"Buka!" teriakan Daneen bertubi-tubi di kamarnya. Juga pukul tendangnya pada pintu samar-samar terdengar sampai ke ruang tamu."Sini in itu Melisa! Biar aku gamlar bolak balik!"Ana yang baru masuk saja bahkan tertegun membayangkan Daneen di kurung papanya dalam kamar."Gitulah, Ana. Kayaknya lebih baik kamu gak usah temuin dia dulu," kata Dinar.Ana mengangguk setuju. Tapi dirinya harus tetap memberikan titipan yang di amanahkan padanya."Kalau Daneen udah tenang, tolong kasi ini ya, Tante," kata Ana.Dinar mengangguk sambil menerima apa yang Ana hendak berikan kepadanya.Ana pergi bersamaan dengan Yuda yang memeluknya dari belakang."Berat ya, Din?" bisiknya."Enggak kok. Mas gak berat," balas Dinar. Pelukan Yuda yang bersandar ketubuhnya tak terasa berat."Ck! Maksudnya masalah kita. Aku jadi serba salah kalau kaya gini."Dinar termenung lalu mengangguk. Ia membawa Yuda ke sofa dan membiarkan pria itu memeluknya sambil bersandar. Dengan usapan hangat Dinar yang menenangkan untuk Yu
Terakhir Diperbarui : 2023-09-19 Baca selengkapnya