Home / Fantasi / Alkisah Bunga Teratai / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Alkisah Bunga Teratai : Chapter 101 - Chapter 110

156 Chapters

101. Menangkap pembuat onar

Di sisi lain, ada Mentari yang kembali menghabiskan waktu sebelum malam menjelang di kafe langganan dan tempat yang paling sering dia datangi. Kebetulan hari ini latihan diliburkan, jadi dia tidak merasa diganggu dengan banyaknya waktu kosong. Dia juga tidak punya kegiatan lain selain mengurung diri di rumah untuk mengisi hari libur. Daripada bosan, dia memutuskan pergi ke pusat kota dan pulang saat malam. Dia senang melakukannya sendirian dan kini sudah menjadi rutinitas. Walau raganya ada di kafe—beserta fisiknya juga—namun pikiran sang puan lantas tidak ada di tempat. Pikiran itu sedang melintasi ruang dan waktu, serta melintasi cahaya seperti ada di luar angkasa. Tidak ada yang tahu sudah berapa kilometer jarak yang ditempuh pikiran tersebut. Mendukung aksi, dia sedang menopang dagu dengan tangan yang ditekuk di atas meja. Sebelum ke sini, dia sibuk memikirkan apa yang akan terjadi jika dia keluar. Dia juga sibuk menimbang apa yang harus diputuskan. Hal itu karena peristiwa tempo
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

102. Minta izin

Waktu kosong Sagara dan Caraka diisi dengan duduk di ruang utama. Sejatinya, memang tempat ini sudah menjadi markas besar anggota Fantasy Club jika diminta berkumpul untuk membahas apa pun, termasuk membahas gaji selama menyelesaikan misi. Jika tidak ada latihan, mereka juga sering datang ke sini. Jika memang tidak ada latihan dan tidak dipanggil, selalu saja ada yang datang ke rumah. Tempat mewah ini sudah menjadi pilihan utama. Rumah ini juga sudah seperti rumah milik mereka. Dua pria itu sedang ada di ruangan. Kali ini, mereka tampak serius. Bukan lagi antara pria yang tidak akan jauh dari menonton TV. Tidak ada lagi program acara yang bisa mengalihkan atensi. Mereka kompak memasang wajah serius yang paling serius di dunia. Ruangan ini diisi oleh diskusi mereka yang sepertinya tidak akan mencapai kata putus. Tidak ada ujungnya seperti jurang yang tidak kelihatan garis akhir. Mereka sedang membahas sesuatu yang menarik, namun terkadang sampai membuat mereka adu mulut karena ada yan
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

103. Disambut pemilik vila

Walau pesimis pada awalnya lantaran meminta izin kepada orang tua masing-masing, pada akhirnya anggota Fantasy Club bisa bepergian untuk melakukan perjalanan karyawisata. Sagara sebagai guru memastikan kalau mereka akan pulang dalam keadaan aman. Makanya mereka diberi izin agar bisa pergi liburan selama beberapa hari.Tujuan mereka sekarang ada di daerah Jakarta Selatan, tepatnya di sebuah vila yang dekat dengan hutan. Sebelum itu, Sagara sudah menyewa tempat beberapa hari sebelumnya untuk memastikan tidak akan ada yang menginap. Soal itu, dia kenal dengan pemilik vila yang menyambut dengan baik kedatangan mereka.Sebelum pergi, mereka diminta berkumpul di rumah Sagara untuk mempersiapkan banyak hal yang ingin dibawa. Selain pakaian dan obat-obatan sebagai perlengkapan utama, mereka juga membawa lima buah orang-orangan yang dimasukkan ke dalam bersama mereka. Mengenai transportasi, mereka meminjamnya dari kenalan Sagara yang memiliki bus mini. Tidak ada yang sangka kal
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

104. Cerita mengenai masa itu

Setelah mengisi waktu kosong sebelum dihadapi kenyataan yang tidak pasti, anggota Fantasy Club yang menginap di Villa Rawa diundang ke ruang makan, termasuk Sagara dan Caraka. Langit gelap juga sudah bersambut di luar sana dan menjadi dekorasi paling indah di muka bumi. Mereka semangat ketika mendengar ajakan yang disampaikan oleh para karyawan. Apalagi mereka tidak perlu repot memasak makanan.Di ruang makan, kedatangan mereka sudah disambut oleh Chakra yang ada di barisan paling depan beserta beberapa karyawan vila. Tetapi ada satu insan yang mengenakan pakaian mencolok. Warna seragam yang dia gunakan yaitu warna putih terang yang suci seperti kertas putih.Mereka kompak berseru takjub atas sambutan tersebut. Ditambah makan malam yang katanya enak dan lezat seperti yang dia dengar. Sebagai pemilik vila, dia memang memegang kuasa apalagi tempat ini. Mereka ingin menjaga nama baik dengan tidak menyajikan hal paling aneh yang bisa menurunkan kualitas."Selamat da
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

105. Kejadian tidak terduga

Sesuai rencana yang sudah disusun beberapa hari sebelumnya, seluruh anggota Fantasy Club berkumpul di halaman belakang Villa Rawa. Seperti yang dikatakan Chakra, di sana ada lapangan luas yang dikelilingi oleh hutan lebat dan udara sejuk. Setelah sarapan, mereka bergegas mandi dan satu per satu bergerak ke sana. Latihan dimulai jam 10 pagi.Pagi ini, mereka makan sandwich dan telur setengah matang sebagai pengisi perut dan makanan yang bisa menambah energi untuk memulai hari. Soal makanan, mereka tidak banyak mengeluh dan pilih-pilih. Mereka senang jika ada yang menghidangkan dengan sepenuh hati.Kini, hanya ada anggota Fantasy Club beserta dua gurunya saja yang ada di lapangan. Chakra sebagai pemilik vila sudah meninggalkan mereka untuk fokus ke pekerjaan utama. Dia mengizinkan mereka menggunakan lapangan yang sudah menjadi milik sendiri, serta tanah ini juga atas namanya. Dia harus mengurus tamu lain yang datang lebih dahulu.Mereka sedang memejamkan
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

106. Pasukan netral

Sebuah mobil warna perak berhenti di depan Villa Rawa yang tidak terlalu ramai pada siang hari. Setelah mesin mobil dimatikan, seorang insan keluar dari mobil lalu bergegas masuk ke dalam—tempat yang sama dikunjungi oleh anggota Fantasy Club. Dia menyapa para karyawan yang sibuk mencuci piring setelah makan siang disajikan. Tanpa basa-basi, dia naik ke tangga yang menjadi alasan dia datang dari jauh. Orang yang dia temui adalah Chakra, yang dia cium tangannya terlebih dahulu. Lalu berjabat tangan dengan Sagara dan Caraka setelah dikenalkan pria itu. Insan yang baru saja datang adalah Raka, anak sulung Chakra yang sudah diceritakan banyak hal semalam. Mereka yang mendengar Chakra menyebut nama insan itu berseru menyatakan rasa takjub. Sadar kalau ada yang lebih penting dibandingkan pembicaraan yang tidak berujung, Raka meminta izin untuk mengobati anggota Fantasy Club. Dia sudah diberi tahu ayahnya kalau ada yang terluka di penginapan dan dia butuh bantuan. Akibat per
last updateLast Updated : 2023-08-14
Read more

107. Tahu penyebabnya

Seluruh anggota Fantasy Club masih ada di ruang tidur milik Sagara. Waktu terus berlalu. Jarum jam terus berjalan tanpa henti yang tidak akan bisa dihentikan dengan mudah. Dari pagi sampai ke siang, lalu siang menuju sore, tidak ada perubahan. Mereka masih tidak melakukan apa pun. Hal yang mereka lakukan adalah menunggu mereka yang pergi ke markas Kertajaya kembali.Tidak hanya mereka, namun ada juga Chakra, Raka, dan Ratna yang setia menemani. Sebelum berpisah dengan sang suami, Ratna sudah berdiskusi dengan Venus bahwa dia akan tetap di sini daripada pulang ke rumah. Dia ingin menjaga mereka, apalagi ada kaitannya juga kelompok yang diikuti Venus. Jika bisa, dia juga ingin menginap bersama di sini. Dia sudah membicarakan hal itu bersama Chakra.Sementara itu, Jeslyn masih menangis tersedu-sedu mengingat mereka kehilangan Mentari. Sampai sekarang, belum ada informasi apa pun yang mereka terima mengenai keberadaan Mentari. Bahkan sampai mereka masih di sana, tidak ada
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

108. Puan tanpa perisai

Mentari yang menghilang dan dicari keberadaannya oleh anggota Fantasy Club terbaring di sebuah ruang tertutup yang dialasi tempat datar. Dia masih belum sadar sejak dibawa kabur beberapa saat lalu. Tidak ada yang tahu pula sudah berapa lama dia ada di sana dan masih belum bisa memanggil kesadaran tersebut. Sepertinya dia butuh sebuah pemicu agar dia bisa bangun.Tidak lama kemudian, lampu ruangan menyala dan membiarkan tempat ini tidak dalam keadaan gelap gulita. Pada saat itu juga, kesadarannya datang sendiri bahkan tanpa dipanggil. Hal yang dia lihat terlebih dahulu adalah sebuah cahaya terang seperti cahaya kamera foto saat memotret sesuatu. Oleh karena itu, dia sedikit memalingkan muka karena terlalu silau untuk bisa diterima mata manusia normal.Dia membuka dua mata untuk menemukan kesadaran lebih jauh. Hal yang menyambut adalah cahaya terang yang berasal dari lampu neon. Oleh karena itu, dia mengerjap-ngerjap mata dan berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya di d
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

109. Melawan teman sendiri

Jingga yang berlari menyusuri puluhan anak tangga yang tidak bisa dihitung dalam hati membuat semua penghuni terbangun. Anggota yang satu kamar dengannya sampai keluar karena ingin tahu apa yang puan itu lakukan. Begitu juga dengan anggota di kamar sebelah yang membuat Devin ikut keluar, lalu disusul Rama yang datang dengan muka mengantuk akibat dibangun paksa oleh Devin.Tetapi kehadiran mereka lantas tidak menjadi atensi sang puan. Dia melangkah lurus ke depan, bahkan saat itu juga Venus keluar. Dia berhenti di depan daun pintu ruang tidur Sagara. Tanpa pikir panjang, dia mengetuk pintu berulang kali untuk memanggil dia keluar. Belum ada jawaban, dia mengetuk pintu lagi. Pada intinya agar Sagara keluar dari kamar dan dia bisa mengatakan apa yang ingin dia katakan.Setelah pintu diketuk berulang kali—pada saat yang sama Caraka juga ikut keluar dari kamar sebelah—terdengar suara engsel pintu digeser. Gagang pintu bergerak dan pintu terbuka. Sagara muncul da
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

110. Ucapan terima kasih

Dalam keadaan terdesak, Chakra kembali memanggil sang putra sulung—bernama Raka—ke Villa Rawa. Tujuannya untuk mengobati anggota Fantasy Club yang sekarang dibawa ke ruang utama penginapan. Mereka berkumpul dalam satu tempat dalam keadaan memprihatinkan. Wajah mereka kembali memar, ada juga yang tangannya penuh luka. Raka hampir kewalahan menghadapi tamu ayahnya, tetapi dia harus menolong mereka. Kini, Raka sedang mengobati Devin yang memiliki luka di tangan dan kaki. Berkat kemampuan yang diturunkan dari Chakra, dia bisa mengobati mereka dalam waktu singkat. Tidak butuh barang lain pula seperti yang dokter lakukan di rumah sakit. Dia bisa mengobati orang lain dengan telapak tangan saja. Sementara itu, Rama yang sedang menunggu giliran mengeluh kesakitan. Kondisinya juga tidak jauh berbeda dari Devin, namun dia tidak bisa menahannya lebih lama. Jeslyn yang mendengar keluhannya menoleh lalu mengernyit. Jalan pikiran lelaki itu memang tidak bisa ditebak, tetapi tid
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status