Jingga menatap mama dan papanya yang ikut mengantarkan Safitri dan anaknya ke parkiran."Nama Haris bukan cuma satu, di dunia ini banyak," bisik Inggit yang tahu gelagat Jingga, dia paham betul jika anaknya itu mencurigai seseorang.Safitri pun mengantongi ponselnya kembali, lalu dia pamit dengan orang yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri.Setelah mereka pamitan, Jingga pun dirangkul oleh Ameer dari depan."Ciye, diapelin nih," ejek Ameer senang sekali becanda."Ah, kamu, benar-benar ingin diomelin terus ya," timpal Jingga kesal, dia geregetan bahkan mencubit sang adik."Lagian bengong aja dari tadi," celetuk Ameer."Mah, Pah, tahu kan kalau aku lagi kepikiran Haris yang dimaksud oleh Tante Safitri?" tanya Jingga.Pram dan Inggit pun mengangguk sambil terus berjalan, mereka tidak menanggapi prasangka buruk Jingga.Di jalan menuju kamar, Jingga masih saja terlintas Haris, biasanya jika dia memiliki feeling seperti ini, sebuah firasat yang benar."Nanti juga terbuka kalau mema
Terakhir Diperbarui : 2023-06-17 Baca selengkapnya