Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa : Bab 151 - Bab 160

201 Bab

Season 2 BAB 15

Kamar yang begitu berantakan dengan barang rusak di mana-mana. Suara isak tangis tak henti-hentinya terdengar. Seolah tak lelah berjam-jam menteskan air mata.Sudah hampir tengah malam namun Ami masih larut dalam kesedihannya. Tanpa satupun orang yang ada di sisinya.Marah. Teramat sangat marah bahkan ia menyalahkan semua orang yang sudah membuat hidupnya sehancur ini.Mama dan papanya. Andai dulu ia dan Yuda di restui menikah, maka tidak akan ia sakit hati di tinggal menikah Yuda.Ia tidak akan mencari pelampiasan pada banyak pria setelah di tinggalkan Yuda saat mereka gagal kawin lari kala itu.Jika saja dulu Yuda mau membujuknya dan memohon padanya agar ia mau diajak menikah, mungkin ia tak akan serusak dulu.Tapi Yuda sama sekali tidak membujuknya. Bahkan meninggalkan dirinya saat tau kalau ia bersama pria lain. Padahal ia lakukan itu karena sakit hati tak mendapatkan restu juga.Andaikan Satria tidak mudah memutuskan hubungan mereka saat di Amrika dulu. Kenapa hanya karena ia ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 16

Ana mencuci piring bekas sarapannya dan Satria tadi. Pagi-pagi sekali ia sudah membersihkan rumah. Jadi semua pekerjaan ini tidak ada lagi yang perlu di kerjakan.Untungnya pagi ini ia tak merasa mual seperti hari-hari sebelumnya. Jadi ia tak perlu merepotkan Om-nya.Ana menyadari Satria yang memasuki dapur. Om-nya itu tak menyapanya. Sibuk entah melakukan apa di sisi meja yang berbeda.Ia melanjutkan kegiatan itu hingga semua peralatan bekas makan bersih."Tunggu di depan TV. Nanti aku ke sana." Ana menoleh lalu mengangguk kaku.Ia pergi dari dapur seperti yang Satria inginkan. Dirinya duduk di sofa memandangi DVD dan telivisi yang menyala tapi di pause oleh Satria.DVD korea?Ana menaruh kembali kotak DVD itu saat Satria berjalan ke arahnya. Ia meletakkan teh di hadapan Ana lalu kopi di sisinya.Satria duduk di samping Ana sembari meraih remot TV.Drama korea tayang dengan Ana yang sedikit bingung."Apa. . . .?"Satria tertawa pelan."Setahuku semua perempuan suka drama Korea."Ana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 17

"Lagi apa?"Satria menghampiri Ana yang duduk termenung di sofa yang tadi malam ia tiduri. Sangat mengundang perhatiannya untuk bertanya."Enggak."Satria mengeluh pelan. "Selain enggak, ada jawaban lain lagi? Yang lebih spesifiklah."Dirinya mengambil tempat di samping Ana. Sangat mepet sekali dengan tubuh istri kecilnya.Ana sekarang adalah Istri kecilnya, bukan lagi ponakannya. Catat!Di tambah lagi dengan rangkulan Satria yang tidak memungkinkan Ana untuk kabur dari dekapan Om-nya itu."Om?"Ana mengerang sedikit gelisah dengan perlakuan lelaki dewasa yang sejak tadi sangat suka sekali mepet-mepet padanya."Apa?""Panas," kata Ana dengan sedikit alasan.Bukannya di lepaskan, Satria malah mengambil remot di sampingnya dan menambah dingin AC.Ana tersenyum kikuk sambil di tatap Om-nya itu. Dasar tidak peka."Ana?""Iya, Om?"Sekarang dirinya malah kebingungan harus merespon Om-nya bagaimana. Apalagi tatapan Satria yang tak berpaling juga darinya.Jemari tangan Satria menyentuh pipin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-16
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 18

Suasana yang tegang dalam diskusi mereka kali ini. Devandra yang sejak tadi sangat terasa bersitegang dengan Satria. Dan Yuda yang merasa tidak enak pada Jono lantaran kelakuan putrinya."Ck! Ngomong dikitlah. Masa pada diem gini," ujar Hasyim yang saat ini hidupnya lurus-lurus saja.Namun tak ada satupun yang menyahut kata-katanya. Hasyim mengeluh berat. Masalah yang sedang mereka hadapi butuh di selesaikan. Tapi saudara-saudaranya ini sedang dililit masalahnya masing-masing."Kita harus bicara sama orang-orangnya Almarhum Bang Erwin. Jangan sampai mereka membuat masalah." Hasyim coba memancing mereka."Kalian tau sendiri kalau masalah yang dihadapi ini juga awalnya karena Bang Erwin yang berani sekali memenjarakan para bandar narkoba itu. Mereka tidak melakukan apa-apa selama ini bukan karena takut. Tapi karena menghargai Almarhum Bapa. Dan setelah Bapa gak ada, mereka membalas dendam. Kalau kita balas lagi, maka mereka juga akan balas. Mau sampai kapan kaya gitu terus."Hasyim bic
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 19

"Papa mana, Ma?" tanya Afgan yang tengah membantu Syafira menyiapkan sarapan.Afgan mencoba dewasa dengan menggantikan posisi kakaknya yang biasanya membantu menyiapkan makanan. Walau kedua adiknya tampak sangat menyebalkan yang sejak tadi terus mengatainya emak."Udah pergi pagi tadi."Wajah Afgan mengerut heran. Selama ini mereka selalu sarapan bersama. Papanya sangat jarang pergi sepagi ini.Kalaupun tidak ada saat sarapan, biasanya itu karena papanya pergi keluar nergi hingga tidak mungkin ikut sarapan."Berarti kami berangkatnya gimana?"Syafira memberikan kunci mobil. "Kalian berangkat dulu aja pakai mobil. Supir sendiri. Kamu udah bisa bawa mobilkan?"Afgan mengangguk lalu menerima kunci mobil itu. Walau sedikit bertanya-tanya melihat wajah mamanya yang sedikit berbeda.Syafira meninggalkan ke tiga putranya yang sedang sarapan itu. Ia menarik nafas panjang saat air matanya hendak keluar.Tentang Devandra yang pergi pagi-pagi sekali, Syafira telah berbohong.Tadi malam Devandra
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 20

"Pulang juga akhirnya."Daneen menemplekan jemarinya ke bibir memberi kode pada Yasrif yang tengah di kerumuni banyak buku untuk diam.Kalau ke dengar oleh papa merekakan bisa ketahuan kalau dia akhirnya masuk ke rumah. Gengsi juga karena papanya gak membujuk sama sekali tapi dirinya justru pulang sendiri."Mama papa mana?" tanyanya berbisik."Dalam kamar kali. Tadi sih masuk ke sana. Udah 3 jam gak keluar-keluar."Daneen mengangguk dengan senyum lebar. Aman. Kalau papanya itu sudah asik di kamar dengan mamanya, maka kemuingkinan gak akan keluar sampai pagi nanti."Oh iya. Nih ada titipan dari papa."Daneen mengerutkan kening heran. Lalu menerima sebuah kertas yang nampak seperti formulir."Apa nih?!" tanya Daneen bingung."Katanya sih kakak mau di daftarin sekolah ke Singapura. Tinggal di apartement punyanya nenek sama kakek."Hah! Gil*!""Kenapa makinya ke aku sih!" balas Yasrif kesal.Daneen merusak formulir ditangannya dengan menyobeknya jadi empat bagian.Ini namanya pengusiran s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-19
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 21

"Buka!" teriakan Daneen bertubi-tubi di kamarnya. Juga pukul tendangnya pada pintu samar-samar terdengar sampai ke ruang tamu."Sini in itu Melisa! Biar aku gamlar bolak balik!"Ana yang baru masuk saja bahkan tertegun membayangkan Daneen di kurung papanya dalam kamar."Gitulah, Ana. Kayaknya lebih baik kamu gak usah temuin dia dulu," kata Dinar.Ana mengangguk setuju. Tapi dirinya harus tetap memberikan titipan yang di amanahkan padanya."Kalau Daneen udah tenang, tolong kasi ini ya, Tante," kata Ana.Dinar mengangguk sambil menerima apa yang Ana hendak berikan kepadanya.Ana pergi bersamaan dengan Yuda yang memeluknya dari belakang."Berat ya, Din?" bisiknya."Enggak kok. Mas gak berat," balas Dinar. Pelukan Yuda yang bersandar ketubuhnya tak terasa berat."Ck! Maksudnya masalah kita. Aku jadi serba salah kalau kaya gini."Dinar termenung lalu mengangguk. Ia membawa Yuda ke sofa dan membiarkan pria itu memeluknya sambil bersandar. Dengan usapan hangat Dinar yang menenangkan untuk Yu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-19
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 22

"Apa tuh?!"Daneen kepo mendekati Ana yang menerima paket besar dari seorang kurir.Ia cepat mengambil alih paket itu dari tangan Ana. "Ibu hamil gak boleh bawa yang berat-berat.""Gak berat juga," balas Ana.Daneen masuk ke rumah Satria sambil membawa paket itu. Di ikuti Ana yang selalu bisa memaklumi kelakuannya."Gak sekalian di bukain?" tanya Ana saat Daneen menaruh benda itu tanpa berniat kepo isinya apa."Nggak ah! Males. Siapa tau lagian isinya barang-barang keperluan suami istri."Ana memajukan bibirnya membalas kata-kata Daneen.Ia membukanya. Sedikit terkejut dengan isi paket itu yang menunjukkan satu set barang-barang untuk melukis."Pengen jadi pelukis," tanya Ana.Ana bergeming. Dirinya menatap lama kanvas-kanvas dan beberapa cat air itu. Sebelum mengesampingkan barang-barang itu lalu menatap Daneen penuh keseriusan."Apa?" tanya Daneen yang merasa di tatap tajam."Kamu katanya nolak kuliah ke Singapura?" tanya Ana dengan intonasi tajam."Enggak cuma ke Singapura. Aku mal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 23

"Malem banget pulangnya, Om?"Ana baru saja membuka pintu setelah mendengar deru suara mobil yang memasuki pekarangan rumahnya.Satria keluar dari sana dengan wajah lelah. Tampak senyumnya terarah pada Ana ketika keluar dari pintu mobil."Iya. Tiga hari libur. Kerjaan numpuk," balas Satria.Ana mengangguk maklum. Dirinya mengulurkan tangan tanda ingin membawakan tas kerja Satria.Satria memberikannya. Namun setelah kedua tangan Ana memegangi tas pria itu, ia justru memegangi kedua bahu Ana. Menunduk perlahan menuju bibir Ana."Om mau apa?" tanya Ana sebelum pertanyaannya di jawab dengan bibir Satria yang menempel di bibirnya.Seperkian detik rasanya waktu di bumi terhenti. Tubuh Ana juga diam mematung.Matanya melolot hingga sekujur tubuhnya kaku.Satria menarik diri. Ia menatap Ana beberapa saat sebelum mengusap rambutnya.Ia meninggalkan Ana yang masih syok. Untuk Ana sendiri, ia hanya mampu perlahan-lahan menyadari diri tentang apa yang barusan terjadi padanya.Kedua tangannya men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-21
Baca selengkapnya

Season 2 BAB 24

"Jadi kamu udah gak mau sekolah?" Jono bertanya dengan nada sangat dingin.Yanti di sampingnya menyentuh lengan Jono agar tidak terlalu keras."Mau jadi apa kamu gak mau sekolah?" tanya Jono lagi.Melisa tidak menjawab pertanyaannya itu."Papa bilang kamu tinggal cerita siapa yang membullykan? Tinggal katakan dan kita selesaikan. Kenapa harus berhenti sekolah?""Pa! Jangan terlalu keras," tegur Yanti yang sejak tadi senggolannya tak di dengar Jono."Kamu keluar sana. Aku harus bicara tegas dengannya," usir Jono. Untuk pertama kalinya ia begitu marah hingga tak mau ada suara lain yang mengganggunya."Ngomong yang baik aja. Melisa pasti mau dengar. Jangan kamu ngomong kaya orang marah gitu. Kasian dia. Nanti dia. . . .""Keluar kubilang!" bentak Jono.Dengan tatapan tajam berapi-api meminta Yanti meninggalkannya. Dirinya hanya ingin menertibkan Melisa. Namun tak akan terjadi bila Yanti terus mengganggu.Usai Yanti keluar dari ruang kerjanya, Jono memperlihatkan hasil belajar Melisa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status