Eis meletakkan plastik di atas meja makan. "Nih, martabak telor spesial. Aku gajian Bu, biasa makan-makan dulu lah sama Dimas," terang Eis. Ku lihat Dimas senyum-senyum berdiri di dekat pintu. "Dim, sini! Jangan mau kalo diajak makan sama Eis, gendut nanti kamu," godaku pada Dimas. Mata Dimas aneh, kaya ada sesuatu saat menatap Eis sekilas. Aduh, Dimas, naksir kah sama Eis? Dimas duduk dekat Mas Bayu. "Ah, Eis cuma ngajak makan bakso aja, Bu. Nggak mungkin gemuk. Bakso nggak bikin kenyang," ucap Dimas mengundang gelak tawa. "Iyalah, orang aku doang yang makan bakso, dia nggak mau. Dah sekarang makan tuh, sekarang ada nasi di rumah," ucap Eis pada Dimas. Eis berlalu kekamar kami lanjutkan makan malam ini. "Kalau kalian mau pindahan, sebaiknya besok siang masak, Bu. Malamnya biar Bayu dan Rini pindahan, nanti biar bapak suruh orang untuk mengundang warga datang ke acara selamatan di rumah Bayu dan Rini," ungkap Pakde Umar. "Wah kalau gitu, besok Ibu belanja, terus masak-masak di
Read more