"Tunggulah sebentar lagi," ucap Wulan menatapi tubuh Anggita yang terbaring di atas brankar.Putri kesayangannya yang terlelap berkat infus yang mengandung obat penenang. Ia lalu berdiri, merapikan anak-anak rambut Anggita yang rapat memejamkan mata, bahkan tidak tahu apa yang Wulan lakukan. Tapi, wanita paruh baya yang menarik nafasnya dalam saat melihat tampilan sang putri, meremas pinggiran kasur. Bibir kering, mata bengkak, hidung merah, wajah tirus milik Anggita membuat Wulan begitu sepenuh hati meremas pinggiran kasur.Hatinya sakit setiap kali melihat Anggita seperti ini. Meskipun sudah berkali-kali, ia tetap tidak bisa membiasakan diri melihat putri yang lahir dari rahimnya terluka, lalu harus kembali ke rumah sakit dengan mental lemah dan jatuh butuh pertolongan ahli kejiwaan."Cepatlah membaik, Sayang," ucap Wulan terus menatapi tampilan Anggita yang matanya terpejam. Sementara di ambang pintu, Reno hanya bisa melihat punggung Wulan yang terlihat begitu kesepian. Tapi, l
Last Updated : 2023-12-01 Read more