Home / Pernikahan / WITHERED / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of WITHERED: Chapter 181 - Chapter 190

210 Chapters

181. PINTA ANGGITA

"Apa kita harus benar-benar bercerai, Yang?"Lelaki dengan segala nilai plus yang selalu di banggakan ibunya itu menyenderkan punggungnya pada kepala sofa. Tempat yang akan ia tiduri lagi malam ini.Sementara wanita mungil yang kehangatannya masih bisa ia rasakan sudah lelap berkat dua butir obat tidur yang botolnya ia simpan.Ken menatik nafasnya dalam. Menutup wajahnya dengan dua tangan."Yang," panggil Ken tanpa jawaban. Seluruh dirinya memanggil wanita mungil yang tidak lagi tertawa walau bibirnya tersenyum. Wanita mungil yang mengatakan sudah mengajukan gugatan perceraian untuk dirinya, suami yang masih ingin istrinya kembali.[Aku tidak bisa, Ken]"Tapi, aku selalu bisa melihatmu dalam bayanganku, Yang. Bahkan saat mataku terbuka, aku selalu bisa melihat kamu orang pertama yang kulihat saat bangun tidur." Sekali lagi Ken menarik nafasnya yang terasa berat, sangat berat. Dengan gusar diusap wajahnya sendiri. "Apa kamu akan membiarkanku di sisimu setelah kita bercerai?" "Berce
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

182. MIMPI BURUK

Wanita penuh pesona yang bisa membuat mata manusia kagum juga iri di saat yang sama itu, ucapannya membuat Reno dan Wulan diam."Lenyapkan Arini, Papa. Aku tidak akan pernah bisa menghirup udara yang sama jika anak buangan itu masih ada di sekitarku, mengganggu hidupku, mengambil apa yang seharusnya milikku."Mata Anggita yang kuyu terlihat begitu memohon, jemari lemasnya memegang erat tangan Reno yang masih begitu gagah, rambut hitam tanpa pewarna, garis rahang bak pahatan sempurna, alis tebal yang akan membuat wanita iri. "Aku- aku benar-benar tak akan bisa bernafas jika ia masih mengganggu apa yang seharusnya menjadi milikku, Papa."Airmata Anggita mengalir tanpa mau ia hapus, suaranya yang bergetar begitu yakin dengan apa yang ia ucapkan. Dan dua orang di sampingnya tahu itu!Kelegaan Wulan dan Reno, orang tua yang menunggu anaknya bangun setelah tenang karena obat, berubah jadi pahit saat melihat airmata Anggita, wanita penuh pesona yang terlihat begitu ringkih. Seolah akan remu
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

183. TIRAI YANG TERBUKA TANPA ALASAN

Aroma bedak bayi dan minyak telon menyapa hidungku yang kesadarannya mulai muncul. Aroma yang seluruh diriku kenal. Aku membuka mataku yang terasa berat sementara tubuhku masih dipengaruhi dua butir obat tidur yabg kuminum untuk melupakan segala rasaku."Apa yang kamu lakukan di sini?" Ucapku mendapati Banyu memeluk erat guling dengan mata terpejam rapat.Mulut kecilnya yang sedikit terbuka, membuatku bisa melihat air liur yang keluar membasahi pipi gembilnya yang menyembul. "Lucu sekali," ucapku memandang wajah damai yang begitu lelap dalam tidur. Wajah bocah yang tidak mengkhawatirkan apapun ataupun takut pada siapapun.Anak-anak seharusnya memiliki wajah seperti ini. Tidak perlu berpikir ataupun menghawatirkan sesuatu, kecuali akan bermain apa mereka saat bangun nanti.Pandangan mereka seharusnya dipenuhi dengan tawa tanpa berpikir ketidak-beruntungan macam apa yang akan menyapa saat bangun nanti, atupun bertanya 'apa mereka bisa makan hari ini?'Aku memejamkan mataku, mengingat
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

184. DITUNGGU OM RENO

"Maaf, Bu, ibu mau turun di mana? Apa ibu sakit?" Tanyaku pada wanita paruh baya yang wajahnya semakin pucat.Jariku masih memencet tombol hold kerena berpikir wanita di sampingku ini mungkin sudah sampai di lantai yang ia tuju.Hanya saja, ia terlalu pusing mengingat wajahnya begitu pucat dan memegangi keranjang yang ia bawa erat. Wajah pucat yang begitu asing dan tak ada dalam memoriku.Namun, jawaban yang ia berikan sama sekali tak berhubungan dengan tanyaku. Dan itu membuatku diam beberapa saat."Be- ... berapa usiamu, Ndok?"'Berapa usiaku?' batinku merasa heran dengan jawaban wanita paruh baya yang suaranya bergetar. 'Apa ibu kenal saya?' kalimat yang sudah ada di ujung lidah, kutelan lagi."Umur saya 28 tahun, Bu," jawabku lalu melihat tangan Banyu yang mata bulatnya memandangi kami.Bocah lelaki yang begitu sabar menunggu hujan berhenti ini, rasanya tak ingin menunggu lebih lama untuk bisa merasakan pasir basah yang akan menyapai tangan kecilnya. Tangan kecil yang pegangannya
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

185. LIHAT AKU, AYAH!

Sesungguhnya aku bisa saja menolak, seharusnya aku bisa saja menjawab tidak. Tapi, ada sesuatu dalam diriku yang ingin tahu maksud kedatangan om Reno menemuiku. "Mbok, saya pamit sebentar ada yang harus saya beli.""Biar saya saja yang beli, Nyonya," ucap wanita paruh baya yang namanya jadi tak ku ingat."Tidak usah, Mbok, saya hanya akan pergi sebentar.""Tapi ...." Begitu ragu wajahnya terlihat. Mungkin Ken sudah mengatakan sesuatu padanya."Saya hanya ingin membeli ... pembalut dan rasanya tidak sopan sekali jika meminta Simbok yang membelikan," bohongku menatap wanita paruh baya yang sudah selesai memasak ini."Nanti saya akan telepon Ken dan meminta izinya, Mbok," tambahku. Wanita di hadapan ku masih menatapiku dengan wajah tidak tenang, sekalipun ia mengangguk."Terimakasih, Mbok," ucapku lalu melihat Banyu yang sudah sibuk mewarnai. Bocah lucu yang tidak mendapat sapaan hangat dari kakeknya itu terlihat sibuk menggoreskan crayon. "Saya pergi dulu ya, Mbok." Aku langsung me
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

186. KEHANGATAN YANG TIDAK UNTUKKU

"Apa kamu tahu kenapa saya ingin bicara denganmu?"Aku yang akhirnya mengangkat wajahku mematap om Reno, lelaki yang darahnya mengalir dalam diriku. Tapi, aku yang bisa melihat ketegasannya berubah jadi dingin, hanya mampu menutup mulutku rapat sementara jemariku saling menguatkan di atas pangkuan yang tidak mungkin bisa ia lihat."Saya ... tidak tahu," jawabku pada akhirnya. Entah kenapa aku merasa begitu kalah, padahal kami hanya bertukar kata sekali setelah keluar dari gedung apartemen. Kebisuan yang tercipta sama sekali tidak ingin kami ubah di sepanjang jalan. Bahkan, kami tidak bertukar sama sekali kata sampai pelayan yang sudah menata makanan di meja, keluar."Apa sungguh-sungguh kamu tidak tahu apa yang ingin saya bicarakan?"Aku menelan ludahku sendiri yang terasa begitu pahit, 'bagaimana aku bisa tahu apa yang ingin ia bicarakan saat seluruh diriku begitu sibuk dengan perasaanku sendiri?'Menata hati untuk pengharapan yang bahkan membuatku sangat malu.Tapi, mendengar tany
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

187. KEHANGATAN REXY

"Buat saya melupakan segalanya, Tuan."Aku tidak tahu kenapa aku bisa berkata seperti ini untuk lelaki yang wajahnya menunduk. Lelaki sama yang menangkup pipiku membiarkan payung yang ia bawa terbang di bawa angin, sementara bibirnya mengecup bibirku tanpa jeda.Rexy yang akhirnya menjauhkan wajah, menatapiku dengan pandangan yang tak lagi membuatku merasa takut. "Meski kamu memohon agar aku berhenti, aku tidak akan berhenti."Lelaki dengan pandangan mengintimidasi yang suaranya mengalahkan derasnya hujan ini, memegang tanganku. Jemarinya terasa kuat menggenggam tanganku yang jadi terlihat begitu kecil. Dan aku hanya mengikuti Rexy yang membuka pintu mobil.Tanpa kata, ia seolah memberiku pilihan untuk masuk atau pergi, meski rasanya ia akan menangkapku jika aku memilih pilihan ke dua.Tapi, aku malah masuk ke dalam mobil dengan tangannya yang masih erat menggenggam tanganku. Bahkan setelah aku duduk Rexy terus berdiri menatapiku yang lalu menatapnya tanpa kata.Aku bisa lari, aku
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

188. DINGIN SEKALI

'Apa yang sudah kulakukan?'Sungguh pertanyaan bodoh saat aku bisa merasakan sehangat apa kulit Rexy yang menempel pada tubuhku. Detak jantungnya terasa begitu tenang di punggungku, tangannya melingkar begitu nyaman di tubuhku, lalu di sana ... aku masih bisa merasakan sesuatu meski lelaki yang menyentuhku dengan penuh rasa ini sudah berbaring di belakangku."Apa kamu menyesal?"Di bawah selimut hangat yang bed covernya berantakan, aku berbaring dengan lelaki yang juga tak mengenakan sehelai benang pun! Mataku bisa melihat pakaianku dan pakian Rexy yang basah teronggok di atas lantai bisu yang melihat kami. Sementara dinding yang mendengar seolah jadi buta. 'Apa aku menyesal?' Daripada terkejut dengan tanya Rexy, aku lebih kaget dengan apa yang sedang kurasakan. Detak jantungku tidak lagi bertalu-talu sampai membuatku sakit, otakku yang begitu penuh dengan banyak kata tak lagi bersuara. 'Bagaimana dengan hatiku? Perasaanku?' Aku merasa begitu tenang, seolah tak ada riak yang b
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

189. APA ITU CINTA?

[Tidak penting saya tahu kamu atau tidak. Yang paling penting keberadaanmu menyakiti putri saya]Aku yang sedang mentapi sofa di lobi apartemen seolah bisa mendengar lagi ucapan lelaki paruh baya yang datang untuk putrinya."Putrinya," ucapku merasakan lidahku kelu tapi hatiku tak sesakit yang kukira bahkan bibirku mampu mengulas sebaris senyum yang begitu alami tercipta saat batinku berucap, 'untuk putrinya, bukan diriku.' Debaran jantungku tidak bertalu-talu, tidak ada airmata yang kembali keluar, ataupun rasa sakit yang diteriakkan jiwaku. Sementara tanganku yang tidak terkepal bisa merasakan gagang koper berisi penuh dengan uang. Koper yang tak kutanyakan akan seperti apa kisahnya. Aku menarik nafasku dalam, kakiku belum ingin melangkah sebagaimana mataku yang terus menatap sofa kosong yang terasa begitu dingin meski baju yang kukenakanlah yang basah. "Dingin sekali."Ding!Aku yang rasanya bisa melihat om Reno duduk di sofa lobi apartemen, menatap lift yang terbuka.Apa aku t
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

190. AKU, KAMU, ANGGITA

'Tapi, bisa sebodoh apa diriku? Dan sampai sejauh mana aku mau membodohi diri?'Aku yang sedang ditatapi Ken tetap berdiri di tempat yang sama, kakiku seperti terpaku dengan lantai yang sepatuku pijaki. Tatapan Ken yang menunduk untuk melihatku membuatku meremas kaos Rexy. Kaos dari pria yang meninggalkan beberapa tanda di tubuhku meski samar tapi terasa nyata.Sementara Ken masih tak mengeluarkan suaranya sama sekali. "Ken, aku- ... aku adalah orang yang sudah membohongi diriku ... membohongi diri bahwa apa yang kutahu bukan apa-apa, tidak berarti apa-apa, tidak akan berpengaruh apa-apa."Aku bisa merasakan suaraku sedikit bergetar bahkan bagi telingaku sendiri."Saat aku tahu kamu dan Anggita berselingkuh, aku hanya terus bersikap seolah aku tidak mengatahui apa pun, tidak melihat apa pun, juga tidak mengatakan apa pun.""Tanpa menyadari apa yang kupilih untuk kuyakini, menggerogotiku perlahan tapi pasti."Aku menarik nafasku dalam, berusaha menghilangkan perasaan sesak yang kuhaf
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status