“Tidak mungkin, Tuan Tara yang melakukan ini,”jawab Vivian. Jawaban yang sangat mengejutkan. Dalam nada suaranya, Vivian seolah mengenal baik Tara. Dia memiliki keyakinan pada pria yang belum lama kami kenal itu. Ini sangat aneh karena sebelum kepergian kami ke Singapura beberapa waktu lalu, Dirgantara adalah salah satu target yang akan Vivian jatuhkan. Dia menganggap Tara adalah ancaman bagiku dan El Khairi Company. Entah kenapa sejak pertemuan Vivian dan Tara tanpa aku, sepertinya banyak hal yang berubah dari sudut pandang gadis itu. Dia bahkan kali ini begitu yakin bahwa Tara bukan bagian dari kejahatan yang sedang kami hadapi. Sebuah kecurigaan menelusup ke dalam hatiku. Apalagi saat mengatakan itu, Vivian mengalihkan pandangan. Bukan Vivian yang biasa melihat lurus padaku saaat berbicara. Ketika aku mengerutkan kening, dia justru membalikkan badan. “Saya akan memanggil suster untuk membetulkan infus anda,” ujar Vivian. Dia mulai melangkah. Aku berdehem dan membuatnya berhenti
Read more