Home / Fantasi / Alkisah Bunga Teratai / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Alkisah Bunga Teratai : Chapter 81 - Chapter 90

156 Chapters

81. Melarikan diri

Berkat ajakan Sagara, Jeffrey beserta ayahnya diizinkan tidur di rumah Sagara sembari menunggu keadaan sampai aman. Sementara itu, dia sendiri akan memantau kasus Jeffrey dan meminta Panji terus mengabarkan informasi yang dia dapat. Baginya, orang yang perlu diperhatikan sekarang adalah Jeffrey.Seharusnya pagi itu menjadi pagi yang paling damai bagi mereka yang melarikan diri. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi ayah Jeffrey. Saat langit baru saja menyapa dunia, dia mondar-mandir di rumah yang sangat besar seperti istana. Tubuh tuanya tidak mampu bergerak ke sana kemari, namun dia tampak memaksakan diri.Tidak cukup dengan bolak-balik dari ruang utama dan dapur, dia memanggil nama satu-satunya anak di dalam keluarga kecil ini. Tidak hanya sekali, namun panggilan itu terdengar berulang kali. Sehingga membangunkan empu rumah yang turun dari tangga. Dia kemudian menghampiri ayah Jeffrey yang saat ini sedang di ruang utama."Ada apa, Pak?" ujar Sagara menyapa pria ya
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

82. Menghibur yang sedih

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, ayah Jeffrey memutuskan untuk pulang ke rumah setelah dua hari diizinkan menginap di rumah Sagara. Dia juga diantar oleh Caraka yang menawarkan tumpangan dengan mobil, atas izin Sagara. Mereka kemudian berpisah. Ayah Jeffrey juga mengucapkan terima kasih karena sudah memastikan hingga dirinya merasa aman.Mengenai Jeffrey, pria itu secara sukarela menyerahkan diri di hadapan polisi. Dibantu Sagara juga yang hari itu menawarkan diri untuk mengantarkannya sampai ke kantor. Di pintu masuk, dia berlutut dan mengangkat tangan dengan tinggi yang menarik atensi semua orang. Dia mengakui juga kalau dia adalah tersangka pembunuhan Ronald yang menjadi berita heboh beberapa hari terakhir.Pria tua itu kemudian masuk ke ruang tidur yang sudah lama bersatu dengan rasa rindu. Dengan langkahnya yang sudah rapuh dimakan usia, dia menyusuri seluruh ruangan. Sudah lama juga tidak merebahkan punggung di kasur paling nyaman. Baginya, kasur itu satu-satu
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

83. Target selanjutnya

Di sebuah minimarket yang berada di kota metropolitan dan tempat orang-orang yang tidak mau ketinggalan zaman, tampak seorang gadis muda awal 20-an sedang berada di meja pembayaran. Jika dilihat dari seragam yang dikenakan, dia merupakan karyawan minimarket ini dan bertugas sebagai kasir. Dia berdiri tegak seperti tiang bendera yang tidak akan tumbang walau ada angin bertiup kencang.Namun jika dilihat dari dekat, wajahnya menatap lurus ke depan dan tampak datar. Tidak ada ekspresi juga yang ditunjukkan. Sorot matanya kosong seperti orang yang tidak memikirkan apa pun. Mungkin pikiran di dalam sana juga menghilang seperti debu yang ditiup angin. Jika ada orang lain yang melihatnya dari jauh, dia seperti orang melamun. Tetapi tidak jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.Termasuk salah satu pelanggan laki-laki yang tinggal di daerah dekat minimarket yang bergerak ke meja pembayaran. Di dalam sana, hanya ada dirinya dan satu pengunjung lain yang datang untuk membel
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

84. Mood buruk

Mimpi kemarin ternyata membawa pengaruh paling besar di hidup Jingga yang sampai sekarang belum hilang dari dunia, bahkan semesta tidak setuju permohonannya. Oleh karena itu, Jingga kembali dilanda insomnia seperti beberapa hari lalu. Dia gelisah dan bimbang pada saat matanya ingin terpejam dan tubuhnya terasa lelah, namun tubuhnya sendiri tidak mau menurut.Makanya saat latihan dan berkumpul di halaman belakang rumah Sagara, puan itu hanya duduk menekuk lutut serta menumpu wajah pada tangan. Raut wajahnya masam, bahkan terjadi sejak dia datang tadi. Gara-gara tidak bisa tidur, suasana hatinya memburuk dan rusak dalam waktu singkat. Mungkin akan lama untuk memperbaiki suasana hati yang terlampau berlubang.Tidak hanya itu, berbagai umpatan dan caci maki terucap di dalam pikiran sang puan. Untungnya hanya Irene yang bisa mendengar apa yang puan itu pikirkan. Itu juga Irene malah bersikap tidak peduli karena dia tidak ingin membuat masalah pada hari ini kepada sang puan.
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

85. Lakukan atau tolak!

Dua puluh menit lagi, jam di dinding yang terpasang di dekat meja pembayaran akan menuju angka 9. Hari sudah melalui tiga per empat dan sebentar lagi akan menyambut hari berikutnya yang tidak bisa diprediksi. Tinggal sedikit lagi juga perjalanan manusia pada hari ini akan segera berakhir. Sebentar lagi, malam menjadi larut dan menemani mereka hingga matahari terbit di ufuk timur yang tidak bisa dihitung sudah berapa kali.Di Yellow Mart, Minah masih memiliki sisa waktu sebelum pekerjaannya digantikan oleh Wira. Minimarket ini buka 24 jam, makanya sistem kerja di sini menggunakan shift―saling berganti jam kerja dengan karyawan lain. Dia masih setia berjaga sebagai kasir. Tidak ada orang pula yang datang berkunjung. Tidak banyak orang yang mau mampir ke toko saat hari semakin larut.Mengisi waktu kosong, dia sedang menghitung hasil penjualan pada hari ini. Dia menghitung dengan telaten. Tangan rampingnya dengan cekatan memilah uang kertas. Mulutnya juga ikut men
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

86. Aksi itu lagi

Menjelang siang yang sebentar lagi akan menyapa dunia, Mentari memilih menghabiskan waktu kosong dengan keluar dari rumah dan berjalan kaki di pusat kota. Hari ini, dia akan menghadiri latihan lagi di rumah Sagara seperti biasa. Tidak ada pertemuan selama beberapa hari menjadi waktu yang tepat untuk menamatkan serial drama Korea yang baru saja tamat. Tentu saja dia bisa menamatkan semua episode dalam rentang waktu sekitar 4 hari.Bagi orang lain, bisa menamatkan semua episode tidak terlalu istimewa. Sebab ada yang bisa menamatkannya hanya dalam sehari. Khusus sang puan, dia masih harus melakukan hal lain yang cukup menyita waktu. Salah satunya membantu ibu dengan pekerjaan.Keberadaannya di pusat kota seperti tidak ada tujuan. Dia berjalan ke sana kemari tanpa tujuan jelas. Dia hanya mondar-mandir di depan deretan ruko yang sudah buka untuk menjajakan dagangan. Dia hanya lewat saja tanpa berniat membeli.Puan itu kemudian berada di depan sebuah gedung tinggi men
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

87. Mau atau tidak, lakukan!

Pada sore hari, seperti biasa anggota Fantasy Club mengadakan latihan untuk melatih kemampuan mereka di halaman belakang rumah Sagara. Mereka sedang berlatih dengan kemampuan masing-masing dengan dibimbing Caraka yang melatih mereka secara total. Tak pelak juga ada yang dimarahi pria yang dikenal dengan orang yang memiliki kesabaran paling tinggi.Dari jauh, ada Sagara yang duduk di bawah pohon dan juga ikut membantu Caraka. Mereka sudah berbagi tugas sebelumnya, tinggal aksi dalam bentuk nyata saja. Sekali-sekali, dia berteriak kepada anggota yang kemampuannya masih di bawah rata-rata, seperti Jeslyn yang kehilangan konsentrasi lagi.Selain dirinya, ada Irene dan Jingga yang sudah menyelesaikan latihan sejak awal. Sebab tidak punya kemampuan yang bisa bertahan maupun menyerang, mereka biasanya selesai lebih awal dan duduk sampai latihan berakhir. Tidak bisa disebut untung, tidak bisa disebut rugi juga.Namun dua insan itu mengisi waktu kosong dengan berbagai ca
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

88. Seperti jarum di tumpukan jerami

Sulit dipercaya tapi seperti inilah yang terjadi. Jingga yang sejak awal tampak ogah-ogahan dan tidak mau mencari korban Sandara selanjutnya sekarang ada di bahu jalan setelah latihan berakhir, bukannya pulang ke rumah. Dia juga pernah bilang kalau dia lelah mencari sesuatu yang tidak pasti, namun dia tetap melakukannya juga walau dibarengi dengan wajah cemberut.Sebenarnya dia tidak secara ikhlas mengulurkan tangan untuk menyanggupi permintaan Sagara. Hanya saja dia merasa tidak punya waktu lagi dan harus bergegas menemukan target Sandara selanjutnya. Ada satu orang yang berada dalam bahaya dan dia harus mencegah itu sebelum terjadi. Dia tidak ingin ada yang meninggal dunia lagi akibat kelalaian dirinya.Makanya setelah latihan berakhir, dia langsung memulai pencarian dengan berkunjung ke minimarket yang ada di sekitar pemberhentian—biasanya bersama anggota lain saat pulang. Dia juga menolak ajakan Mentari yang menawarkan diri sebagai pendamping. Dia harus bisa
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

89. Sudah pasti ada yang salah

"Ada apa, Mbak?"Pertanyaan Minah tadi berhasil membawa raga Jingga kembali ke raga asal. Dia kembali dibawa saat mereka masih ada di Yellow Mart dan hanya berdua. Gara-gara dia yang sengaja menggenggam tangan puan itu, Minah buru-buru menarik tangannya dan mundur ke belakang. Terlalu banyak kejadian yang harus dicerna dan Minah juga kaget dengan aksi Jingga yang secara tiba-tiba."Eh, kenapa?" ujar Jingga yang mendadak bingung dengan kejadian sebelumnya. Pikirannya tadi fokus dengan membaca masa lalu sang lawan bicara, sampai lupa kalimat terakhir yang diucapkan.Minah mengalihkan pandangan. Dia mencoba membuat dirinya sibuk agar lupa dengan kejadian tadi. "Itu, Mbak, kartunya udah limit. Jadi ada uang tunai sebagai gantinya?" ujarnya yang menjelaskan ulang apa yang telah dia katakan dengan sabar. Walau puan di hadapan ini tampak aneh, tetapi dia masih mengutamakan prioritas. Yaitu menghormati pelanggan.Gara-gara pernyataan itu, Jingga baru sadar kalau
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

90. Menyalahkan diri

Semesta yang senang bermain-main dengan orang yang selalu menyerahkan diri baru saja menumpas satu insan. Bernama Jingga Sandhya, puan itu duduk dan melamun di depan meja kasir. Dia duduk dengan bersilang kaki. Pandangannya lurus ke depan, namun sorot matanya tampak hampa dan menyiratkan rasa bersalah. Mulutnya dari tadi tertutup. Dia juga ada di Yellow Mart sendirian.Awalnya, dia ingin bertemu Minah dan memberi tahu dengan jujur soal apa yang terjadi. Dia mengira kalau dia bisa menggagalkan upaya Sandara dalam menyeret orang lain lagi ke penjara karena kesalahan yang bahkan tidak disadari korbannya. Namun dia sadar kalau usahanya gagal. Puan yang dicari menghilang. Dia juga tidak tahu ke mana tujuan selanjutnya.Merenungi sesuatu yang telah disesali, dia sadar kalau ini merupakan sebagian dari kesalahan yang dia lakukan. Seharusnya saat bertemu tadi, dia jujur saja dan tidak mundur. Namun dia malah pergi meninggalkan puan itu.Beberapa saat kemudian, pintu dib
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status