Home / Fantasi / Alkisah Bunga Teratai / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Alkisah Bunga Teratai : Chapter 91 - Chapter 100

156 Chapters

91. Ke tempat yang lebih aman

Mobil Devin yang dikendarai oleh lelaki itu sendiri telah tiba di halaman depan rumah mewah Sagara. Dia juga sudah meminta izin kepada sopirnya kalau dia menggunakan mobil untuk urusan sebentar. Dia tidak bisa berterus terang tentang kejadian tadi. Dia berkata akan segera pulang sebelum papanya pulang dari kantor.Devin keluar lebih dahulu sebagai sopir setelah mematikan mesin mobil. Diikuti Mentari dan Minah yang keluar belakangan. Tidak ada Jingga yang ikut bersama mereka. Hal ini lantaran dia telah keluar dari mobil setelah Devin berbaik hati menawarkan tumpangan pulang. Awalnya dia ingin ikut ke rumah Sagara juga, namun tabrakan tadi menghalangi niatnya. Gara-gara kejadian tadi, dia mengeluh pinggangnya sakit. Besok juga dia akan ke rumah sakit untuk mendapat pemeriksaan, takut ada yang cedera di dalam dan dia tidak sadar.Mereka bertiga kompak melangkahkan kaki di halaman depan rumah yang sudah disambut aneka tanaman warna-warni. Minah yang pertama kali berkunjung
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

92. Menceritakan kejadian

Tugas Jingga belum sepenuhnya berakhir. Masih ada yang harus dia lakukan. Kali ini dia sendiri yang harus menyelesaikan semua yang telah dimulai. Termasuk kejadian semalam yang sampai sekarang membuatnya masih merasa bersalah. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatan yang dia lakukan.Makanya hari ini dia diminta Sagara untuk datang ke rumah. Ada yang ingin dibahas gurunya dan juga pasti pria itu butuh penjelasan, pikirnya. Dia sudah bisa mengira apa yang akan terjadi beberapa jam ke depan. Dia juga sudah bersedia untuk melontarkan jawaban seperti apa yang akan dikatakan. Hal ini sesuai dengan prediksi.Tanpa ketukan pintu dan sapaan kepada sang empu rumah, tangan puan itu segera menggenggam gagang pintu dan mendorongnya ke depan. Pintu terbuka lebar, makanya dia segera masuk tanpa menunggu tanggapan dua pria itu. Lagi pula, mereka juga tidak keberatan kalau mereka masuk tanpa izin. Khusus anggota Fantasy Club, mereka diperbolehkan masuk.Di ruang utama, Sagar
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

93. Aksi tipu muslihat

Sesuai dengan rencana yang telah disusun satu hari sebelumnya, hari ini Sagara sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat. Dia juga sudah membuat janji dengan seseorang untuk bertemu, namun tempat pertemuannya bukan di tempat umum. Melainkan di rumah sakit—tempat yang sangat amat jarang untuk diajak bertemu.Di halaman parkir, dia memarkirkan mobil bersama deretan mobil mewah lain tanpa ragu dan tanpa pikir dua kali. Setelah mesin dimatikan, dia segera keluar dari mobil dan bergerak menjauh dari kendaraan yang sudah setia menemaninya sejak membeli pertama kali. Langkahnya menuju pintu masuk rumah sakit yang selalu bersedia menyambut kedatangan pria itu kapan saja.Kakinya melangkah di koridor panjang yang seperti tidak ada ujungnya di depan mata. Dia berjalan lurus tanpa ragu. Selain dirinya, ada juga beberapa pengunjung yang duduk di bangku yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk menunggu pasien. Tempat ini juga digunakan untuk orang yang ingin tidur jikal
last updateLast Updated : 2023-07-30
Read more

94. Ada yang baru

Walau misi menangkap Sandara sebenarnya belum berakhir, tetapi anggota Fantasy Club tetap diminta berkumpul oleh dua gurunya—Sagara dan Caraka—di lapangan belakang rumah Sagara. Mereka tetap harus menjalani latihan seperti biasa, serta melatih kemampuan seperti yang biasa dilakukan. Sudah menjadi rutinitas pula latihan ini dilakukan. Mereka juga tidak merasa asing setelah melalui hari sebagai anggota Fantasy Club.Sore ini, mereka diminta melatih kemampuan baru. Makanya mereka fokus mendengar apa yang disampaikan Caraka sebagai pembimbing pada hari ini. Sagara yang juga berperan sebagai pembimbing memperhatikan penjelasan yang lebih seperti kuliah dadakan. Baru setelah ini dia yang akan mengambil alih."Jadi kuminta kalian sekarang fokus ngapalin mantra yang kukirim itu aja. Besok aku akan cek satu-satu dan perhatiin siapa yang gak bisa hapal. Ingat aja kalimatnya, atau kalian akan push up 15 kali," ucap Caraka yang ada di depan barisan dan mendala
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

95. Marah dan amukan

Melaju di jalan kota, mobil Sagara berhenti di area parkir depan mal yang tidak jauh dari pemberhentian bus. Walau kesannya buru-buru, dia masih bisa memarkir mobil dengan hati-hati. Daripada nantinya malah membawa masalah lain yang tidak bisa diprediksi, akan lebih baik jika dia taat aturan.Setelah mesin mobil dimatikan, pemilik mobil itu segera keluar dengan mendorong pintu depan. Jika tidak tahu seberapa kekuatan yang digunakan, pintunya mungkin akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Dia keluar dari sana dan melangkah dengan tergesa-gesa. Tidak peduli lagi dengan tatapan orang lain di sekitar yang memberi wajah kagum lantaran kemampuan memarkir yang menakjubkan.Berjalan lurus ke depan, dia menyeberangi jalan melalui zebra cross. Beruntung lampu lalu lintas saat itu lagi merah, makanya dia bisa menyeberang dengan aman bersama warga lain. Jaraknya tidak jauh lagi. Jika bisa dikatakan, hanya ada di depan mata saja sebelum masuk ke dalam. Dari jauh, tempa
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

96. Ketahuan si pembaca pikiran

Sore saat matahari hampir satu garis lurus di ufuk barat dengan arah pandangan manusia, anggota Fantasy Club hadir lagi dalam pertemuan yang diminta Sagara dan Caraka. Mereka sedang duduk saling berdampingan dengan Sagara yang berperan sebagai penyampai materi. Pria itu ada di depan mereka yang mendadak menjadi pusat perhatian.Hari ini, mereka diminta menyimak tentang teori dalam teknik melepas kemampuan dengan Sagara yang berperan sebagai pembimbing. Seperti guru yang menyampaikan materi pembelajaran dengan ringkas namun jelas, pria itu menyampaikan bahan ajarnya kepada mereka. Ajaibnya, mereka bisa mengikuti pertemuan dengan baik tanpa ada halangan.Di sela-sela waktu diskusi, Jeslyn mengangkat tangan dengan tinggi. Setelah dipersilakan Caraka sebagai orang yang mengawasi pertemuan pada hari ini, dia mengajukan pertanyaan yang ingin disampaikan. "Emang ada nggak di antara anggota kita yang pernah diminta menguasai teknik ini?" ujarnya.Sagara mengangguk terle
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

97. Tidak bisa bohong

Irene yang menggunakan bus sebagai transportasi darat sedang dalam perjalanan pulang. Hari hampir menjelang malam. Langit gelap juga sebentar lagi akan bersambut. Dia duduk di barisan dua paling belakang di sisi sopir. Pandangannya mengarah ke arah luar dan mengamati berbagai gedung tinggi dan gedung pencakar langit yang sudah seperti dekorasi di ibu kota nusantara.Latihan di rumah Sagara telah berakhir pada hari ini. Setelah teori tentang teknik melepas kemampuan dijelaskan oleh Sagara, ada latihan kecil sebelum menguasai kemampuan tersebut. Latihan itu tidak butuh waktu lama juga. Makanya mereka bisa selesai tepat waktu. Pulang dari latihan, dia memang tidak memiliki kegiatan lagi. Makanya keinginan untuk pulang ke rumah sudah ada di dalam kepala dan menjadi salah satu harapan.Sekitar 10 menit ke depan, bus berhenti di tempat pemberhentian bus. Di sana sudah ada beberapa kepala yang ingin naik, namun yang diutamakan terlebih dahulu adalah penumpang yang sudah menga
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

98. Si kembar pembawa masalah

Beralih ke suatu tempat di Jakarta yang letaknya terpencil dari pusat kota. Tepatnya di sebuah rumah kecil yang bisa dikatakan sebagai gubuk dan letaknya ada di kawasan pemukiman padat penduduk. Akibat kawasannya yang padat, tidak jarang tempat ini selalu ada keramaian dari warga sekitar. Bisa terjadi kapan saja. Kadang ada juga yang kesannya sampai mengganggu tetangga lain.Di rumah itu, pintu rumah tidak pernah terbuka lebar. Kadang orang yang ingin bertamu dan hanya sekadar tegur sapa harus mengurungkan niatnya lantaran terkesan tidak ingin menerima tamu. Pemilik rumah juga jarang kelihatan di luar dan bergabung dengan keakraban warga lain, padahal sudah disambut dengan baik oleh mereka.Banyak yang mengira kalau pemilik rumah sibuk bekerja untuk mengais rezeki, kebetulan ada yang melihat orang itu bekerja tidak jauh dari kawasan ini. Faktanya tidak begitu. Alasan sang pemilik rumah tidak kelihatan hanya satu, karena dia tidak suka bergabung dengan orang lain.
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

99. Ada yang tidak biasa

Bertemu di satu tempat yang sama—entah itu karena suratan takdir atau memang sudah jalan cerita yang dibuat sejak zaman dahulu kala—Devin dan Mentari bertemu. Hanya saling menatap bola mata sang lawan bicara, suasana menjadi hening. Sudah biasa mengobrol banyak hal, kini malah menjadi canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya membiarkan udara saja dan waktu yang menyerap masa."Udah lama ... gak ketemu, ya?" ucap Mentari yang akhirnya memulai pembicaraan setelah sadar tidak ada yang berbicara. Kalau tidak ada yang memulai sesuatu, dia yang harus memulai. Dia tidak ingin membiarkan suasana seperti berada di kota mati."Iya ... udah lama emang," balas Devin yang tidak tahu alasannya malah makin gugup. Puan itu sudah berusaha menyingkirkan rasa canggung, tetapi malah dia yang tidak sanggup. Jika begini, sia-sia saja usaha sang puan untuk mencairkan suasana."Kayaknya ada yang mau lo omongin ya?" ujar Mentari yang malah melemparkan pertanyaan.
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

100. Bicara dengan kembaran

Duduk menyandarkan punggung dan meluruskan kaki di tempat relaksasi, Devin telah tertidur yang dibantu Caraka. Dia juga dipersilakan masuk ke ruangan yang lebih gelap dan lebih remang-remang dibanding ruangan lain, seperti tempat Jingga dibawa dengan cara yang sama pula. Dia tidur dengan lelap, dibantu pula oleh suasana tempat yang sunyi.Sagara yang memperhatikan proses itu dari jauh hanya bisa diam dan tidak banyak bicara. Caraka pernah berkata butuh konsentrasi tinggi untuk bisa membawa kliennya ke alam bawah sadar. Serta butuh ketenangan juga. Makanya pria itu membiarkan Caraka melakukan aksinya yang sedang menghubungi alam bawah sadar Devin.Caraka kemudian menggenggam telapak tangan Devin, menggenggamnya dengan erat seakan-akan tidak ingin melepaskannya pergi. Dia memecah keheningan dengan mengajukan pertanyaan, "Sekarang kamu bisa dengar aku?"Tanpa suara, Devin merespons dengan menganggukkan kepala satu kali. Kegiatan berhasil dilakukan. Mereka saling te
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status