Sambil membawa senyum, Il-Pyo memulai gerakan pertamanya setelah mengganti atribut. Kenaikan tingkatan ranah yang banyak membuat kekuatan ledakan kakinya juga jauh meningkat. Dalam sekejap mata saja dia sudah tiba di depan Yasue karena merasa sosoknya yang paling berbahaya dan harus segera dibunuh.Yasue terkesiap hingga tangkisan tangannya penuh celah. Il-Pyo langsung melayangkan tiga pukulan susulan tanpa jeda waktu. Selama sedetik Yasue tampak baik-baik saja. Namun, di detik berikutnya dia terlempar seperti tanpa sentuhan.Il-Pyo beralih menatap Xian Ding yang kebingungan akan perubahan kecepatan lawannya. Pukulan pemuda tersebut bahkan tidak terlihat mementalkan Yasue.Tanpa mau repot-repot menjelaskan, Il-Pyo meninggalkan bayangan di tempat dan tiba di depan Xian Ding. Cukup dua pukulan berbalut api untuk mengikis Qi yang menutupi tubuh kokoh itu. Hingga pada pukulan ketiga Il-Pyo berhasil melayang serangan berbalut api.Api Il-Pyo mengubah Xian Ding menjadi abu dalam sekejap. Ya
Dua hari berlalu, tanpa hambatan berarti Il-Pyo terus menyusuri labirin bersama Liao Feng dan Hou Yanqi. Selama waktu itu mereka mendapatkan beberapa sumber daya penting di tengah perjalanan. Agar memudahkan pembicaraan dengan entitas baru yang dia bangkitkan, Il-Pyo menamainya Haiqiao. Di sisi lain Minghao yang ditunggu bangun pun telah mendapat kesadarannya kembali. Naga kecil tersebut akhirnya secara sederhana dapat mengajari Il-Pyo cara melepas kesadaran.Melepas kesadaran ke lingkungan membantu Il-Pyo menentukan tujuan dengan mudah. Ditambah semakin bagusnya persepsi Minghao, dia akhirnya berhasil menemukan keluarga Zhou yang lain. Il-Pyo langsung menitipkan Hou Yanqi dan Liao Feng pada Zhou Hao yang memimpin kelompok tersebut.Karena keluarga Zhou belum sepenuhnya terkumpul, Zhou Hao menerima mereka dengan senang hati. Keberadaan Liao Feng dan Hou Yanqi dapat menambah kekuatan kelompoknya untuk menemukan yang lain."Bagaimana denganmu, Minghao?" Zhou Hao kebingungan kenapa sosok
Kalau cuma Ling Xiao, Il-Pyo memiliki keyakinan penuh dapat membunuhnya. Namun, masalahnya terletak pada jumlah rekan yang Ling Xiao miliki. Jika mereka menyerang secara bersama-sama, tentu akan terjadi situasi yanb berbeda."Tidak ada yang di bawah ranah Pengungkit Teknik." Tatapan Il-Pyo yang sudah menyapu semua murid sekte Sabit Bulan itu berhenti pada Ling Xiao. "Bagaimana kau tahu tempat ini?" lanjutnya."Jangan berpikiran hanya kau yang pernah ke sini. Sejak pertama kali jatuh ke labirin, aku sudah menemukan lebih awal. Karena penasaran aku kembali mengeceknya. Takdir begitu luar biasa, setelah tidak dapat menemukanmu lagi di Kekaisaran aku malah menemukanmu di sini."Usai menghajar Alkemis bernama Minghao di depan balai Sumber Daya hari itu. Ling Xiao yang tak dapat menemukannya lagi di ibu kota, terpaksa kembali ke sekte Sabit Bulan karena panggilan.Ling Xiao merasa kepulangannya ke sekte adalah keputusan yang tepat. Jarak dari sekte Sabit Bulan merupakan yang terdekat dengan
Menurut Haiqiao, salah satu rekan Ling Xiao memiliki kecenderungan bertarung dalam jarak dekat. Jika Il-Pyo mampu menipunya untuk menyerang dengan kebiasaannya itu, peluang membunuhnya pun akan terbuka."Sebelumnya dia memang hanya menggunakan Teknik Leluhur jarak dekat. Mungkin Teknik Qi yang dia gunakan sekarang merupakan upaya untuk menutupi kekurangan itu. Menahan kecenderungan memakai Teknik Leluhur tidak mudah bagi sebagian orang," gumam Il-Pyo.Il-Pyo menjalankan saran Haiqiao selanjutnya. Roda di belakang punggungnya berputar dan akses cahaya biru yang bermula di Afinitas Leluhur seketika tertutup—berganti dengan cahaya hijau. Setelah Qi hijau mengedar ke seluruh tubuh, atribut Afinitas Leluhur yang semula peningkatan kekuatan, berubah menjadi ketahanan dan pemulihan.Kecepatan Il-Pyo melambat karena ledakan kekuatan kakinya sudah tidak dapat digunakan. Berbeda dengan sebelumnya, sekarang dia terlihat lebih kewalahan dan bahkan beberapa serangan mengenainya. Bagaimana pun Il-Py
"Serangan datang lagi, Il-Pyo!" Il-Pyo merasa lebih nyaman berbaring saja setelah terkena ledakan semengerikan sebelumnya. Namun, tidak mungkin baginya tetap di tempat ketika peringatan Minghao menghimbaunya untuk menghindar. Terpaksa dia bangkit dan kemudian bergerak beberapa kali menggunakan insting.Trang ... Trang ... Denting pedang Il-Pyo bergetar saat menebas sekumpulan gagak yang datang. Sebagian paruh gagak putih dari teknik Ling Xiao tersebut menancap di setiap jejak perpindahan langkahnya.Mencuri waktu, Il-Pyo dengan cepat menelan pil pemulihan tubuh saat melompat. Dia bersyukur sempat mengganti Afinitas Leluhur-nya dengan atribut ketahanan dan pemulihan. Untuk seseorang yang berada di ranah Pengungkit Teknik, serangan panah besar Han Baoju sungguh luar biasa. Kematian bisa saja terjadi pada Il-Pyo jika tetap memaksa kabur menggunakan atribut peningkatan kekuatan. Bagaimana pun teknik panah sebelumnya tak dapat dihindari dengan hanya berlari cepat. Dua orang yang sebelumn
Ling Xiao melompat ke atas teknik yang dia ciptakan. "Kau tahu apa kelebihan seekor burung gagak?" tanyanya menatap Il-Pyo dengan ekspresi Jumawa."Apa?""Biar aku beritahu kenapa keluarga Ling menjadi keluarga terkuat kedua di ibu kota Kekaisaran Nilam," ucap Ling Xiao dengan dagu yang lebih terangkat. "Kami keluarga Ling memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menilai lingkungan dan membuat rencana. Sederhananya, di lorong ini, akulah yang sengaja mengarahkannya padamu."Gagal menentukan arah mustahil terjadi bagi seseorang yang telah berada di ranah Pengungkit Teknik. Kesadaran yang dilepas ke lingkungan selalu berhasil mengantarkan penggunanya ke arah yang benar. Kecuali, ada semacam teknik atau keadaan dimana lingkungan dapat mengacaukan persepsi. Hal seperti itu tidak ada lagi pada labirin karena lava dan es yang memberikan suhu naik turun di dinding sudah tidak ada."Jadi maksudmu aku terjatuh dalam perangkapmu sejak awal mengejar kalian?" tanya Il-Pyo."Ayahku sangat marah ka
Ling Xiao menatap sosok bertopeng yang berjalan gontai ke arahnya. Mata pedang yang diseret sosok itu menyentuh lantai dan menimbulkan bunyi ngilu. Untuk membunuh Il-Pyo, ternyata Teknik Leluhur yang Ling Xiao gunakan belum cukup. Malahan, dia ikut terluka parah karena dampak pertentangan dua serangan. Jenius keluarga Ling tersebut segera menoleh pada rekan di sebelahnya. Seolah paham, Han Baoju berlari ke depan menyerang Il-Pyo lebih dulu. Han Baoju hanya sempat sedikit memulihkan diri karena tidak terlalu lama beristirahat. Jadi, hanya ada sedikit Qi yang dapat dia gunakan untuk melapisi serangan fisiknya. Tendangan menjadi awal serangan Han Baoju pada Il-Pyo. Sekalipun gerakan Il-Pyo tampak menahan sakit, dia berhasil menghindar dan langsung mengayunkan serangan balasan. Han Baoju mengambil jarak dan kemudian kembali menerjang sambil membawa dua pukulan berbalut Qi tipis.Gigi Ling Xiao menggertak. Dia melihat semua serangan Han Baoju tidak satupun jatuh sesuai titik yang ditarget
Jenius muda yang tersebar di dalam labirin secepat mungkin mencari jalan keluar. Karena labirin sepenuhnya telah dijelajahi, mereka takut apa yang mereka dapatkan akan diincar oleh jenius lain melalui pertarungan. Lebih aman jika mereka segera kembali bergabung dengan basis kekuatan yang sebelumnya dibuat di bibir pantai.Sementara itu, tanpa dapat disadari jenius yang terkadang berjalan di lorong, seorang wanita transparan membawa tubuh Il-Pyo kembali menuju pusat labirin. Setelah sampai dia terlebih dahulu memperhatikan sekitar dan akhirnya mengakses pintu ruangan tersembunyi. Barulah setelah masuk dia menampakkan diri seolah tubuhnya tersulut oleh warna.Il-Pyo masih terbaring di udara dengan aliran angin yang menjaga tubuhnya agar tidak jatuh. Perempuan bertopeng dengan tubuh seindah bidadari itu lalu membawa Il-Pyo menuju tengah kolam. Pada langkah pertama, pakaian perempuan tersebut berganti menjadi minim bahan layaknya pakaian yang dipakai saat mandi. Pun dengan Il-Pyo, angin y