Home / Urban / Dendam Pewaris Yang Terpendam / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dendam Pewaris Yang Terpendam: Chapter 81 - Chapter 90

118 Chapters

81. Sebuah Mimpi

Sultan mulai bisa beranjak berdiri, tapi lukanya masih terasa perih. "Ni, saya ingin pergi ke kota. Saya khawatir dengan keadaan disana," ucap Sultan melangkah dengan pelan dan tertatih. Menggunakan sebuah tongkat untuk menahan tubuhnya karena masih lemah. "Nini juga belum bisa melepaskan kamu karena kamu masih belum pulih," larang Ni Nineung. "Ya, tapi saya bisa berobat ke rumah sakit biar cepat sembuh."Sultan tidak bisa terus mengandalkan perawatan alami dari ramuan-ramuan yang dibuat oleh Ki Ageng dan Ni Nineung. Jadi, ia pun berpikir untuk pergi ke rumah sakit. "Baiklah, jika memang itu pilihannya. Akan tetapi, kita tunggu aki pulang. Biar aki yang akan mengantarmu pulang ke kota," jawab Ni Nineung. Sultan pun langsung duduk di samping Ni Nineung yang sedang menumbuk ubi."Saya sangat berterimakasih kepada Nini dan Aki yang sudah beberapa kali menyelamatkan saya. Saya sungguh tidak bisa membalas kebaikan kalian. Namun, saya ingin mengucapkan terima kasih dengan cara, ingin m
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

82. Pergi

Benar-benar langsung dilakukan. Apa yang barusan mereka rencanakan dan langsung diwujudkan sekarang juga. Wisnu tidak bisa diam saja ketika ada sebuah petunjuk tentang anaknya. Walaupun itu berasal dari sebuah mimpi. Ia benar-benar berharap kalau memang mimpi itu benar, bahwa Sultan masih hidup. Pergi berdua saja tanpa ada pengawalan dan apapun itu. Yang jelas Wisnu hanya membawa sebuah senjata untuk pertahanan diri saja. "Danish, Saya memang tidak mengerti dengan apa yang terjadi di dalam mimpi. Yang jelas saya menginginkan Sultan. Selama kita melakukan acara tahlil atau apapun itu, hati kecil saya sebenarnya masih mengharapkan Sultan.""Om, saya juga tidak bisa percaya seratus persen kalau memang Sultan masih hidup, tapi apa salahnya kita kembali memastikan ke tempat kejadian. Bahkan ponselnya saja belum ditemukan, kan?" "Ya, kamu benar. Bahkan mereka belum berhasil menemukan ponsel Sultan," jawab Wisnu sedikit emosi, massa sebuah ponsel saja tidak bisa mereka temukan. Berarti
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

83. Mencoba menggalangi

Masih terdiam dan terus memandang lekat wajah Wisnu. Ki Ageng benar-benar yakin kalau pria itu adalah ayah dari Sultan yang saat ini sudah pergi darinya. Danish langsung memegang pundak Kakek itu. "Ki, kenapa Aki bengong?" tanya Danish. Sedangkan Wisnu, ia terus saja melihat ke sekeliling. Pemandangan yang indah di dalam pikirnya. "Oh, tak apa. Kalian kayaknya bukan orang sini," ucap Ki Ageng. "Iya, kami kemari karena ingin kembali mencari keberadaan Sultan. Orang yang waktu itu terjatuh di tebing," jawab Danish kembali mengulang apa yang sudah ia sampaikan. "Iya, Kek. Andai Kakek mau, tolong bantu kami untuk mencari ke tempat itu. Kami kayaknya butuh panduan dari orang yang tahu tentang susuk beluk tempat sini," sambung Wisnu. Wisnu bisa menebak kalau kakek ini adalah orang sini. Jadi, dia pun meminta bantuan agar bisa mencari keberadaan Sultan. "Apakah kalian yakin kalau orang itu masih hidup? Bukannya kejadiannya sudah lama, dan bahkan sudah hampir sebulan lebih?" tanya Ki
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

84. Mengarang cerita

Wisnu yakin kalau nenek yang sekarang ada dihadapannya tahu sesuatu. Wisnu pun langsung mengguncang pundak nenek tua itu. "Nek, katakan sesuatu? Apakah Nenek tahu Sultan? Dimana dia? Dia yang telah terjatuh dari tebing itu dan saya adalah ayahnya," ujar Wisnu dengan intonasi yang menekan. Danish memegang pundak Wisnu, "tenang, Om," ucapnya. Wisnu menarik nafasnya lalu kembali menatap ke nenek itu yang terlihat pias. Entah apa yang ada di pikiran nenek itu sehingga ia pun malah langsung berlari dari sana. "Nek, mau kemana? Nenek belum menjawab pertanyaan saya," teriak Wisnu dan mencoba untuk mengejarnya. Nenek tua itu dengan sigap langsung menutup pintu rapat-rapat. Pada saat Wisnu hendak menyusul dia masuk. "Nek, buka pintunya? Ada apa ini?" tanya Wisnu merasa heran dengan sikap aneh dari nenek tua itu yang langsung menghindar darinya. Namun, tadi nenek itu sempat mengucapkan nama Sultan, sehingga membuat Wisnu yakin kalau memang nenek tua itu tahu tentang keberadaan Sultan. "
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

85. Muslihatnya gagal

Sudah mulai pasrah ketika mendengarkan penjelasan dari Ki Ageng. Membuat Wisnu pun sedih dan pilu, sudah tidak ada harapan untuk putranya. Karena sudah dipastikan bahwa putranya itu sudah tiada. "Yasudah kalau begitu, Ki. Saya minta maaf sudah mengusik ketenangan Aki dan Nini. Sampaikan permintaan maaf saya kepada Nini juga, ya Ki."Akhirnya Wisnu pamit, dan hal itu membuat Ki Ageng tersenyum. Ia bahagia karena akhirnya dengan cara yang berbelit-belit. Wisnu dan Danish pun percaya. Dari dalam gerobak, kesadaran Sultan mulai terkumpul. Namun, Ia merasa sesak saat bernafas, lalu ia mencoba untuk bergerak, tapi terasa sulit. "Apakah kita benar-benar akan pulang, Om?" tanya Danish. Wajah Wisnu begitu pucat, ia terlihat hancur. Namun, berusaha untuk terus tegar. Mengangguk pelan, Wisnu menanggapi pertanyaan Danish dengan anggukan saja. Danish pun langsung menunduk, ia pun merasa kecewa karena lagi-lagi harapan mereka tidak jadi kenyataan. Melangkah dengan gontai, Wisnu dan Danish m
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

86. Hal yang terjadi

Tubuh Sultan lemas, tapi ia mendadak mendapatkan mood booster saat mendengar tentang mamanya yang entah seperti apa kondisinya. "Maksud kalian bagaimana? Apa yang sudah terjadi? Kondisi Mama bagaimana?" tanya Sultan sedikit berteriak. Wisnu langsung menahan Sultan yang hendak duduk. "Tolong tenang, Nak. Mamamu tidak apa-apa, hanya saja kondisinya memprihatinkan, ia selalu menangis dan sering pingsan karena stres mengira kalau kamu sudah tiada," ucap Wisnu menenangkan. "Iya, kami terpukul ketika kamu tidak ditemukan oleh tim SAR dan semua yang mencari pun telah menyerah serta menganggap kamu tiada," sambung Danish.Danish dan Wisnu pun langsung menceritakan semua yang terjadi termasuk alasan mereka bisa bertemu dengan Ki Ageng dan Ni Nineung. "Sultan ingin pulang, entah mengapa hati Sultan tidak tenang dari kemarin," ucap Sultan memotong pembicaraan mereka yang belum selesai. Bahkan Sultan pun tidak mengatakan bagaimana dirinya kabur dari Ki Ageng. "Tapi tunggu dulu, Nak! Kenapa
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

87. Tragedi yang disengaja

Apa yang terjadi? Kendaraan yang sedang melaju di jalur semestinya itu tiba-tiba saja melintas di depan mobil yang ditumpangi oleh Sultan secara tiba-tiba. Membuat Danish refleks membanting stir dengan cepat."Arghhhh …."Jeritan terdengar begitu menggelegar saat Danish membanting stir mobil guna untuk menghindari tabrakan yang akan terjadi.Slep …. Namun, mobil yang dikendarai oleh Danish itu malah tidak seimbang dan membuatnya terjungkal, membuat semua yang berada di dalam terbentur dan terpontang panting. Tubuh Sultan, Ki Ageng, Ni Nineung, dan Wisnu serta Danish terpontang panting di dalam sana. Serta mereka pun terkejut, bukan main dengan apa yang telah terjadi dalam sekejap itu. Mengira bahwa nyawa mereka tidak akan selamat dengan kejadian yang mengakibatkan kecelakaan fatal ini.Akankah mereka selamat? Atau mungkin satu kejadian yang terjadi dalam sepersekian detik ini akan merenggut kehidupan mereka?Prak ….Namun, beruntung sekali mobil yang sampai berguling itu terhenti di
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

88. Begitu rumit

Perempuan menangis menatap ke atas langit. Mata yang bengkak mengeluarkan butiran bening membasahi pelupuk mata. Wajah lembab terkena beberapa serangan dan pukulan hebat, tapi ia terus saja berlari guna menghindari langkah kaki cepat yang memburu. "Ini semua gara-gara, Aiko!" kesal Anara mencoba menghindar dari sebuah peluru yang melesat ke arahnya. Mata terbelalak tajam tidak menyangka ia bisa menghindari lesatan itu. Semua kekacauan ini terjadi disaat Wisnu pergi. Meninggalkan dia yang masih syok dengan kepergian Sultan. "Papa dimana? Kenapa ngajak ketemuan mama di tempat banyak penjahat seperti ini?" gumam Anara, berpikir kalau suaminya yang telah mengajaknya bertemu di tempat ini.Anak buah Hachiro dan Duarto sudah bergerak. Mereka membuat Anara keluar dari mansion dan melakukan penyerangan di luar. Melakukan dengan tertib dan rapi, agar tidak ada celah yang bisa mengulurkan tangan. Seperti Anara yang sekarang sedang berada di dalam kamar tiba-tiba saja mendapatkan pesan dar
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

89. Kemana Mama?

Wajah pucat, tatapan lurus tajam. Wisnu mendengar berita kalau sang istri keluar mansion semenjak dirinya pergi dan sampai sekarang belum kembali lagi. Wisnu pun langsung beranjak dengan emosi tak terkendali. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu biarkan istri saya pergi?" teriak Wisnu dan langsung melangkah dari tempatnya kini. Sambil berjalan, pemikiran sudah berbelit-belit. Terus saja memikirkan sang istri yang entah bagaimana dan hal itu membuatnya cemas. "Tuan," maid tadi berlari mengejar. Lalu, Harianto datang dan memegang pundak Wisnu. "Tuan Wisnu. Nyonya Anara pergi dan kami tidak menemukan petunjuk apapun. Supir pun yang membawa nyonya Anara sedang ditangani di rumah sakit karena mengalami kecelakaan," terang Harianto. Mendengar itu wajah Wisnu merah padam, ia tidak terima dengan kabar ini. Wisnu pun yakin kalau Hachiro dan Duarto sudah mulai bergerak lagi. "Kalian kemana saja? Kenapa membiarkan istri saya keluar?" kesal Wisnu membentak Harianto. Ia tidak habis pikir kal
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

90. Musuh sudah bangkit

Bella menahan langkah Sultan yang ingin pergi. "Semua sudah mencari, jadi kamu bisa menyembuhkan diri dulu," ucap Bella menggenggam tangan Sultan. Ia khawatir sehingga sampai menahannya pergi."Sudahlah, Bell. Aku sudah baik-baik saja, yang terpenting sekarang adalah keselamatan mama ….""Dan untuk Aki serta Nini, kalian beristirahat lah di kamar. Kalian juga masih belum sembuh jadi jangan ikut." Larang Sultan. "Kami tidak apa-apa dan kami akan membantu kamu untuk menyelamatkan mama kamu," sahut Ki Ageng. Luka di kaki dan siku terasa langsung sembuh sehingga Ki Ageng dan Ni Nineung bertekad untuk pergi."Tapi, Ki." Sultan tidak ingin kalau sampai Ki Ageng dan Ni Nineung dalam bahaya. "Jangan tapi-tapi. Ayo apakah kamu meragukan gurumu ini?" ujar Ki Ageng dan membuat Sultan tersentak. Sultan memang tahu kemampuan bela diri ki Ageng. "Yasudah kalau begitu. Akan tetapi, kita juga belum tahu dimana lokasi keberadaan musuh." Sultan berpikir sejenak, lalu ia pun teringat akan Perusahaan
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status