Home / Urban / Dendam Pewaris Yang Terpendam / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dendam Pewaris Yang Terpendam: Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

61. Kenapa tidak berefek?

Sultan saat ini hendak pergi ke kantor. Jadi, setelah ia menghabiskan jus yang ia minum dari tangan Aiko. Ia pun langsung saja menaiki mobil yang sudah disiapkan oleh sopir pribadi. Bahkan Sultan selalu dikawal oleh para bodyguard dan selalu menggunakan supir jika ingin kemanapun. Sultan selalu mengutamakan keamanan yang sangat ketat untuk menjaga dirinya dari incaran para musuh, karena Duarto dan anak buahnya sampai saat ini masih belum terlacak keberadaannya. Aiko tersenyum di depan mansion sambil menatap Sultan dengan mobil McLaren termewah. "Sultan, akhirnya kamu akan mampus. Setelah sekian lama gue ingin menghabisi Lo, akhirnya sekarang terwujud juga. Hanya tinggal menunggu waktu saja," gumam Aiko menyeringai dengan senyum jahat. Entah mengapa dan apa alasan Aiko yang ingin menghabisi Sultan. Ia sudah berusaha untuk memasukan sebuah racun di dalam jus yang barusan diberikan, dengan harapan bahwa Sultan akan tiada. Mungkinkah karena Aiko kehilangan ayahnya? Jadi, ia pun berus
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

62. Perdebatan

Keadaan di mansion sudah damai, Sultan sangat bahagia karena semua sudah normal. Keadaan di perusahaan Velopmant Group juga sudah normal. Ia hanya bisa bersyukur dan terus berdoa agar keadaannya selalu lebih baik. Ia baru pulang dari kantor dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Tiba-tiba saja ibunya Bella duduk di dekatnya dan langsung meraih tangan Sultan, untuk memijat. Sultan pun terkasiap dan refleks kembali menarik tangannya. "Ada apa, Bi?" tanya Sultan. "Eh, Tuan Sultan, ini Bibi mau pijat tangan Tuan. Kayaknya Tuan sedang kelelahan," ucap ibunya Bella atau istri dari Harianto. "Oh tidak perlu, Bi. Sultan tidak butuh pijatan," tolak Sultan. Di tempat lain ada Aiko yang terus mengawasi, ia kesal karena Sultan masih baik-baik saja. Sudah dua hari dari terakhir kali dia memberikan jus beracun itu, tapi tidak ada efek apapun. "Apakah gue harus buat jus baru lagi ya? Kayaknya jus kemarin itu memang tidak berefek. Lebih baik gue buat lagi dengan dosis yang tinggi," gumam Ai
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

63. Meminta Izin

Anara dan Wisnu sedang bersantai di ruangannya. Mereka sedang menikmati teh manis sore ini.Sultan melangkah dan menatap mereka berdua, ia ingin meminta izin untuk pergi ke desa dan menjemput sang pujaan hati. "Hallo, Ma, Pa," sapa Sultan, langsung duduk di sebelah ayahnya."Iya, Nak, kamu mau teh hangat?" tanya Wisnu. "Tidak Pa, Sultan ingin berbicara kepada kalian tentang hal yang serius," ujar Sultan dan membuat Anara langsung fokus menatapnya. "Ada apa, Nak? Apakah ada masalah lagi?" tanya Anara cemas, takut kalau sampai ada hal buruk yang kembali terjadi. Maklum saja selama ini ia sudah menerima berbagai macam hal buruk, jadi pikirannya terus saja paranoid.Sultan tersenyum, "Tidak ada hal yang perlu dicemaskan, Ma. Namun, Sultan ingin meminta izin kepada kalian untuk pergi ke desa. Sultan akan mengajak Bi Ina untuk tinggal di sini dan memperkenalkan seseorang kepada kalian."Sultan mengkhayalkan wajah Mahira yang ingin ia kenalkan kepada kedua orang tuanya. Sehingga Sultan pu
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

64. Rencana jahat

Orang berjubah hitam itu mengajak Aiko masuk ke dalam gubuk. Aiko pun mengikuti dia dari belakang sambil celingak-celinguk, takut kalau sampai ada yang tau tentangnya. Setelah berada di dalam gubuk, rupanya di dalam sana itu tidak kumuh, seburuk dan sejelek dari luarnya. Di dalam gubuk itu terdapat sofa-sofa besar, TV besar dan barang-barang mewah lainnya."Ternyata di dalam itu tidak kumuh seperti di luar," ucap Aiko dan di balas seringai. "Berkat kamu, Nak. Papa masih bisa bertahan hidup dan mengobati diri. Untung kamu pintar dan bisa membuat si Sultan itu luluh," ucap Hachiro memuji.Ternyata Hachiro masih hidup dan selamat dari ledakan yang disebabkan oleh Sultan waktu itu. Saat ledakan terjadi ia langsung terjun dari arah jendela dan mengakibatkan luka yang menghampiri kulitnya. Luka bakar yang serius, yang sampai membuat wajahnya pun terlihat hancur, hitam melepuh dan gosong."Papa, setelah mendapatkan penjelasan dari, Papa. Sekarang Aiko sadar bahwa Sultan yang salah," ucap A
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

65. Butuh dorongan

"Ayo cepat kamu temui, Sultan. Ibu ingin kamu terpilih untuk menjadi istrinya nanti," titah Suti ibunya Bella. Saat ini Suti terus menekan Bella agar mau mencari perhatian Sultan untuk menikah dengannya. Bella pun langsung duduk di sofa yang letaknya di kamar Bella. "Tapi, Bu aku dan Sultan hanya berteman. Lagian Sultan juga sudah memiliki seorang kekasih di desa. Kayaknya dia ingin pergi ke desa karena ingin menjemput kekasihnya," ujar Bella. Ia ingat kalau Sultan memang memiliki seorang kekasih yang tak lain adalah Mahira."Itu urusan nanti, hati bisa berubah kan. Jadi, kamu tolong dekati dia. Ibu sungguh ingin yang terbaik untuk masa depan kamu nanti," titah Suti kukuh dengan pendiriannya.Bella terdiam dan tidak menghiraukan perkataan dari ibunya. Akan tetapi, Suti terus saja menekan Bella untuk menemui Sultan sebelum Sultan pergi besok. "Bu, jangan begini," ucap Bella yang langsung di gusur oleh Suti. "Pokoknya kamu turuti perkataan ibu, pokoknya ibu tidak mau tau," tekan Sut
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

66. Bersiap untuk pergi

Sultan terbangun dari tidurnya, ia merentangkan tangan dan kaki. Menggaruk kepala dan langsung mencoba untuk terduduk dengan mata yang masih terpejam. Namun, ia merasa heran karena merasa bagian kakinya itu ditindih oleh sesuatu. Jadi, Sultan pun mencoba untuk mengucek mata dan langsung terbelalak ketika melihat Bella yang masih tertidur di tunjangannya. "Ya ampun, Bella. Bella kamu tidur disini?" tanya Sultan kepada Bella yang masih belum terbangun.Bella terlihat begitu menikmati tidurnya sambil menindih kaki Sultan, dan hal itu malah membuat Sultan ingin tertawa. "Ya ampun, Bella. Mungkin kamu ketiduran ya kemarin malam?" ucap Sultan kembali mengingat kejadian kemarin malam. Yang ternyata dirinya ketiduran dan membiarkan Bella berada di dalam kamarnya. Sultan menatap Bella yang tertidur pulas, lalu ia pun mencoba untuk pergi dari sana dengan pelan karena takut kalau sampai Bella terganggu oleh gerakannya. Mau bagaimana pun Sultan punya hati yang lembut dan tidak tega jika harus
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

67. Begitu tidak sabar

Aiko tertegun dan menghentikan langkahnya. Ia kesal kenapa bisa Sultan melihat dan memanggil dia, padahal ia sedang tidak punya banyak waktu karena harus memberikan uang untuk Hachiro secepatnya. Sultan berlari untuk menggapai tubuh Aiko yang sedang berada di teras. Sedangkan Anara merasa kesal karena Sultan yang sampai mengejar Aiko."Sultan ngapain sih, malah hampiri perempuan itu," kesal Anara di dalam hati. Bella, Suti dan Wisnu pun hanya bisa melihat Sultan yang melangkah untuk mendekati Aiko."Ada apa?" tanya Aiko, setelah Sultan berada di hadapannya dan menatap lekat dengan senyuman. "Loh kok gitu, aku mau pamit lah," jawab Sultan begitu terlihat bahagia. Aiko merespon dengan santai, "Oh gitu, ya udah. Hati-hati di jalan ya," ucap Aiko sambil melipat tangan di dada.Sultan merasa gemas melihat kelakuan Aiko yang begitu ketus. Ia pun sadar kalau sifat Aiko memang seperti itu. Sultan pun menaruh tangan di kepalanya Aiko dan langsung berpamitan serta menyampaikan sebuah pesan.
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

68. Membeli Hadiah

Duarto sedang menunggu Aiko di sebuah taman. Ia menggerutu kesal karena gadis itu belum datang juga dan sampai sekarang belum juga memberikan dia uang. Mengenakan jubah hitam serta kuncung untuk menutupi wajah, Duarto pun duduk di sisi jalan raya. "Kemana si Aiko? Sampai sekarang sudah siang begini masih belum datang juga?" kesal Duarto menggerutu, merasa marah dan lelah menunggu. Duarto dan Hachiro sudah sampai berantem gara-gara masalah Aiko yang terlambat datang dan terlambat memberikan mereka uang. Di tempat lain, Aiko melajukan mobil yang dikendarai dia dengan sangat cepat, ia harus segera memberikan uang yang sudah ditunaikan untuk diberikan kepada Duarto agar rencana mereka berhasil. "Tubuhku sampai berkeringat begini gara-gara ingin cepat sampai," ucap Aiko sambil mengelap keringat yang ada di dahinya. Rasanya lumayan lelah karena ia melakukan semuanya dengan terburu-buru. Di tempat Duarto, ia yang sedang berjongkok di balik semak, akhirnya melihat ada sebuah mobil biru y
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

69. Tertangkap basah

Sultan terkesiap dan sontak ia pun langsung berdiri dan merebut ponsel milik Rudi. Menatap tajam kearah anak buahnya ini, apakah mungkin dia adalah suruhan Duarto? Dada kembang-kempis menahan marah, lalu tatapannya mencoba untuk menelisik kebohongan di wajah Rudi."Rudi! Ada apa kamu? Kenapa kamu berhubungan dengan Duarto?" kesal Sultan membentak. "Harusnya kamu beritahukan kepada saya dimana Duarto berada, bukan berada dipihaknya dan menjadi mata-mata musuh!" kesal Sultan semakin menjadi-jadi, bahkan ia tidak bisa mengendalikan diri dan langsung mencekal kuat-kuat kerah kaos yang dikenakan oleh Rudi. Sultan langsung berpikir bahwa Rudi adalah seorang mata-mata yang ditugaskan untuk memberikan info. Karena sejauh ini Rudi tidak berbuat hal yang mencurigakan sehingga Sultan pun langsung menganalisa bahwa Rudi adalah mata-mata Duarto. Rudi tercengang kenapa bisa Sultan melihat nama yang ada di panggilan ponselnya? Ya ini memang kecerobohan dia sendiri yang malah mengangkat sambungan te
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

70. Kejutan untuk penghuni desa

Rudi tercengang, saat mendengar dari temannya bahwa Sultan benar-benar akan mengeksekusi dirinya. Saat ini tubuhnya dililit oleh sebuah tali tambang dan berada di kursi belakang mobil, dihimpit oleh Farhan dan anak buah yang lain. "Dasar pengkhianat! Bisa-bisanya kamu ingin mencelakai Tuan Sultan. Untung saja Tuan Sultan bisa langsung tau siapa kamu sebenarnya," ucap Farhan kepada Rudi. Rudi hanya bisa kembang-kempis menahan marah. Sebentar lagi ia akan kehilangan nyawanya, dan hanya tinggal menunggu saja. Apa boleh buat, dirinya tidak bisa berkutik lagi karena tubuhnya dililit oleh tali tambang itu, bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. Setelah beberapa saat, akhirnya mobil Sultan sampai di desa yang ditujunya. "Pak sopir, berhenti disini," ucap Sultan. Satu jam lagi ia sampai di pedesaan tempat dirinya di besarkan. Namun, Sultan meminta untuk berhenti karena ingin menyelesaikan masalahnya, yaitu Rudi. Sultan menuruni mobil, dan kedua mobil bodyguard Sultan pun ikut turun bers
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status