Home / Pernikahan / WITHERED / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of WITHERED: Chapter 171 - Chapter 180

210 Chapters

171. SIAPA DIRIKU!

Plakk!!"Benalu!"Pipiku yang berdenyut terasa panas, tapi aku hanya bisa diam tak menyangka ibu akan langsung menamparku begitu keras dan sepenuh hati. Daripada sakit, aku lebih-lebih merasa kaget dengan apa yang ibu lakukan. Wanita yang tidak pernah memandangku dengan ramah ini ucapannya memang tajam. Namun, baru kali ini ia mengangkat tangannya untuk menyentuhku.Kurasa, inilah yang membuatku diam tak melakukan apapun, meski bagian dalam pipiku terasa perih. "DASAR BENALU TIDAK TAHU DIRI!"Tanpa membiarkan diriku bereaksi, ibu langsung mencengkeram lenganku, menarikku begitu kasar."KELUAR DARI RUMAH PUTRAKU!"Aku tidak tahu kenapa aku menurut saja saat ibu menyeretku keluar. Kakiku hanya melangkah tanpa perlawanan ataupun ingin melakukan penolakan. Dan begitu kami ada diluar, ibu melemparku begitu saja sampai tubuhku terhuyung. Beruntung aku tidak jatuh dan terduduk di atas lantai dingin. Lantai bisu yang hanya bisa melihat dua manusia yang alas kakinya menginjaki."Seumur hidu
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

172. AYAH DAN IBUKU

"Wulan?"Aku yang berpikir sama dengan ibu menatap Arga. Lelaki yang wajahnya belum bisa kulihat meski lengannya masih kupegangi."Apa maksudmu?"Arga tampak kaget saat mendengar ucapan ibu. Saat ia menoleh ke belakang, aku tahu kalimat yang baru saja ia ucapkan adalah sesuatu yang tidak ingin ia sampaikan.'Setidaknya tidak dengan cara seperti ini.'"Apa maksud ucapanmu? Apa hubungan anak buangan ini dengan Wulan?"Arga tak perduli pada tanya ibu yang menuntut jawaban. Ia terus memperhatikanku yang diam karena aku bahkan tak tahu apa yang sedang kurasakan, kecuali sadar ia mengetahui apa yang tidak kuketahui.Jikapun tante Wulan tahu tentang siapa diriku, tapi ..., 'bagaimana- bagaimana ia bisa tahu? Aku tidak mengenalnya selama hidup kecuali Tante Wulan adalah ibu dari Anggita. Bahkan suaminya saja aku baru melihatnya saat aku bertemu dengan ibu di mal ... jadi bagaimana tahu tentang diriku?' Kepalaku jadi terasa pusing seketika. Dulu, tepat sebelum aku bertemu dengan Anggita. Aku
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

173. GUGATAN PERCERAIAN

'Jika saja aku bisa tak perduli pada rasaku seperti yang sudah-sudah, akan sebaik apa itu terasa?'Tapi, isakku malah makin terdengar saat Arga menarikku dalam pelukannya. Ia tak perduli bagaimana tanggapan Ken yang terus berdiri melihat kami tanpa protes. Meskipun aku tahu, suami yang kutinggalkan lima tahun lalu ini, dipenuhi tanya yang hanya ia simpan untuk diri.---------------------------Zraaasss!!Suara shower menggema dalam kamar mandi yang airnya sedang kubasuhkan pada wajah. Mataku begitu sembab, perih dan merah.'Sungguh kombinasi yang tak akan bisa kututupi sekalipun aku mengompresnya, bukan?'Orang yang mengatakan perasaanmu akan lebih baik jika menagis, pasti tidak pernah benar-benar bersedih, karena perasaanku tak lebih baik sedikit pun, apalagi saat aku menatap pantulan diri dalam cermin westafel.Yang kulihat hanya ... kosong. Seolah ada lubang yang begitu terasa meski tak nampak saat aku melihat manik mataku sendiri.Tok! Tok!Ketukan pelan membuatku menatap pintu
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

174. KARMA

"Ken, aku ... aku sudah mengajukan gugatan perceraian untuk kamu."Apa suaraku bergetar? Ya.Apa tanganku gemetaran? Ya.Apa kakiku terasa lemas? Ya.Apa debaran jantungku keras? Ya.Aku merasakan semua itu! Tapi, ada sesuatu dalam diri yang merasa lega aku mengucapkan apa yang sudah kukatakan. Meskipun, aku tidak tahu kenapa bibirku bisa mengukir senyum untuk kalimat yang seharusnya tidak mampu ketertawai. Sampai wajah Ken terasa berbayang dan mataku tergenang dengan air yang terasa begitu menyakitkan. Sangat-sangat menyakitkan.Ken diam, menatapiku dengan wajah yang tak mampu kugambarkan.Apa yang sedang ia pikirkan kini? Apa yang sedang ia rasakan saat ini? Kalimat apa yang akan ia ucapkan setelah ini? Atau reaksi macam apa yang akan ia berikan?Tapi, Ken tidak mengatakan apapun. Ia justru menarikku dalam pelukannya. "Ken ... ayo kita akhiri segalanya."Hanya kalimat ini yang mampu kuucapkan pada Ken yang tetap tidak bersuara. Lelaki yang bibirnya terus membisu ini hanya menari
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

175. SIAPA YANG HARUS KUSALAHKAN?

"Apa salahnya dengan membuang anak yang tidak diinginkan siapapun ke tempat sampah?"Aku hanya bisa menatap nanar wanita paruh baya yang memegangi cincin di jari manisnya itu. Sementara wajah suaminya begitu jelas tercetak di pelupuk mataku.'Apa yang salah?''Karma?' Nyut!Rasanya sesuatu menghantam kepalaku begitu keras meski aku tetap berdiri dengan memegangi pundak Banyu. "Jika kehadiranmu hanya untuk mengingatkan apa yang sudah kulakukan, apa harus kamu menyakiti putriku?"'Menyakiti ... siapa- Menyakiti Anggita?'"Jika kau memang datang untuk mengingatkanku pada apa yang sudah kulakukan, seharusnya kau datang padaku bukan pada kehidupan putriku."Aku bisa merasakan jalan nafasku terganggu, tapi apa perduli wanita di hadapanku ini, saat kalimat yang ia ucapkan begitu entengnya seolah tak perduli bagaimana diriku menerima."Tapi, kenapa kau harus datang dan menyakiti putriku. Putriku tidak tahu apa-apa, tapi kenapa kau harus datang dan menyakitinya seperti ini?"Tubuh Banyu berg
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

176. SEPERTI TERTANGKAP BASAH

"Aku ... aku tak ingin jadi manusia yang tidak menyukai anak ini, Arfan."Pria yang namanya kusebut dengan nama lain ini menoleh padaku."Saat ini aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang kurasakan.""Apa kamu jadi membencinya?"Manik mataku yang masih tersembunyi di balik kacamata, membesar. Seluruh diriku menyadari berat tubuh Banyu yang tangannya terus melingkar erat pada leherku. Pelukan yang rasanya harus ia lakukan untuk mencari tempat aman.Tempat aman yang bisa membuat Banyu bersembunyi dari rasa tak menyenangkan. Rasa bersalah pada wanita paruh baya yang melihat sekotor apa tangan Banyu karena bermain pasir basah. Rasa takut yang membuat tubuh kecil Banyu menegak setegak-tegaknya seolah itu sebuha keharusan.'Apa aku jadi membencinya? Membenci ... Banyu?'Tanganku yang memeluk Banyu berhenti bergetar, begitupun seluruh tubuhku yang lemas.Tanganku masih merasakan setegang apa pundak kecil yang menyembunyikan tangan kotornya di belakang tubuh, saat menyadari keberadaan tant
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

177. AKU DAN ANGGITA

Lorong tempatku berdiri jadi terasa berbeda ketika Ken menatapku.Sementara Tian yang manik matanya tak mau diam di tempat sama, membungkuk. Menyapa ku juga Arga yang tangannya menahan pintu.Semetara dua lelaki dewasa di samping kami hanya melempar pandangan tanpa kata."Uhuk! Uhuk!" Suara batuk yang gerdengar disengaja itu membuatku menatap Tian, aku tidak sendiri tentu."Maaf," ucap lelaki yang wajahnya tak menunjukan penyesalan sedikit pun itu. "Apa kamu baru pulang bermain?"Banyu yang masih dalam gendonganku mengangguk pada tanya Tian. "Iya. Banyu sama Tante main di rumah Om Arga," jawab Banyu dan tersenyum saat tangan Arga mengusap kepalanya.Aku bisa melihat kekhawatiran dalam mata Tian yang menunjukan kepanikan saat melirik Ken yang masih diam."Apa ... saya sebaiknya pulang, Tuan?" Tanya Tian pada Ken yang meliriknya sesaat. "Apa kamu lupa tujuanmu kemari?""Ah," balas Tian yang pasti mengingat apa yang ia lupakan."Kalau begitu, apa saya boleh masuk dulu atau ... anda i
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

178. SIAPA BANYU?

"Apa kamu tak ingin membagi apa yang tante Wulan katakan padamu, Yang?" "Atau kamu ingin membahas tentang gugatan perceraian mu?""!"'Membahas gugatan perceraian yang kuajukan?'Kali ini aku menoleh pada Ken, lelaki yang wajahnya tampak sama, tidak berubah begitupun dekapan hangatnya yang seperti menyelubungi ku.Di kota kecil dengan hamparan Pinus dan Cemara yang memutih berkat salju ... 'berapa banyak kali, aku memintanya menceraikanku? Mengakhiri apa yang seharusnya berakhir diantara kami?' Namun, Ken yang menolak dengan seluruh dirinya seolah tak ingin mendengarku. Tapi kini, saat suami yang sudah mendengar gugatan perceraian yang kuajukan bertanya apa aku ingin membahas perceraian kami, aku justru diam dan hanya memandanginya yang memelukku."Atau kamu ingin bicara tentang hal lain yang lebih menyenangkan?"Manik mataku yang bertemu pandang dengan Ken menunduk, 'hal menyenangkan macam apa yang bisa kami bicarakan saat ini? Saat seluruh diriku merasa kosong.'Bahkan tak ingin
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

179. BENAR-BENAR BERCERAI

Menyalahkan diriku sendiri adalah hal yang terlalu sering kulakukan. Sebagaimana saat ini. Saat isak Ken yang malu menunjukkan airmatanya padaku yang pundaknya basah.Aku tetap bisa menemukan salah pada diri, dan itu lebih dari satu. Seandainya aku tidak pergi begitu saja, tapi menyelesaikan apa yang seharusnya kuselesaikan. Kami semua tidak akan berakhir seperti ini, bukan?'Apa salah jika aku berpikir demikian? Saat aku tahu, pilihanku juga berperan penting dalam kehidupan kami.'Aku yang memilih tidak langsung turun dari mobil lalu berteriak pada Ken dan Anggita yang bermesaraan di area parkir kantor. Aku justru diam menunggu di lobi hotel Mariot, saat aku bisa saja menggedor pintu kamar yang mereka sewa lalu mengatakan apa yang mereka lakukan menyakitiku.Tapi, aku malah menagis saat Ken membangunkan ku dengan rambut basah yang tetesan airnya membangunkan ku dari mimpi buruk yang ternyata nyata adanya.Aku justru merasa takut jika di jalan berpapasan dengan Ken yang sedang berke
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

180. KEJUJURANKU

"Yang, apa kamu benar-benar akan bahagia jika kita bercerai?"'Bahagia? Benar-benar bahagia?'Aku yang ada dalam pelukan Ken jadi membisu. Mataku sama sekali tidak berkedip. Sampai Ken melepasku yang pundaknya ia sentuh."Apa dengan berpisah denganku kamu akan benar-benar bahagia, Yang?""A-ku ...," Apa yang ingin kukatakan? Kalimat apa yang sudah ada di tenggorokanku saat ini? ... 'aku tidak tahu.'Bahagia ... 'apa aku bisa benar-benar bahagia?'Kepalaku jadi kosong seketika, aku benar-benar tak pernah berpikir apa aku akan bahagia setelah berpisah dari Ken. Yang kutahu, jika kami berpisah akan banyak nafas yang merasa lega, akan banyak mata yang merasa senang, akan banyak hati yang tak lagi terusik.Tapi, kebahagiaanku sendiri? Aku ... 'aku sama sekali tidak berpikir sampai sana.'Tapi, bagaimana aku mampu berpikir tentang kebahagiaanku sendiri? Bagaimana mungkin aku bisa berpikir seperti itu, saat aku menjalani hari karena itu hal wajar yang bisa kulakukan untuk mengalihkan diri
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status