Home / Fantasi / Pendekar Dekrit Dewa / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pendekar Dekrit Dewa: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

bab 51: Gadis Merepotkan

Menyusuri lorong labirin tidak semudah yang Il-Pyo kira. Selama beberapa jam dia bahkan tidak menemukan manusia lain. Hal ini membuat dia berpikir bahwa setiap individu ditempatkan pada lorong labirin yang saling berjauhan ketika guncangan terjadi di dasar menara. Harusnya memerlukan waktu lama untuk saling bertemu, itupun jika seseorang bergerak ke arah yang tepat."Seandainya sudah berada di ranah Pengungkit Teknik, kita tidak akan kesusahan begini mencari tujuan," celetuk Minghao bergema di kepala Il-Pyo.Il-Pyo mengandalkan persepsi Minghao untuk mengambil jalan yang bercabang. Tentu semua akan lebih mudah jika dia berada di ranah Pengungkit Teknik dan memiliki persepsinya sendiri terhadap lingkungan. Dari dinding lorong yang semakin dingin dan kemudian berganti panas, Il-Pyo rasa persepsi Minghao tidak salah mengarahkan pada tujuan yang berarti. Arsitektur dinding labirin pun mulai berubah dan di isi oleh ukiran-ukiran kuno yang dialiri oleh magma. Itu tampak seperti akar yang
Read more

bab 52: Benih Api dan Benih Es

Setelah beberapa hari lagi menyusuri labirin, suhu di dalam semakin berubah-ubah. Sebentar menjadi sangat dingin dan sebentar menjadi sangat panas. Il-Pyo merasa bagian terpenting dari labirin sudah dekat dengannya. Namun, dia belum juga menemukan jenius keluarga Hou hingga Hou Yanqi harus tetap mengekorinya ke manapun.Il-Pyo menyeret mata malas ke samping. Entah harus dengan cara apa dia terbebas dari tanggung jawab menjaga gadis tersebut. Hou Yanqi benar-benar membatasi kecepatannya dalam menyusuri labirin. Hou Yanqi tentu tahu keberadaannya tidak diinginkan, tetapi justru karena itulah dia merasa aman bersama Minghao. Sosok bertopeng tersebut sangat berbeda dari yang lain. Perasaan Hou Yanqi tumbuh semakin kuat setelah beberapa hari terlibat dengannya.'Kalau begini aku menjadi penasaran dengan penampilan Minghao. Jikapun dia tidak tampan. Aku rasa aku akan tetap menilainya sama' pikir Hou Yanqi sambil mencuri pandang ke samping.Il-Pyo yang menyadari wajah Hou Yanqi sedikit beru
Read more

bab 53: Menerobos Ranah Pengungkit Teknik

Usai menelan pil dan memurnikannya, Il-Pyo duduk bersila di depan nyala api berwarna hitam seukuran genggaman. Napas beku keluar dari mulut dan hidungnya saat efek pil yang dia telan menyebar ke seluruh tubuh. Setelah itu, labirin bergerak menutup akses setiap jalan menuju tempat mereka. Seolah-olah itu disetting agar tidak ada yang menganggu penaklukan Benih Api."Bagus, kalau begini aku tidak perlu was-was akan kedatangan pengganggu. Siapapun yang menyediakan pil ini pasti ingin kedua benih cepat dimurnikan. Hukum di dalam labirin mungkin tergantung dari keduanya," pikir Il-Pyo dalam meditasinya menyerap api hitam di depannya.Hou Yanqi melakukan hal yang sama. Dia menelan pil dan duduk di dekat pusat lantai pilar es. Benih Es itu seperti kristal berwarna biru tua dengan kabut putih tipis berterbangan. Saat dia mulai memfokuskan Afinitas Leluhur dalam penyerapan dan penelanan, pil yang dia konsumsi membantu melindunginya dari suhu ekstrim yang memasuki tubuh."Aku tidak yakin akan m
Read more

bab 54: Membantu Hou Yanqi

Eksistensi yang terbang mendekat adalah seekor kura-kura berwarna hijau dengan corak unik pada tempurungnya. Meninggalkan Minghao yang tertidur, kura-kura itu sampai tepat di depan Il-Pyo. "Apa kau eksistensi ke dua yang aku bangkitkan dari Afinitas Leluhurku?" Il-Pyo bertanya antusias terhadap kura-kura tersebut."Iya.""Apa kelebihanmu?""Pemulihan dan ketahanan."Sebagaimana penjelasan Minghao sebelumnya. Setiap warna cahaya mewakili keunggulan masing-masing. Cahaya biru diwakili oleh Minghao dan dapat meningkatkan dampak serangan lebih dari yang bisa dilakukan oleh ranahnya.Selama ini Il-Pyo banyak terbantu oleh kelebihan tersebut.Sekarang Il-Pyo membangkitkan kesadaran kedua yang memiliki atribut ketahanan dan pemulihan. Itu adalah hal yang sangat bagus di samping dia dapat mulai mempelajari Teknik Qi dan Teknik Leluhur karena sudah menerobos ranah Pengungkit Teknik."Karena tidak ada siapapun di sini. Bolehkah aku bertanya padamu apa yang terjadi pada Minghao?"Il-Pyo mengalih
Read more

bab 55: Menantang Musuh

"Kau tidak apa-apa?" Il-Pyo lebih dulu memastikan keadaan Hou Yanqi.Melakukan aktivitas dewasa dengan Hou Yanqi sangat tidak mungkin bagi Il-Pyo. Terutama tentang usia mereka yang seharusnya tidak dalam hubungan seperti itu. Namun, hanya ada satu cara untuk melepaskan gadis tersebut dari situasi bahaya. "Ada sedikit keanehan pada tubuhku. Tapi harusnya tidak masalah setelah sedikit memulihkan diri," jawab Hou Yanqi tanpa menoleh.Il-Pyo terdiam, bingung harus mengatakan keadaan sebenarnya dari gadis itu atau tidak. Pada akhirnya dia tidak mengatakannya. Bisa-bisa Il-Pyo dianggap tidak bermoral."Dia memang terlihat baik," gumam Il-Pyo merasa tidak ada yang aneh pada Hou Yanqi. Apalagi setelah gadis tersebut menelan pil pemulihan tubuh."Sekarang mungkin terlihat baik, tetapi ini bom waktu yang akan meledak di masa depan. Dampaknya akan kelihatan setelah beberapa tahun seiring dengan perkembangan Afinitas Leluhur yang dia miliki.""Syukurlah kalau masih mempunyai waktu beberapa tahun
Read more

bab 56: Dua Afinitas Leluhur tipe Pembunuh

Dalam sekejap mata dua orang misterius itu meninggalkan bayangannya di tempat dan muncul di hadapan Il-Pyo. Tanpa banyak membuang gerak Il-Pyo menangkis serangan fisik yang masing-masingnya dibaluti oleh Qi. Saat bersentuhan dengan tubuhnya, Il-Pyo menyadari jika Qi salah satu dari mereka mengandung racun."Satu Afinitas Leluhur tipe pembunuh. Tinggal yang satunya lagi," pikir Il-Pyo lalu menitik beratkan serangan pada sosok misterius yang tidak dia ketahui memiliki Afinitas Leluhur tipe apa.Yasue tahu ketajaman gerakan yang dimiliki Il-Pyo sempat menyusahkan Ling Xiao. Namun, gerakan pemuda tersebut lebih dari yang dia harapkan saat menargetkan diri dalam serangan bertubi-tubi.Saking tajamnya gerakan Il-Pyo, Yasue yang dibantu oleh Xian Ding pun sampai terkena serangan beberapa kali padahal mereka sudah menyibukkan Il-Pyo bersama-sama. Hal yang seharusnya mustahil terjadi karena mereka lebih tinggi sembilan tingkatan bintang. "Kau cukup memiliki kemampuan," imbuh Xian Ding, pemil
Read more

bab 57: Ketajaman Yasue

Banyak bayangan tertinggal di sekeliling Il-Pyo sebelum akhirnya dua orang muncul di dekatnya. Untunglah, tangannya yang sempat disilangkan berhasil menangkis tendangan Yasue. Setelahnya, dia memutar tubuh lalu menangkap tangan Xian Ding dan melemparnya membentur dinding.Yasue mengangkat tangan dan cepat berseru akan tekniknya. Belati yang banyak mengejar Il-Pyo sepanjang dia bergerak. Selain menghindar, Il-Pyo menangkis serangan itu dengan kepalan tangan terbungkus api. "Kerja sama mereka merepotkan, tapi sepertinya gerakan dalam benakku masih unggul dalam pertarungan jarak dekat sekalipun mereka menang jumlah," gumam Il-Pyo Lalu menyeret mata untuk memastikan keadaan Hou Yanqi yang sempat terkena serangan tadi.Dia bersyukur gadis tersebut telah mengambil jarak. Dan jenius muda yang sebelumnya diintimidasi oleh Yasue dan Xian Ding sedang memulihkan diri. Sedikit ada harapan bagi Il-Pyo untuk jenius muda tersebut membantunya, tapi dia menyadari jika luka orang tersebut cukup parah.
Read more

bab 58: Liao Feng

Sambil membawa senyum, Il-Pyo memulai gerakan pertamanya setelah mengganti atribut. Kenaikan tingkatan ranah yang banyak membuat kekuatan ledakan kakinya juga jauh meningkat. Dalam sekejap mata saja dia sudah tiba di depan Yasue karena merasa sosoknya yang paling berbahaya dan harus segera dibunuh.Yasue terkesiap hingga tangkisan tangannya penuh celah. Il-Pyo langsung melayangkan tiga pukulan susulan tanpa jeda waktu. Selama sedetik Yasue tampak baik-baik saja. Namun, di detik berikutnya dia terlempar seperti tanpa sentuhan.Il-Pyo beralih menatap Xian Ding yang kebingungan akan perubahan kecepatan lawannya. Pukulan pemuda tersebut bahkan tidak terlihat mementalkan Yasue.Tanpa mau repot-repot menjelaskan, Il-Pyo meninggalkan bayangan di tempat dan tiba di depan Xian Ding. Cukup dua pukulan berbalut api untuk mengikis Qi yang menutupi tubuh kokoh itu. Hingga pada pukulan ketiga Il-Pyo berhasil melayang serangan berbalut api.Api Il-Pyo mengubah Xian Ding menjadi abu dalam sekejap. Ya
Read more

bab 59: Kembali Berkonflik dengan Ling Xiao

Dua hari berlalu, tanpa hambatan berarti Il-Pyo terus menyusuri labirin bersama Liao Feng dan Hou Yanqi. Selama waktu itu mereka mendapatkan beberapa sumber daya penting di tengah perjalanan. Agar memudahkan pembicaraan dengan entitas baru yang dia bangkitkan, Il-Pyo menamainya Haiqiao. Di sisi lain Minghao yang ditunggu bangun pun telah mendapat kesadarannya kembali. Naga kecil tersebut akhirnya secara sederhana dapat mengajari Il-Pyo cara melepas kesadaran.Melepas kesadaran ke lingkungan membantu Il-Pyo menentukan tujuan dengan mudah. Ditambah semakin bagusnya persepsi Minghao, dia akhirnya berhasil menemukan keluarga Zhou yang lain. Il-Pyo langsung menitipkan Hou Yanqi dan Liao Feng pada Zhou Hao yang memimpin kelompok tersebut.Karena keluarga Zhou belum sepenuhnya terkumpul, Zhou Hao menerima mereka dengan senang hati. Keberadaan Liao Feng dan Hou Yanqi dapat menambah kekuatan kelompoknya untuk menemukan yang lain."Bagaimana denganmu, Minghao?" Zhou Hao kebingungan kenapa sosok
Read more

bab 60: Mencari Cara Untuk Menang

Kalau cuma Ling Xiao, Il-Pyo memiliki keyakinan penuh dapat membunuhnya. Namun, masalahnya terletak pada jumlah rekan yang Ling Xiao miliki. Jika mereka menyerang secara bersama-sama, tentu akan terjadi situasi yanb berbeda."Tidak ada yang di bawah ranah Pengungkit Teknik." Tatapan Il-Pyo yang sudah menyapu semua murid sekte Sabit Bulan itu berhenti pada Ling Xiao. "Bagaimana kau tahu tempat ini?" lanjutnya."Jangan berpikiran hanya kau yang pernah ke sini. Sejak pertama kali jatuh ke labirin, aku sudah menemukan lebih awal. Karena penasaran aku kembali mengeceknya. Takdir begitu luar biasa, setelah tidak dapat menemukanmu lagi di Kekaisaran aku malah menemukanmu di sini."Usai menghajar Alkemis bernama Minghao di depan balai Sumber Daya hari itu. Ling Xiao yang tak dapat menemukannya lagi di ibu kota, terpaksa kembali ke sekte Sabit Bulan karena panggilan.Ling Xiao merasa kepulangannya ke sekte adalah keputusan yang tepat. Jarak dari sekte Sabit Bulan merupakan yang terdekat dengan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status