All Chapters of TERPAKSA MENIKAH DENGAN CEO BURUK RUPA: Chapter 111 - Chapter 120

149 Chapters

Tidak Ingin Bayi

"Bagaimana kondisi Nyonya, Tuan?" tanya Hansel, setelah selesai mengantar dokter yang memeriksa nyonya-nya tersebut. Kaivan mengacungkan pundak, terkesan tak acuh dan cuek. "Hamil lagi," jawabnya dengan nada datar, menunjukkan air muka flat serta seperti acuh tak acuh. "Hei, bagus berarti. Dayana akan punya adik yang tidak jauh usia dengannya. Mereka suatu saat bisa saling menjaga," antusias Hansel, tak menyadari wajah tuannya yang terkesan dingin dan tak senang. "Tunggu." Hansel langsung berhenti bercelutuk saat melihat raut tak senang Kaivan. "Tuan terlihat tidak senang. A--apa Tuan tidak bahagia punya anak lagi?""Humm." Kaivan berdehem pelan. "Ichi akan semakin jauh dariku," ucap Kaivan sembari memberikan sebuah dokumen pada Hansel. "Terserah kau ingin mengerjakannya di sini atau ingin kau bawa pulang. Yang terpenting, dokumen tersebut sudah harus selesai besok pagi.""Ba--baik, Tuan.""Humm." Kaivan beranjak dari sana, berniat ingin kembali ke kamar untuk memeriksa kondisi Ra
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Sendirian

"Shut up!" Kaivan merunduk, dengan cepat melayangkan tatapan tajam untuk memperingati Rachel. Kaivan tak suka kalimat akhir Rachel. Dia tidak suka! Tuk'Kesal dan sedikit marah karena perkataan akhir Rachel tadi, Kaivan menyentil bibir istrinya. Bug'Karena tak terima bibirnya disentil serta dipelototi oleh Kaivan, Rachel memukul kuat dada bidang suaminya. "Mas Kaivan semakin ke sini semakin nggak punya hati yah. Ingin menikahi wanita lain, lebih percaya pada sekretarisnya dibandingkan istrinya dan sekarang Mas berniat mengugurkan bayiku. Kalau memang Mas benci dan sudah bosan, kenapa tidak menceraikanku saja? Aku nggak tahan disiksa begini, Mas Kaivan!" pekik Rachel, menjerit dan meninggikan suara saat diakhir kalimat. Air matanya jatuh, meluapkan rasa kesal bercampur sakit hati atas sikap Kaivan akhir-akhir ini. "Ichi!" Kaivan mengeram rendah, tak habis pikir serta sakit kepala dengan sikap Rachel yang seperti ini. "Aku sudah bilang jika aku tidak akan menikahi Evelyn. Kenapa kau
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Pesona Pria Masa Lalu

'Tidak. Aku yang salah,' batin Rachel, menyengkal perasaan sesak karena Kaivan menolak menemaninya. "Mas Kaivan pasti sibuk karena itu dia tidak bisa menemaniku," gunanya, menghela napas dengan rendah sembari berhenti di depan sebuah toko pakaian. Tanpa pikir panjang, Rachel langsung masuk dalam toko tersebut dan berhenti tepat di depan sebuah gaun putih cantik yang dipakai oleh manekin. "Ini adalah gaun keluaran terbaru DSL, Kak. Bahannya bagus, tampilannya cantik serta elegan dan didesain oleh desainer ternama DSL."Rachel sontak menoleh ke arah sebelahnya. "Ouh, iya, Kak. Gaun ini hanya ada tiga di dunia," jelas penjaga toko tersebut, tersenyum manis dan ramah ke arah Rachel. "Aku hanya melihat-lihat, Mbak," ucap Rachel. "Ouh, iya, Kak. Silahkan dilihat-lihat. Jika gaunnya cocok, Kakak temui saja saya." Dengan ramah perempuan penjaga toko tersebut tersenyum, kemudian beranjak dari sana– membiarkan Rachel tetap di depan gaun cantik tersebut. 'Cantik sekali. Tapi … pasti hargan
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Demi Cinta

"Demi Tuhan! Aku lebih baik menunggumu janda dibandingkan menikahi wanita sialan ini," ucap Regal kesal, menatap sinis ke arah perempuan di sebelahnya kemudian menepis kembali tangan perempuan itu; ketika akan memeluk lengannya kembali. Namun, tatapannya mendadak lunak dan lembut saat matanya mengarah pada Rachel. Tentu saja itu membuat perempuan di sebelahnya sedih dan sakit hati. "Mulut kamu, Re." Rachel memperingati, "kamu ini bodoh apa gimana sih? Tuhan mengirimmu wanita yang baik-baik kamu malah menunggu seseorang yang tidak ditakdirkan untukmu.""Aku tidak peduli!" Regal berucap dingin, tetapi tetap tersenyum lembut ke arah Rachel. "Dulu kamu pernah memperingatiku untuk tidak menerima pria sick yang masih terjebak dengan masa lalunya. Lihat sekarang? Kamu adalah pria sick itu sendiri." "Aku tidak masalah.""Dasar gila!" sinis Rachel, kesal bercampur lelah berbicara dengan pria yang-- entah kenapa bisa sangat suka padanya. Rachel merasa tak ada yang spesial darinya, tetapi ke
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bukti Cinta

Rachel melangkah ke meja kerja Kaivan, dia masih di ruangan suaminya– hanya sendiri karena Kaivan, Hansel dan sekretarisnya yang menyebalkan tersebut tengah melaksanakan rapat. "Jika aku meletakkan ini di meja Mas Kaivan, para wanita tanpa otak tak akan ada yang berani menggodanya lagi bukan?" gumam Rachel, meletakkan benda kecil di atas meja kerja suaminya. "Yah, harusnya makhluk seperti Irisel tak akan berani lagi menggoda Mas Kaivan," lanjut Rachel, tersenyum tipis sembari menatap benda yang ia letakkan tersebut. Karena lelah Rachel duduk di kursi kerja Kaivan, berdecak saat menemukan foto putrinya dipasang dan dipajang di atas meja. "Kenapa bukan foto ku saja?" protes Rachel dengan nada cemberut."Hah." Rachel menghela napas lalu memilih mengeluarkan handphone miliknya, men-scroll media sosial miliknya dan perlahan dia larut– terlalu jenuh dan bosan menunggu suaminya yang entah kapan selesai rapat. [Apa aku masih punya harapan, Tuhan?]Caption yang Rachel baca dari sebuah posti
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Tabrak Lari yang Epik

"Aku tidak ingin basa-basi. Seperti yang aku katakan sebelumnya, Nyonya Rachel. Pak Kaivan akan menjadi milikku," ucap Irisel dengan nada tegas dan serius, mengulurkan tangan dan memberikan sebuah benda kecil dan pipih ke arah Rachel. "Bukti cintaku dan Pak Kaivan. Aku hamil anak Pak Kaivan, Nyonya Rachel."Rachel menatap tespek yang Irisel sodorkan ke arahnya, sebelah alisnya terangkat dengan sudut bibir membentuk senyuman manis– mengembang begitu indah, tanpa merasa terpancing atau marah dengan keberadaan tespek tersebut. "Kamu ambil di atas meja suamiku yah?" tanya Rachel santai, mengambil tespek tersebut secara ringan. 'Ba--bagaimana dia bisa tahu?' batin Irisel, diam-diam meneguk saliva secara kasar sembari menatap waspada dan gugup ke arah Rachel. "Mengambil di atas meja Pak Kaivan? Cih, ini punyaku, dan aku baru ingin menunjukkannya pada Pak Kaivan.""Ini--" Rachel membalik tespek tersebut, memperlihatkan sebuah tulisan kecil di sana. 'Anak ke-3 Kaivan dan Rachel.' Tulisan y
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Rela dipukul

"Jadi-- Jake ingin menikahi Naumi yah?" tanya Rachel. Rachel dan Kaivan sudah sampai di rumah. Seperti dugaan Rachel, Dayana menangis karena merindukan Rachel. Untungnya Dayana tak begitu rewel, Rachel hanya menyusuinya sembari mengajak bayinya tersebut bermain. Sekarang mereka tengah makan malam, sembari membahas niat baik Jake untuk melamar Naumi. Rachel sebenarnya tak masalah, hanya saja dia terlalu kasihan pada Naumi. Usia gadis ini bahkan belum genap dua puluh tahun tetapi dia harus merasakan pernikahan. "Iya, Mama." Jake menganggukkan kepala, "bagaimana menurut Mama?" tanya Jake kemudian. Semoga mamanya merestui karena dengan begitu Jake bisa menikah dengan Naumi. Baginya, restu Rachel sangat penting. Wanita ini sudah seperti Mama kandung baginya, dan tanpa restu dari Rachel ikatan apapun tak akan Jake mulai. Tetapi semoga saja Rachel memberikan restu, karena-- Jake sangat ingin melindungi gadis malang ini. Dia tak tega jika Naumi harus kembali ke keluarganya dan mendapatka
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Pertengkaran Papa

"Papa, aku ingin bicara sebentar," ucap Jake, menghentikan langkah kaki Kaivan yang akan berangkat ke kantor. Begitu juga dengan Rachel, yang berniat mengantar suaminya ke depan. Hari ini Kaivan sedang senang dan bahagia, tadi malam dia berhasil merayu istrinya yang menggemaskan ini untuk. Ah, rahasia! Shit, bukan rahasia, tetapi seperti yang kalian pikirkan. Intinya, Kaivan senang! Dan dia bersemangat untuk bekerja, menyelesaikan banyak pekerjaan supaya weekend nanti dia dan Ichi-nya bisa menghabiskan waktu bersama. "Humm." Kaivan berdehem pelan, membalik tubuhnya dan berjalan ke arah ruang kerja-- sembari mengandeng tangan istrinya. Jake mengikuti dari belakang. Sampainya di sana, Kaivan duduk di sebuah sopa– di mana Rachel duduk di sebelah Kaivan. Sedangkan Jake duduk di depan Daddynya. "Silahkan bicara," ucap Kaivan dengan nada datar. "Papa tidak punya banyak waktu," lanjutnya, sedikit mendesak Jake karena dia memang harus segera ke kantor. "Pah, Jake ingin setelah menikah,
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

Lebih Baik Mati

"Tuan, ruang rapat sudah disiapkan dan rapat akan dimulai.""Humm." Kaivan mengangukkan kepala, bangkit dari kursi dengan memberikan beberapa file agar Hansel yang membawa, "bagaimana dengan sekretaris baruku? Kau sudah mendapatkannya?" "Ada tiga kandidat, Tuan. Satu laki-laki, dan dua perempuan. Usia mereka sama-sama tiga puluh tahun dan kualitas yang bagus. Hanya saja, aku kurang yakin mereka cocok dengan pribadi Tuan," ucap Hansel, berjalan di sebelah Kaivan– menyamakan langkah kaki dengan sang tuan. "Laki-laki itu?" Kaivan menoleh sekilas ke arah Hansel, menaikkan sebelah alis dan menatap penuh tanda tanya pada kepercayaannya tersebut. Kenapa bukan Hansel yang merangkap menjadi sekretaris Kaivan? Tentu saja itu tak bisa dilakukan, pekerjaan Hansel bukan hanya seputar kantor ini. Dia harus mengurus perusahaan-perusahaan Kaivan lainnya. Jadi jelas Hansel tak bisa menjadi sekretaris Kaivan, malah Hansel juga butuh asisten untuk dirinya sendiri. "Aku yakin cocok sih." Hansel terli
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

True Love

"Nyonya, anda tak apa-apa?" tanya William, suaranya rendah dan lembut– khawatir pada Nyonya-nya bercampur iba pada wanita yang hamil muda ini. Rachel mendongak, menatap William sayup dan sendu. Dia memaksa bibirnya untuk menyunggingkan senyum, menganggukkan kepala pelan sebagai jawaban. Setelah itu, Rachel kembali menundukkan kepala. Rachel sudah di rumah sakit, orang tuanya juga di sini. Sedangkan keluarga suaminya– hanya datang sebentar dan pulang karena Kaivan belum bisa dijenguk. Diana, suaminya dan Evelyn akan kembali datang setelah Kaivan bisa dijenguk. Sama halnya dengan Denny dan Alsya, mereka juga datang tetapi sudah pulang. Alsya sedang hamil anak kedua, hamil besar dan rentan karena Alsya mudah lelah dan sesak napas. Jika bukan karena kondisinya, Alsya masih ingin di sini menemani Rachel. "Banyak-banyak bersabar, Nak," ucap Arumi pada putrinya tersebut, merangkul Rachel dan memijit pundak Rachel untuk menenangkan putrinya. Melihat kondisi putrinya yang hamil, cucu-cucun
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status