Home / Fantasi / Pendekar Dekrit Dewa / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pendekar Dekrit Dewa: Chapter 31 - Chapter 40

83 Chapters

bab 31: Sosok Berjubah Hitam

Pada kerumunan penonton di sisi lapangan perekrutan murid sekte Mata Pedang. Tampak sosok dengan pakaian serba hitam sedang berbaur di antara banyak orang. Mata sosok itu tak lepas sedikitpun dari seorang pemuda yang tengah menunggu gilirannya memeriksa tipe Afinitas Leluhur. Bahkan tetua sekte Mata Pedang yang berdiri memijak udara dan memancarkan Dominasi Aura tidak dapat mengambil perhatian darinya.Sekelebat bayangan kemudian datang ke sisi sosok itu tanpa sedikitpun disadari keramaian di sekitarnya. "Tuan Admaja, ke depannya saya tidak akan mampu menangani orang-orang yang menyusup," bisik orang yang datang itu."Selanjutnya aku sendiri yang akan berjaga di Pesisir Pantai Putih. Kau boleh istirahat memulihkan lukamu," jawab sosok berjubah hitam tanpa mengalihkan pandangan dari atas panggung.Sementara itu, Jenius muda di depan Il-Pyo selesai membubuhkan darahnya pada pilar yang menjulang. Murid sekte Mata Pedang dengan lantang membacakan Afinitas Leluhur jenius muda tersebut. Se
Read more

bab 32: Ujian Tahap Awal yang Sebenarnya

"sepertinya Alkemis begitu berharga bagi fraksi manapun," gumam Il-Pyo. Sekte besar seperti Sekte Mata Pedang ternyata masih tetap harus memanfaatkan sekecil apapun seseorang yang berkemungkinan berbakat menjadi Alkemis. Jalan seseorang yang memiliki Afinitas Leluhur tipe elemental api dapat dikatakan jauh lebih cerah ketimbang mereka yang memiliki Afinitas Leluhur tipe lain.Meskipun demikian, Il-Pyo tidak berniat mengambil hak khusus menjadi Alkemis saat ditawari Hua Chunran. Hal ini membuat semua murid sekte mata pedang menjadi bertanya-tanya akan keputusan Il-Pyo. Dia menjadi satu-satunya murid yang menolak hak istimewa untuk lulus tanpa ujian."Boleh aku tahu alasanmu menolak? Selama aku masih di sini kau boleh berubah pikiran.""Aku tetap akan menjadi Alkemis. Namun, itu hanya sekedar pendukung untuk menjadi ahli beladiri yang kuat.""Kau sangat percaya diri." Hua Chunran semakin tertarik pada sosok pemuda di depannya. "Kalau begit
Read more

bab 33: Melawan Lao Zhu

Tindakan Il-Pyo yang sangat berani membuat Hou Yanqi merasa diejek. Il-Pyo menantang murid sekte Mata Pedang yang berada di ranah Pengungkit Teknik. Sesuatu yang mustahil dia dilakukan sebagai jenius muda paling berbakat saat ini. Sekarang tidak ada keraguan bagi Hou Yanqi untuk menanggap Il-Pyo orang yang bodoh sampai ke tulang-tulang."Tch, sepuluh serangan? Omong kosong. Kalau kalau kau berhasil aku akan dengan senang hati menghiburmu di ranjang," celetuk Hou Yanqi tanpa sadar.Il-Pyo yang baru saja ingin memasang kewaspadaan sampai terkejut dan menoleh. "Kau serius?" tanya Il-Pyo. "Ya! Lagipula kau pasti akan kalah!" jawab Hou Yanqi tanpa keraguan."Kuharap kau tak menyesal," jawab Il-Pyo kemudian kembali fokus pada Lao Zhu di depannya. "Sekarang aku sudah siap!" Tetua sekte Mata Pedang memberikan aba-aba. Il-Pyo serta Lao Zhu seketika menghilang dari tempat mereka dan bertemu untuk beradu pukulan. Anehnya, Il-Pyo dapat mengimbangi kemampuan fisik Lao Zhu. Mereka berdua terdoron
Read more

bab 34: Hasil Taruhan

"Aku sudah melayangkan tiga serangan," hitung Il-Pyo.Masih tujuh serangan lagi dan dia kembali berjarak dengan Lao Zhu. Namun, teknik Sembilan Mata Pedang tadi tentunya menguras banyak energi Qi saat menggunakannya. Selanjutnya mungkin akan lebih mudah menyerang karena teknik Qi atau Teknik Leluhur Lao Zhu menjadi terbatas digunakan. "Kau tidak akan dapat menyentuhku setelah ini!" tegas Lao Zhu memandang Il-Pyo masih dengan wajah yang sangat serius. "Teknik Leluhur! Hujan Pedang Angin!"Ratusan pedang Qi berwana hijau tranparansi kembali menyibukkan Il-Pyo untuk bergerak. Masih sama seperti sebelumnya, dengan kecepatannya dia berhasil tak tersentuh. Lao Zhu terus mengulangi serangan tekniknya tanpa membiarkan Il-Pyo mendekat ke arahnya.Di tempat orang-orang penting duduk, hampir semua dari mereka menatap Zhou Xun dengan perasaan iri. Keluarga Zhou mendapatkan seorang jenius yang bahkan dapat melawan seorang murid sekte Mata Pedang yang berada di ranah Pengungkit Teknik. "Tuan besa
Read more

Bab 35: Dipaksa Menunjukkan Ranah

"Apa yang kau lakukan?" tanya Il-Pyo menatap Hou Jinlong yang memasang badan di depan Hou Yanqi. "Aku rasa kau tidak mungkin tidak mendengar pernyataan sepupumu sebelum aku bertarung.""Kesepakatan tadi hanya bercandaan," jawab Hou Jinlong. Dia tidak ingin Hou Yanqi menyerahkan diri karena itu akan mencoreng nama baik keluarga Hou."Bercanda?" Senyum Il-Pyo seketika terbit. "Apakah kau ingin aku mengulangi kata-katanya sekali lagi? Haruskah aku berteriak jika Nona Muda Hou tidak tepat akan janjinya pada semua orang? Masihkah dia memiliki harga diri setelah mengkhianati perkataanya sendiri?"Rentetan pertanyaan itu memancing Hou Yanqi untuk menjawab, "A-aku selalu menepati janjiku. Tapi—""Tapi sekarang kau adalah orang yang ingkar?" tanya Il-Pyo sinis. "Sebelumnya kau bilang kau akan menghiburku di ranjang. Dan sekarang kau berniat untuk kabur dari tanggung jawab perkataaanmu itu?""Aku ...." Hou Yanqi tak dapat berkata-kata. Apa yang dikatakan Il-Pyo adalah fakta yang sebenarnya. Dia
Read more

bab 36: Ranah Il-Pyo

Il-Pyo menatap Ling Cao dengan gertakan gigi yang tertahan. Baik ayah atau anak, mereka yang berada di keluarga Ling suka mencari masalah dengannya. "Bagaimanapun aku tidak boleh menunjukan ranahku!" Il-Pyo menegaskan pada dirinya sendiri lewat pikiran.Bukan hanya telah menerobos ranah Petarung, tetapi dia juga sudah berada di bintang empat ranah itu. Jika ketahuan, nyawanya akan menjadi incaran seluruh kekaisaran karena dianggap akan merusak keseimbangan 6 keluarga terkemuka.Untunglah Minghao memiliki cara untuk mengatur ranah Il-Pyo. Ketika tingkatan ranahnya di lepas, Minghao menahannya tepat di ranah Semi Petarung bintang delapan. "Bagaimana Patriark Ling? Apa anda sudah puas?" tanya Il-Pyo sinis. Tatapannya seakan penuh permusuhan terhadap Ling Cao."Kau pa-pasti memiliki trik akan hal ini!" tuduh Ling Cao.Ling Cao terkejut dengan ranah Il-Pyo yang ternyata benar berada di ranah Semi Petarung bintang delapan seperti yan
Read more

bab 37: Penyelidikan Zhou Ye.

Prefektur Qilin merupakan wilayah bagian utara kekaisaran Nilam yang paling maju setelah ibu kota. Kabut yang hampir menutupi seluruh kota tersebut menyebabkan langit sukar untuk terlihat cerah di sana. Di tambah dengan keamanan kota yang ketat, kota ini cukup untuk memberi kesan mencurigakan."Aku sudah menyelidiki beberapa hal selama dua minggu ini." Seorang gadis berpakaian serba hitam bergumam sambil memperhatikan dari jauh beberapa penjaga di pintu kota. "Kegagalanku sebelumnya membuat mereka menambah kewaspadaan," simpulnya kemudian setelah berpikir keras.Sosok gadis yang tidak lain adalah Zhou Ye tersebut berbalik dan memilih pergi. Namun, bilah pedang berwarna abu-abu datang dari atas untuk menghentikan pergerakannya menjauh dari sana. Sesaat kemudian, beberapa orang muncul dari sebagai tempat tak terduga dan mengepungnya."Hahaha ... seperti dugaanku benar. Kau akan kembali karena belum mendapatkan apapun sebelumnya." Seseorang yang melayang di udara tertawa. Usai memperhatik
Read more

bab 38: Pil Ketahanan Racun

Sumber daya yang didapat Il-Pyo dari Lao Zhu dan Hou Jinlong diolah untuk menambah koleksi pil pemulihan tubuh. Karena tidak diperkenankan keluar kediaman, selama dua minggu terakhir Il-Pyo hanya melakukan latihan gerak dan membuat pil. Ketika sekarang mendapat izin keluar pun dia mesti dijaga oleh Qiwu."Apa ini perlu?" Alis Il-Pyo terangkat sebelah. Dia berencana membeli sumber daya ataupun berburu di hutan Beast. Namun, Keberadaan Qiwu akan membuat langkahnya terbatas."Meskipun kau sudah cukup menunjukkan kebolehanmu, aku tetap harus melakukan penilaian lebih. Khususnya dari segi kepribadian," jawab Qiwu yang langkahnya sejajar dengan Il-Pyo.Il-Pyo menghela napas. "Kepribadian ya? Apa ini tentang kelayakanku sebagai seorang pria yang pantas untuk Zhou Ye? Lagipula bukankah patriark memerintahkanmu untuk menjagaku?""Kau memiliki kesepakatan yang lebih dari orang-orang tahu dengan Nona. Kalau ternyata kau pria yang bejat, aku akan langsung melaporkannya pada Nona Zhou Ye. Kau past
Read more

Bab 39: Pertanda Pertempuran Besar

Di sebuah bukit, seorang pria tua tengah berdiri menghadap lautan awan. Matanya terpejam. Namun, dengan sepersekian detik dia menyadari sekelebat bayang yang datang."Maafkan murid yang gagal menjalankan misi, Guru!" pinta Zhou Ye tertunduk hormat.Tak sedikitpun raut kecewa ketika ia mendengarnya. Sosok yang tidak lain adalah Tetua Agung sekte Mata Pedang tersebut malahan menampilkan wajah bijaksana ketika berbalik. Dia meminta Zhou Ye berdiri dan tidak mempermasalahkan kegagalan misi yang diberikannya pada gadis tersebut."Sejak awal misi itu terlalu sulit bagimu. Maaf karena tidak memiliki orang lain yang dapat aku percayai untuk menjalankannya."Sekalipun Du Zhiguo menjabat sebagai tetua Agung, misi yang diberikannya kepada Zhou Ye tidak ada kaitannya dengan sekte. Dia hanya ingin tahu beberapa hal dari prefektur Qilin yang aneh akhir-akhir ini. "Lain kali murid tidak akan mengecewakan!" jawab Zhou Ye merasa menyesal."Lupakan misi itu. Semenjak kembali dari keluarga Zhou, tampakn
Read more

bab 40: Pertempuran Ranah Bencana

—Pesisir Pantai PutihDilihat cuaca malam ini, keadaan bagian paling barat dari benua Timur dapat dikatakan sangat cerah. Suara debur ombak tidak terdengar sedikitpun di sepanjang bibir pantai yang tenang. Air laut yang hampir tanpa riak memantulkan cahaya bulan dan gemerlap bintang. Di kejauhan, sebuah kapal mulai terlihat di bawah cakrawala yang membatasi penyatuan langit dan lautan. Kapal itu membesar sedikit demi sedikit seiring terhapusnya jarak. "Sudah 15 tahun sejak terakhir kali kita menginjakkan kaki di benua Timur." Seorang wanita bernama Patricia yang berdiri di ujung dek kapal memulai perbincangan dengan rekan di sebelahnya. Namun, fokusnya tidak teralihkan dari daratan yang membentang ketika lanjut berkata, "Apa benar wanita bercadar dan bayi dari klan Cahaya itu masih hidup?""Tidak peduli apakah wanita bercadar masih hidup atau tidak. Tuan Nash tidak akan menghentikan pencarian selagi tidak menemukan mayatnya. Kita dikirim ke sini juga karena orang sebelumnya tidak per
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status