Semua Bab Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng: Bab 71 - Bab 80

108 Bab

Bab 67

Tok tok tok."Maa, makan siang yuk!" teriak Adira di luar pintu."Ya, Sayang."Gegas aku ke bawah bersama Adira. Mas Nata dan Niami tampak masih mengobrol serius, bahkan kali ini mereka mengobrol di meja makan."Hei mau makan sekarang?" tanya Mas Nata saat melihatku turun."Iya, Mas.""Sini duduk di dekatku."Ia menepuk kursi di sebelahnya yang masih diduduki Niami. Aku cepat menggeleng, "tidak usah Mas, aku duduk dekat Adira saja.""Ck kau ini." Mas Nata bangkit, lalu duduk di sebelahku. "Mas, tidak enak sama Niami," bisikku pelan."Biarkan saja, memangnya kenapa?" Ia balik berbisik."Mas, tidak baik loh kamu makan dalam keadaan kotor dan berkeringat seperti itu, mandi dulu gih," kata Niami di seberang meja.Aku terhenyak, bisa-bisanya Niami berkata demikian pada Mas Nata depanku, sebetulnya maksud dia apa sih?"Tidak usah, kasihan anak-anak akan nunggu lama, lagipula aku tidak akan mandi jika Elia belum memberiku sesuatu," balas Mas Nata sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya

Bab 68

"Lebih baik kuikuti saja."Tanpa pikir lagi, saat Mas Nata sudah berangkat, gegas aku bersiap untuk mengikutinya di belakang. Entah mengapa rasanya firasatku hari ini benar-benar membawaku pada langkah ini, aku takut sekali sesuatu akan terjadi pada suamiku."Aslan tolong antarkan anak-anak saat mereka selesai sarapan," titahku pada Aslan, sebelum akhirnya aku melaju menggunakan motor Pak Oman.Syukurlah aku tak sampai kehilangan mobil Mas Nata, aku jadi bisa mengikutinya dari jarak 3 meteran saja sampai mobil Mas Nata terparkir di sebuah cafe lumayan jauh dari resto.Saat masuk ke dalam cafe itu kulihat Niami sudah menunggu di sana, mungkin mereka adalah pengunjung pertama karena belum ada siapa-siapa di dalam.Selesai memarkirkan motor Pak Oman agak jauh dari parkiran cafe, kuintai lagi mereka dari kejauhan.Mereka terlihat sedang mengobrol serius, Niami juga tampak membuka laptopnya. Astagfirullah aku sampai merasa berdosa sekali karena aku telah mencurigai Niami sampai sejauh ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-31
Baca selengkapnya

Bab 69

"Aslan, apa tadi dokter sudah keluar? Bagaimana katanya?""Non Yara kritis Nya, karena diduga sudah mencoba menyayat urat nadinya sejak satu jam yang lalu, dia kehilangam banyak darah.""Ya Allah."Air mataku lolos lagi, lemas sekali rasanya aku sekarang. Entah apa yang harus kulakukan sekarang, Mas Nata juga belum bisa dihubungi."Pak Aslan silakan ikut kami untuk mulai melakukan donor darah," ucap seorang perawat yang baru saja datang.Aslan mengangguk dan gegas mengekor perawat itu ke sebuah ruangan khusus.Sementara aku tetap menunggu di luar ruangan ICU karena Ayyara masih belum sadarkan diri, jadi dokter juga belum mengizinkan aku atau sipapaun masuk ke dalam, kecuali tim medis. Saat menunggu, mendadak aku ingat uang DP yang harus kumasukan ke rumah sakit ini.Bukankah biasanya kita harus membayar uang muka sebelum pasien ditindak dan mendapat perawatan?Ya Allah, jika memang begitu aku harus mulai berpikir untuk mencari uangnya, karena tentu tidak akan mudah mendapatkan uang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-01
Baca selengkapnya

Bab 70

"Kita tangkap basah-basah Niami."Wisnu diam sebentar sebelum akhirnya dia mengangguk pelan."Baik," katanya.Setelah mengobrol dan meminta nomor ponsel Wisnu, aku gegas pamit."Anak saya dirawat di sini juga, kapan-kapan mungkin kita akan ketemu lagi.""Baik, Bu."-Sampai di ruang ICU kulihat Ayyara masih belum sadarkan diri, sementara entah sudah berapa kantong darah ditransfusi padanya. Di ruang sebelah Aslan juga masih istirahat lemas setelah dia mendonor. Gegas aku menghampirinya."Aslan, terimaksih sudah menolong anakku."Dia mengulum senyum, "tidak masalah Nyonya, ini sudah jadi kewajiban saya sesama manusia." Aku menarik napas berat, "saya pikir tidak ada orang yang akan berbuat baik seperti yang kamu lakukan setelah banyaknya masalah antara kita di masa lalu.""Yang lalu biarlah berlalu, sekarang kita buka lembaran baru saja, saya juga minta maaf karena kemarin sempat ...." "Sudahlah, kita lupakan semuanya." Aslan mengangguk."Oh ya Lan, soal uang DP rumah sakit nanti sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

Bab 71

"Mas ada apa?""Elia, Elia aku ... aku ....""Sudah lupakan persoalanmu Mas, ada hal yang lebih gawat," timpalku cepat.Mas Nata mengangkat wajahnya, "ada apa?""Ayyara di rumah sakit, Mas.""Apa? Kenapa? Kok bisa?" "Tadi pagi Ayyara mencoba mengakhiri hidupnya, Mas." Mulut Mas Nata refleks menganga, "astagfirullah, kok bisa Ayyara nekat begitu? Bukannya kemarin dia baik-baik saja?" cecarnya cemas."Itu dia yang membuat aku heran Mas, Yara selama ini tidak pernah bercerita atau mengeluh apa-apa lagi padaku tapi tadi pagi ibu menemukannya sudah tergeletak di lantai, Ayyara mencoba memotong urat nadinya, entah dia punya masalah apa aku juga tidak mengerti." "Ya Allah Yara ...."Mas Nata duduk di bibir ranjang dengan wajah yang sudah kacau."Mas, aku mau mandi sebentar, nanti mau ke rumah sakit lagi, Ayyara ada di rumah sakit pusat kota bersama Aslan sekarang," ucapku lagi sambil buru-buru mengambil handuk."Ya sudah cepetan, aku juga mau ikut ke sana nanti."Gegas aku mandi dan langs
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-05
Baca selengkapnya

Bab 72

Ayyara mendesah, "Mama, iiih." "Hayoo malu ya? Malu yaa?""Enggak," katanya sambil senyam-senyum.Aku pun duduk di bangku sebelah kasurnya sambil mengambil mangkuk yang tadi dipegang Aslan."Ayo lanjut makannya, biar cepet sembuh."Kusuapi dia lagi, untunglah Ayyara mau membuka mulut meski tak sesemangat tadi saat disuapi Aslan."Tadi Mama lihat loh Ayyara semangat banget makannya, kenapa sekarang mendadak males-malesan?" tanyaku sambil mengedikan mata."Ih apaa sih Mama, orang B aja," balasnya makin tersipu.Aku hanya menggeleng, Ayyara terlihat sangat malu-malu saat aku membahas Aslan, apa mungkin Ayyara benar-benar jatuh cinta pada lelaki itu?-Selesai menyuapi Ayyara makan, dan gadis itu kembali istirahat, aku menghampiri Mas Nata yang tengah duduk melamun di kursi tepat depan ruangan Ayyara."Mas, Ayyara sudah membaik, jangan terlalu dipikirkan nanti kamu sakit."Mas Nata menoleh sambil meremas wajahnya, "tidak Elia, aku tidak memikirkan soal itu.""Lalu?""Sebetulnya aku sedan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya

Bab 73

Pov NataAku berpikir sebentar, benar juga apa kata Elia, karena kesibukanku akhir-akhir ini aku jadi belum sempat mengurus uang yang da di bank, mungkin aja uang kami masih bisa diselamatkan."Oke, besok kita ke bank."Elia mengangguk.***Dengan hanya modal KTP hari ini aku dan Elia datang ke bank tempat aku biasa menyimpan uang.Besar harapanku, pengecekan bisa berjalan mulus sesuai yang kami harapkan.Meski jujur, semalaman aku tidak bisa tidur karena cemas memikirkan hal ini, bagaimana jika ternyata semua uangku sudah raib? Kemana aku bisa dapatkan uang?Tapi untunglah kekhawatiranku itu tidak terjadi, setelah diurus dengan proses yang cukup panjang dan teliti, pihak bank menyatakan uang kami masih aman di sana.Sontak saja aku dan Elia mengucap syukur karena uang kami bisa kembali meski emas, surat-surat berharga dan lainnya entah bisa kembali lagi atau tidak.Tapi kami tidak ingin banyak berpikir dulu soal emas dan lainnya itu, dengan uang yang baru saja kami ambil dari bank, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 74

Cih. Jangankan bahagia, bermimpi saja tidak. Entah mengapa di dunia ini harus ada wanita seperti Niami? Hanya membuat sempit dunia dan membuat keruh hati manusia saja."Oke kalau gitu aku transfer sekarang ya," katanya lagi.Niami cepat memijit layar ponselnya, tak lama masuk notifikasi ke dalam ponselku, uang sebesar 30 juta sudah ditambahkan. Hmm lumayan juga, tapi uang itu masih sebagian kecilnya saja, sisanya yang ia curi dari restoku tentu masih banyak."Sudah 'kan, Mas? Sisanya kuberikan bertahap sampai setelah kamu menikah denganku." Aku diam saja, malas sekali rasanya bicara dengan wanita siluman satu ini."Bagaimana, Mas?" Niami maksa."Ya ya ya atur saja," responku sekenanya.Niami tersenyum lebar sambil kembali menyantap makanannya, tampak bahagia dalam wajahnya tersirat jelas membuatku makin muak saja."Aku ke toilet dulu," ucapku sambil gegas bangkit."Ya, jangan lama-lama ya, Mas.""Hmm."Di toilet, aku menelepon Elia."Ya Mas, kenapa?" tanya Elia di jauh sana."Elia,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-09
Baca selengkapnya

Bab 75

Pov Elia...Sudah 3 malam Mas Nata menginap di rumah Niami, sementara aku masih di rumah sakit menunggu Ayyara pulih, sedikit sedih sebetulnya karena Mas Nata tidak bersama denganku di saat-saat seperti ini, tapi untunglah pria itu selalu mengabariku apapun yang terjadi di sana.Sejauh ini semua aman, uang modal resto dari Niami sebesar 30 juta sudah masuk ke rekening Mas Nata, tapi perjalanan kami tentu masih panjang.30 juta bahkan belum mencapai setengah dari modal resto yang dicuri Niami, karena itulah aku dan Mas Nata harus sabar dulu untuk terus menjalankan rencana kami.Tring. Sebuah pesan masuk dari Mas Nata.[Istriku lagi apa?] Senyum aku membacanya, sengaja kubiarkan dulu, aku tidak buru-buru membalasnya, sebetulnya aku sedikit merasa kesal karena kemarin Mas Nata tidak mempercayai omonganku.Tring! Masuk lagi sebuah pesan.[Elia ... issh awas saja kalau aku pulang, aku akan cubit pipimu itu.][Elia ... balaaas.][Aku kangen kamu tolong.]Tak lama Mas Nata melakukan pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-10
Baca selengkapnya

Bab 76

Aku terperangah, "Apa? Surat-suratnya ada di dalam tasku?" "Ya," katanya dengan wajah kecewa. "Tapi Mas, aku tidak tahu kenapa surat-surat itu ada di dalam tasku.""Lalu siapa yang mengambil surat-surat itu dari dalam brankas terus menaruhnya dalam tasmu? Anak-anak? Ibu? Bibik? Atau yang lainnya?" cecar Niami."Aku tidak menuduh siapapun, tapi aku juga berani bersumpah kalau bukan aku yang menaruhnya dalam tasku, lagipula untuk apa? Jika memang aku berniat mengambilnya mungkin sekarang surat-suratnya sudah kugadaikan saja." Aku membela diri.Niami mengulum senyuman miring, "ck ck ck kasihan Mas Nata, punya istri baru seorang pembohong dan tukang maling." Aku terperangah, "sudah cukup! Sekali lagi kutekankan padamu, aku bukan maling dan aku tidak berbohong! Jika memang surat-surat itu benar ada di dalam tasku, aku juga tidak tahu siapa yang sudah berani menaruhnya di sana," tegasku kencang."Diam!" Mas Nata kembali teriak."Ada apa ini?" tanya Ibu mertua yang baru saja datang.Refl
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status