Share

Season 2 BAB 21

Author: KN_Author
last update Last Updated: 2023-09-19 21:29:01

"Buka!" teriakan Daneen bertubi-tubi di kamarnya. Juga pukul tendangnya pada pintu samar-samar terdengar sampai ke ruang tamu.

"Sini in itu Melisa! Biar aku gamlar bolak balik!"

Ana yang baru masuk saja bahkan tertegun membayangkan Daneen di kurung papanya dalam kamar.

"Gitulah, Ana. Kayaknya lebih baik kamu gak usah temuin dia dulu," kata Dinar.

Ana mengangguk setuju. Tapi dirinya harus tetap memberikan titipan yang di amanahkan padanya.

"Kalau Daneen udah tenang, tolong kasi ini ya, Tante," kata Ana.

Dinar mengangguk sambil menerima apa yang Ana hendak berikan kepadanya.

Ana pergi bersamaan dengan Yuda yang memeluknya dari belakang.

"Berat ya, Din?" bisiknya.

"Enggak kok. Mas gak berat," balas Dinar. Pelukan Yuda yang bersandar ketubuhnya tak terasa berat.

"Ck! Maksudnya masalah kita. Aku jadi serba salah kalau kaya gini."

Dinar termenung lalu mengangguk. Ia membawa Yuda ke sofa dan membiarkan pria itu memeluknya sambil bersandar. Dengan usapan hangat Dinar yang menenangkan untuk Yu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rofina Ato
apa sudah ed yaa min ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 22

    "Apa tuh?!"Daneen kepo mendekati Ana yang menerima paket besar dari seorang kurir.Ia cepat mengambil alih paket itu dari tangan Ana. "Ibu hamil gak boleh bawa yang berat-berat.""Gak berat juga," balas Ana.Daneen masuk ke rumah Satria sambil membawa paket itu. Di ikuti Ana yang selalu bisa memaklumi kelakuannya."Gak sekalian di bukain?" tanya Ana saat Daneen menaruh benda itu tanpa berniat kepo isinya apa."Nggak ah! Males. Siapa tau lagian isinya barang-barang keperluan suami istri."Ana memajukan bibirnya membalas kata-kata Daneen.Ia membukanya. Sedikit terkejut dengan isi paket itu yang menunjukkan satu set barang-barang untuk melukis."Pengen jadi pelukis," tanya Ana.Ana bergeming. Dirinya menatap lama kanvas-kanvas dan beberapa cat air itu. Sebelum mengesampingkan barang-barang itu lalu menatap Daneen penuh keseriusan."Apa?" tanya Daneen yang merasa di tatap tajam."Kamu katanya nolak kuliah ke Singapura?" tanya Ana dengan intonasi tajam."Enggak cuma ke Singapura. Aku mal

    Last Updated : 2023-09-21
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 23

    "Malem banget pulangnya, Om?"Ana baru saja membuka pintu setelah mendengar deru suara mobil yang memasuki pekarangan rumahnya.Satria keluar dari sana dengan wajah lelah. Tampak senyumnya terarah pada Ana ketika keluar dari pintu mobil."Iya. Tiga hari libur. Kerjaan numpuk," balas Satria.Ana mengangguk maklum. Dirinya mengulurkan tangan tanda ingin membawakan tas kerja Satria.Satria memberikannya. Namun setelah kedua tangan Ana memegangi tas pria itu, ia justru memegangi kedua bahu Ana. Menunduk perlahan menuju bibir Ana."Om mau apa?" tanya Ana sebelum pertanyaannya di jawab dengan bibir Satria yang menempel di bibirnya.Seperkian detik rasanya waktu di bumi terhenti. Tubuh Ana juga diam mematung.Matanya melolot hingga sekujur tubuhnya kaku.Satria menarik diri. Ia menatap Ana beberapa saat sebelum mengusap rambutnya.Ia meninggalkan Ana yang masih syok. Untuk Ana sendiri, ia hanya mampu perlahan-lahan menyadari diri tentang apa yang barusan terjadi padanya.Kedua tangannya men

    Last Updated : 2023-09-21
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 24

    "Jadi kamu udah gak mau sekolah?" Jono bertanya dengan nada sangat dingin.Yanti di sampingnya menyentuh lengan Jono agar tidak terlalu keras."Mau jadi apa kamu gak mau sekolah?" tanya Jono lagi.Melisa tidak menjawab pertanyaannya itu."Papa bilang kamu tinggal cerita siapa yang membullykan? Tinggal katakan dan kita selesaikan. Kenapa harus berhenti sekolah?""Pa! Jangan terlalu keras," tegur Yanti yang sejak tadi senggolannya tak di dengar Jono."Kamu keluar sana. Aku harus bicara tegas dengannya," usir Jono. Untuk pertama kalinya ia begitu marah hingga tak mau ada suara lain yang mengganggunya."Ngomong yang baik aja. Melisa pasti mau dengar. Jangan kamu ngomong kaya orang marah gitu. Kasian dia. Nanti dia. . . .""Keluar kubilang!" bentak Jono.Dengan tatapan tajam berapi-api meminta Yanti meninggalkannya. Dirinya hanya ingin menertibkan Melisa. Namun tak akan terjadi bila Yanti terus mengganggu.Usai Yanti keluar dari ruang kerjanya, Jono memperlihatkan hasil belajar Melisa yang

    Last Updated : 2023-09-22
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 25

    Untuk sementara, Melisa dinyatakan demam oleh dokter yang memeriksanya. Namun dokter mengatakan jika panas tinggi tak kunjung sembuh, maka mereka akan memeriksa darah Melisa nanti.Jono meletakkan putrinya di tempat tidur lalu memeriksa suhu tubuh Melisa yang tidak turun."Maafin papa, ya?" lirih Jono.Rasa sesal kian menusuk hatinya. Saat ia teringat masa di mana Melisa sangat memprihatinkan.Lahir dengan takdir berbeda dari dua saudaranya yang lain, tentu tidak mudah bagi Melisa.Apalagi saat itu Yanti sangat marah karena pertumbuhan Melisa yang sangat lambat. Berbeda dengan saudaranya yang lain. Apalagi saat tanggap dan penyerapan pelajaran Melisa di bilang sangat pelan.Baginya dulu tak apa Melisa tidak pandai di bidang akademis. Yang penting dia tumbuh sehat dan baik. Toh ia melihat putrinya Yuda juga sama seperti Melisa. Baginya dulu itu bukan masalah. Apalagi melihat Yuda dan Dinar yang tampak tak ingin memaksakan putrinya mereka.Tapi berbeda dengan Yanti. Istrinya itu mungkin

    Last Updated : 2023-09-22
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 26

    "Lagi ngapain?" Satria membawa laptopnya duduk di samping Ana yang sedang melukis. Atau mungkin lebih bisa di sebuat sedang mewarnai lukisan. Ia tertawa geli melihat wajah Ana yang tercoret cat air.Dengan lembut jemarinya mengusap pipi Ana."Jadi udah suka melukis?" tanya Satria."Suka," balas Ana. "Tapi aku cuma bisa mewarna gini. Kalau bikin enggak ada bakat."Boleh lah kalau hanya sekedar mewarnai art. Tapi dirinya tak begitu menyukai melukis walau sejak kecil suka mewarnai karakter kartun kala sedang bermain dengan Daneen.Dulu ia suka meminta Satria membelikan kertas bergambar karakter lalu akan mewarnainya. Berbeda dengan Daneen yang kalau Satria bertanya mau mainan apa apsti jawabnya boneka atau mainan masak masakan.Tapi Ana sudah tidak menggeluti lagi hobi mewarnanya sejak masuk SD. Ia mengikuti banyak les private atas saran dari mamanya. Makanya tak ada waktu lagi untuk mengerjakan hobinya."Belajar dong," ujar Satria. Ia menyelipkan anak rambut di telinga Ana.Ana terdiam

    Last Updated : 2023-09-22
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 27

    "Ini punya, Kak Ana?"Ana menoleh dari buku pelajaran yang sejak tadi jadi pusat perhatiannya."Kakak belinya kapan?""Iya. Waktu masih TK," balas Ana.Melisa yang saat itu berusia 7 tahun berbinar melihat gambar-gambar lucu dengan warna-warna yang membuatnya terlihat imut. "Kenapa ini gak ada warnanya, Kak?" Melisa menunjukkan bagian buku warna yang masih hitam putih.Ana kembali menoleh pada Melisa. "Itu belum di kasih warna," balasnya."Kenapa gak di kasih warna?" tanyanya lagi.Ana menarik nafas karena ini ketiga kalinya ia harus keluar dari fokusnya pada buku pelajaran. Ia cukup heran kenapa Melisa tidak bermain dengan Kakaknya atau sepupunya yang lain. Malahan justru mengganggu dirinya belajar."Kamu mau warnain?" tawar Ana"Mau!" Melisa berseru senang.Ana tertawa melihat betapa semangatnya Melisa. Ia membongkar lemari khusus yang di penuhi perlengkapan mewarna miliknya. Hampir seluruh alat mewarna ini di belikan Satria. Dan sudah bertahun-tahun tidak di pakai.Melisa menyambu

    Last Updated : 2023-09-22
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 28

    Yanti terus menangis dan menangis di depan ruang inap Melisa. Ia hendak masuk, tapi dirinya harus nenghadapi amukan Melisa. Berbagai macam barang di lemparkan anaknya itu tiap kali melihatnya masuk."Melisa awalnya udah baik-baik aja melihat aku, Pa. Tapi gara-gara Ana dia jadi kayak gini," rucau Yanti dalam pelukan Jono.Sementara Jono sendiri tak mengatakan apapun. Ia hanya bisa memeluk Yanti melampiaskan kesedihannya.Sejujurnya hatinya tak membenarkan kata-kata Yanti kalau ini di sebabkan karena Ana. Bukan apa-apa, tapi dirinya merasa kalau Melisa sejak awal memang tidak eprnah sembuh.Melisa hanya membaik karena menutupi luka itu tanpa menyembuhkannya. Mungkin saja saat ini luka yang ada di dalam hati Melisa kembali terbuka. Hingga menyebabkan semuanya kembali seperti sebelumnya.Melisa kembali seperti dirinya yang dulu. Termenung dengan tatapan kosong seolah hidup sudah tidak ada artinya. Dokter mengatakan karena seluruh ingatan Melisa kembali pada masa dirinya dulu.Dan penyeb

    Last Updated : 2023-09-22
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 29

    Usai Jono melampiaskan segala emosinya setelah membawa Yanti pulang, kini ia membiarkan Yanti di kamar seorang diri.Untuk bertahun-tahun yang telah di jalani, ini kali pertama Jono bersikap sangat kasar. Pertama kalinya pula Jono menunjukkan emosinya.Yanti terbayang saat-saat dirinya mendidikan anak-anak sewaktu kecil.Lahirnya Amelia yang membuat dirinya di puji banyak orang karena daya tanggap putri pertamanya. Skill yang di anggap multitalenta yang membuat Amelia selalu unggul di bidang apa saja. Baik olahraga maupun akademis.Sontak orang-orang juga memujinya. Karena sebagai ibu, Yanti bisa mendidik anal sebaik Amelia. Bahkan orang-orang tak lagi memandang dirinya yang awalnya hanya seorang pembantu. Semua tercover oleh kecerdasan yang di miliki AmeliaYanti tentunya bangga. Ia yang terlahir dari keluarga serba kekurangan, yang tidak menjamah yang namanya sekolah. Memiliki anak sepandai Amelia. Kelahiran anaknya yang hanya berjarak dua tahun, membuat anak-anaknya itu terlihat

    Last Updated : 2023-09-23

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 65 TAMAT

    “Jaga diri kamu,” ujar Daneen. “Jangan sampai kenapa-napa di sana.”Fahrian tersenyum lebar sembari mengangguk. Dirinya mendapat restu setelah bicara baik-baik dengan Yuda. Jika ia akan kembali setelah bertaruh nasib di negri orang. Bahwa dirinya, akan mengusahakan kehidupan yang lebih baik untuk Daneen.“Ini memang tidak berharga. Tapi hanya ini yang aku punya untuk mengikat kamu.”Fahrian memberikan sebuah cincin perak putih. Namun tak berani menyematkannya di jemari Daneen. Takut jika mungkin Daneen tidak suka dengan pemberiannya.Tapi mengerti dengan ketakutan Fahrian, Daneen mengambil cincin itu dan menyematkannya di jemarinya. “Aku janji ini tidak akan hilang sampai kamu pulang.”****Sementara di lantai atas, sepasang suami istri memandangi dua insan yang akan berpisah itu. “Aku sedih, Mas. Kenapa gak di kasih kerjaan di sini aja? Mas punya banyak cabang usaha.”“Itu Namanya perjuangan. Biarkan dia memandang anak kit aitu mahal dan berharga. Agar dia tidak menyia-nyiakannya. B

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 64

    Yuda sedang kesal dengan Dinar karena perbedaan pendapat mereka. Apalagi Dinar kuekeh dengan keinginannya bertemu dengan pacar Daneen yang pernah bertemu dengannya. Walau Daneen tidak mengaku, tapi ia yakin itu adalah pacar Daneen.Ia tidak suka.Putrinya tidak mungkin bersama laki-laki seperti itu. Culun, lemah, dan cuma tukang ngepel di sekolah. Mau jadi apa anaknya di nikahkan dengan laki-laki tanpa masa depan begitu. Apalagi mengingat laki-laki itulah yang memukul Daneen di malamsepi itu.Meski sih dalam tekanan dan ancaman. Tapi masa di ancam begitu langsung memukuli perempuan. Di lawan dulu atau gimana lah. Masa diam aja. Pengecut.Tapi biarpun sudah 1001 cerita ketidak sukaan dirinya dengan lelaki itu, masih saja Dinar memberikan pembelaan. Dari yang masuk akal, sampai yang penting di bela, masa bodo gak masuk logika.Dinar bilang seorang laki-laki memang mengutamakan ibunya. Dan salah bila menyudutkan pacar Daneen itu hanya karena ia tak berani melawan. Semua orang punya level

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 63

    Liburan yang di harapkan bisa membuat mereka tenang dan senang justru malah menjadi kejadian paling menyebalkan untuk Satria. Ia juga harus membawa pulang bekas pukulan di sudut bibirnya hasil pukul balas dari Aji. Tapi bisa di bilang juga Satria dan Ana puas dengan bulan madu mereka ini. Setidaknya ada beberapa moment mereka habiskan Bersama. Juga pengutaraan rasa cinta mereka. Sebelum menemui Ana kemarin, setelah masalah di selesaikan secara damai, Satria sempat menasehati Aji untuk berhenti mendekati istrinya, dan jangan membuat konten tidak mutu seperti prank-prank-an lagi. Lebih baik cari kerjaan tetap, sembari mengerjakan hobi membuat konten, tapi konten yang bermanfaat. Ana turun dari mobil mendahului Satria. Pastinya sudah tidak sabar menemui anak mereka yang tercinta. Ini kali pertama Tasya mereka tinggalkan berhari-hari. Ia menyusul Ana yang sudah duduk di samping Syafira. Ibu dari Ana itu tampak sibuk merajut. Entah apa yang mau di buatnya dari hasil rajutan itu. “Mana

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 62

    Udara segar berembus menerpa kulit Ana. Secara alami ia tersenyum merasakan betapa nyaman lingkungan seperti ini. Bebas dari kebisingan dan polusi.“Ana?”Me timenya serasa terganggu begitu melihat seseorang di sampingnya. Entah kenapa Ana jadi merasa harus menoleh ke kamarnya. Dan ia jadi lega melihat sang suami yang masih tertidur.“Aku mau minta maaf dan berterima kasih sekali lagi sama kamu.”Ana mengangguk kecil. Ia mengerti Aji tak bermaksud jahat. Cuma tetap saja yang kemarin itu sangat tidak sopan dan mengganggu.Untungnya Satria mau menyelesaikannya dengan memaafkan Aji dan teman-temannya.“Aku, gak nyangka,” ujarnya dengan terjeda. Seolah yakin atau tidak untuk bicara.“Nyangka apa?”“Kalau berita kamu udah nikah itu bener.”Setelah lulus, inilah kali pertama mereka bertemu lagi. Banyak kabar yang sempat bersimpang siur tentang pernikahan Ana dari para teman-temannya. Terutama tentang Ana yang menikah dengan laki-laki seumuran dengan orang tuanya.“Iya. Aku udah nikah. Malah

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 61

    Dinar hendak beranjak dari tempatnya melihat seseorang yang diam-diam di rindukannya selama ini. Namun tangan Yuda menahannya. Dinar mendongak dengan tatapan memohon pada Yuda.“Diam di sini. Di mana-mana yang nengokin orang sakit yang mendekat. Bukannya kamu yang turun dari tempat tidur.”Mendengar perkataan Yuda, Daneen menghela nafas sembari mengarahkan tantenya Sania untuk mendekati bangsal Dinar.Sania memilih ujung bajunya. Tampak sangat ragu dan kikuk berdiri di samping sang kakak. Otaknya bekerja keras menyatukan kata apa untuk menyapa atau sekedar membuka pembicaraan.“Mbak?”Sania tertegun dengan pelukan erat Dinar. Butuh beberapa saat untuk dirinya merespon pelukan itu.“Maafin Mbak, Sania. Maaf,” lirih Dinar.Sania melepaskan pelukan kakaknya. “Jangan meminta maaf, Mbak. Gimanapun Mbak gak salah. Harusnya bahkan aku yang bilang maaf dan terima kasih.”Dinar menggeleng. “Mbak rasanya udah jahat banget sama kamu. Pura-pura gak peduli. Bahkan gak mau tau gimana kehidupan kamu

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 60

    Yuda memicingkan matanya seolah mencoba mempediksi apa yang sedang di pikirkan putrinya.“Kita balik lagi ke Rumah sakit, Pa?” tanya Daneen tampak mencoba menghindari sesuatu.Seolah dia bisa tau kalau akan di tanyai masalah yang tadi.“Ya,” balas Yuda singkat.“Dia itu, bukan pacarmukan?” tanya Yuda tidak tahan untuk tidak bertanya.“Dia siapa?” tanya Daneen balik tampak tidak paham.Papanya mendecak . “Gak usah pura-pura gak ngerti. Papa tau loh ekspresi kamu kalau lagi suka sesuatu.”“Papa ngomong apa sih?”“Kerja di mana dia? Terus gimana bisa dia mukul kamu?”“Kenapa bahas dia sih, Pa? Kita fokus mikirin mama aja.”****Bagi Yuda, Daneen sedang menghindari pertanyaannya seputar laki-laki yang di lindunginya tadi. Yang pada akhirnya Yuda lepaskan karena permintaan putrinya. Tapi tentu saja Yuda masih merasa ingin tau. Ralat, ia perlu tau dan sungguh harus tau tentang laki-laki itu.Cuma Daneen cukup keras kepala untuk tidak mau membicarakan pria itu. Greget juga waktu Yuda terpaks

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 59

    Yuda dan Daneen mendatangi kediaman Sania. Sebelum itu ia menelpon Bulan untuk segera menyusul ke sini. Di mobil, Daneen dan Yuda sama-sama hanya diam. Namun, diamnya seorang ayah, tidak bisa melepaskan sepenuhnya tentang kecemasannya saat putri kesayangannya ini rasanya belum makan apa-apaIa memesan makanan drive-thru tanpa banyak bicara lalu memberikannya pada Daneen. Dirinya Kembali fokus melihat jalan dan mengalihkan mobil ke jalur alamat yang mereka tuju.“Makasih, Pa.” Suara Daneen terdengar penuh dengan makanan.“Mmm.”Sebuah rumah yang taka sing bagi Yuda terpampang di hadapan mereka. Butuh beberapa saat untuk Yuda sehingga dirinya bisa melangkahkan kakinya.Rumah ini, jadi lebih mengerikan dari terakhir kali dirinya ke sini dulu. Tampak sangat tidak terawatt dan banyak bagian rumah yang butuh renovasi.Ia mengikuti Daneen yang mengetuk pintu dan memanggil si pemilik rumah. Lalu seseorang dengan wajah lelah dan tampaknya baru habis menangis, membukakan pintu.“Tante, gimana k

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 58

    Yuda harusnya menyadari ini sejak awal. Bahwa kembali ke kampung halaman istrinya, hanya akan membawa petaka. Tapi di sinilah jawaban atas kebingungan dan keputusasaan dirinya dan istrinya. Tapi bagaikan pertukaran yang tak mungkin bisa di pilih. Karena pada akhirnya Yuda juga harus menerima istrinya terbaring di rumah sakit dengan balutan perban di kepala Dinar. Kecemasan tak kunjung reda, dengan pemandangan wajah istrinya yang tak kunjung membuka mata.“Papa?”Panggilan itu membuat Yuda menoleh singkat. Harusnya saat ini ia memeluk gadis kecilnya yang sudah menjadi dewasa ini. Yang menghilang tanpa kabar bahkan tak memberikan alasan jelas. Mungkin tak berselang puluhan tahun kepergian putrinya. Tapi sudah cukup membuat banyak perubahan.“Mama masih belum sadar?” Suara itu berpindah ke samping istrinya. Jemari Dinar diraih. Kini kedua tangan Dinar di remas hangat. Andaikan tidak dalam kondisi seperti sekarang, mungkin ini adalah moment membahagiakan. Tapi sayangnya yang terasa han

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 57

    Yuda memasukan koper ke dalam mobil. Dirinya melirik Dinar yang mengipasi wajahnya seperti orang kepanasan. Cuaca memang sedang terik saat mereka tiba mendarat beberapa menit lalu."Loh. Kok mobilnya jalan, Mas?"Yuda tersenyum dengan keterkejutan Dinar, karena mobil jemputan yang berjalan tanpa mereka."Kita naik motor, " ujar Yuda.Dinar membulatkan mata. "Panas, Mas," keluhnya dengan wajah cemberut.Motor yang akan mereka naiki di antarkan seseorang. Untungnya bukan motor lama Yuda yang 20 tahunan lalu. Motor itu pasti sudah tidak bisa di gunakan. Setau Dinar motor itu sudah di museumkan oleh Yuda.Masih dengan wajah cemberutnya, Dinar mengenakan jaket dan helm yang di berikan Yuda."Kita udah gak muda lagi loh, Mas," gumam Dinar.Yuda meraih jemari Dinar agar erat memeluk pinggangnya. "Ini buat mengingatkan kita kalau kita pernah melewati hari-hari dengan cinta kayak gini."Ban motor berjalan seiring dengan tarikan gas. Jemari Yuda terus mengelus jemari yang sejak dulu menemaninya

DMCA.com Protection Status