sudah di kirim oleh sopir.”Aji semakin tidak mengerti dengan setiap perkataan yang di ucapkan temannya itu. Ia mengira jika Hadi memang akan mengajaknya beristirahat di hotel ini setelah misi penggerebekan mereka
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Bab 65 Bu Win

Liburan yang di jalani keluarga Mutia telah usai. Mereka saat ini tengah berada di bandara setelah pesawat mendapat di landasan pacu bandara baru ini. Ada tiga mobil taksi online yang sudah mereka pesan. Mutia masuk ke dalam mobil pertama bersama sang Ibu, Tiara, Rani dan Ibunya. Sedangkan karyawan lain beserta keluarga mereka naik ke mobil kedua dan ketiga.Selama perjalanan semua orang di dalam mobil sudah tidur. Hanya Mutia yang masih terjaga karena wanita itu sibuk berkirim pesan dengan Bu Tari dan Hadi terkait dengan penggerebekan villa milik Aji Wijaya. Mutia mendapat kabar jika proses pengadilan tentang penganiayaan Tiara juga akan di limpahkan ke kota. Saat ini ia mendapatkan informasi itu dari Hadi. Ada satu hal yang mengganjal di hatinya saat membaca pesan dari Hadi itu. [Lalu, apakah aku dan Tiara harus hadir disana?] Tanya Mutia setelah mendapat kabar itu.Drrttt.. Pesan balasan dari Hadi masuk tidak lama kemudian. [Tidak perlu. Kau cukup di wakilkan oleh pengacara. Aku
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

Bab 66 Takdir

Sekar mendekam di balik jeruji besi. Tidak ada lagi perlawanan saat ia di giring keluar dari kantor polisi yang berada di pulau dewata ini. Setelah dua hari mendekam di kantor polisi, Sekar akan di pindahkan ke Jakarta. Kini, ia punya tiga kasus sekaligus. Pertama kasus pencurian uang di koperasi yang tidak ia ganti. Kedua kasus penganiayaan anak tirinya, Tiara. Ketiga kasus pencucian uang haram milik suami sirinya, Aji Wijaya.“Sial sekali nasibku. Kenapa aku harus menunggu lebih lama. Seharusnya aku dan Dini bisa kabur sejak beberapa minggu lalu sambil membawa uang yang sudah aku kumpulkan.” Rutuk Sekar kesal saat di giring masuk ke dalam polisi.Wanita itu memakai baju tahanan di bagian dalam. Tapi, salah satu polisi wanita berkenan meminjamkan jaket untuknya agar tidak menarik perhatian orang-orang di bandara. Setelah masuk ke dalam mobil, Sekar hanya bisa menangis. Ia memikirkan nasib Dini yang kini harus kembali tinggal di panti asuhan.Saat polisi memberi tahu hal itu pada Seka
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 67 Bantuan

“Sialan. Jadi, Aji Wijaya berhasil di sembunyikan sampai saat ini?” Sekar yang duduk di kursi belakang menatap ke arah depan. Dimana kepala polisi duduk di samping sopir. Di kursi belakang ada dua polisi yang duduk di sisi kanan dan kiri wanita itu.“Baiklah. Pastikan kau berhasil menangkap komandan Hadi lebih dulu. Nanti sore Jendral akan membuat pengumuman yang membuat komandan Hadi tidak berkutik lagi. Dengan begitu kita bisa mengancamnya untuk mengetahui dimana keberadaan Aji Wijaya saat ini. Serta semua harta rampasan milik pria tua bangka itu yang di simpan oleh Komandan Hadi.”Sekar hanya bisa mendengarkan tanpa berani bertanya. Air mata yang kembali mengalir di pipi terusap dengan cepat. Di saat seperti ini, Sekar tidak boleh lengah. Dia masih harus memikirkan cara agar bisa terbebas dari penjara. Apalagi jika kasusnya sudah masuk ke dalam pengadilan. Wanita itu akan di adili untuk tiga kasus yang berbeda.Pemandangan kota Jakarta sudah nampak di depan mata. Saat ini, ia tidak
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 68 Sekar dan Dini

Pemberitaan di media massa terus bergulir secara panas. Meskipun sudah di hujat oleh netizen di kolom sosial media mereka, para polisi baru meringkus Jendral, kepala polisi beserta semua anak buah mereka di hari ketujuh sejak berita itu terkuak ke media. Hadi di tunjuk untuk menyelidiki kasus ini.Di saat yang tepat, Hadi akhirnya mengeluarkan Aji Wijaya dari tempat persembunyiannya. Pria paruh baya itu di sandingkan dengan Sekar. Keduanya memakai masker agar para wartawan tidak bisa memotret wajah mereka secara bebas. Sepanjang acara wawancara itu, Sekar hanya bisa menundukan kepala.Ia ingin bicara banyak hal dengan suami sirinya itu. Tapi, ternyata tidak bisa karena para polisi sudah menghalangi pertemuan mereka. “Apakah aku tidak bisa bicara dengan suamiku sebentar saja?” Tanya Sekar sekali lagi pada polisi wanita yang menggiringnya.“Tidak bisa. Ayo kita masuk ke dalam mobil.” Kata polisi itu setelah sesi wawancara selesai.Sepanjang jalan para wartawan tidak lelah berkerumun unt
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Bab 69 Donatur

Dini di daftarkan sekolah di SMP dekat panti asuhan setelah mengikuti ujian paket C. Karena selama tinggal dengan Sekar, Dini sama sekali tidak sekolah. Bahkan home schooling yang di janjikan Aji Wijaya juga tidak di laksanakan. Kegiatan Dini masih sama seperti dulu. Membantu penjaga panti membersihkan rumah, belajar dan berangkat ke sekolah. Kadang ia juga membantu memasak di dapur saat anak-anak yang lebih tua minta bantuan padanya.Ia juga sudah punya banyak teman di sekolah barunya. Dini benar-benar membentuk perangai yang sangat baru agar tujuannya kelak bisa tercapai. Di depan para penjaga dan teman-teman pantinya, Dini akan mengajak Rasya bermain. Adik laki-lakinya yang kini sudah berusia lima tahun itu tumbuh menjadi anak yang sangat aktif.Sayangnya, di belakang mereka, Dini tidak segan berkata kejam atau menatap dengan pandangan tajam pada Rasya. Sehingga membuat sang adik menangis. Jika para penjaga datang, Dini mengatakan jika Rasya menangis karena terjatuh saat bermain. L
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Bab 70 Donatur 2

Dini masih berada di sekolahnya setelah satu jam bel berbunyi dengan nyaring. Teman-temannya sudah pulan sejak tadi. Sedangkan ia masih duduk di teras depan kelasnya. Saat ini Dini sedang berbicara dengan Bu Win melalui sambungan telpon. Selama bicara, Dini baru tahu jika neneknya itu tengah bersembunyi dari kejaran rentenir. Awalnya Dini merasa senang saat mendengar suara Bu Win.Gadis remaja itu mengira jika sang nenek akhirnya sadar dan mau meminta maaf padanya setelah apa yang ia alami bersama Sekar kemarin. Mungkin saja Bu Win juga akan minta maaf atas perlakuannya pada Dini dan Rasya dulu. Sayangnya kenyataan yang ada jauh panggang dari api. Sifat Bu Win masih sama saja seperti dulu. Yang ada dalam pikiran wanita paruh baya itu hanya tentang uang saja.“Masa kamu tidak membawa uang sepeserpun dari ayah tirimu Din? Uti yakin kamu dan Ibumu sudah menimbun banyak uang dari bandit tua itu.” Nada bicara Bu Win mulai meninggi di sebrang telpon setelah mendapati kenyataan jika sang cuc
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status