Semua Bab Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng: Bab 31 - Bab 40

108 Bab

Bab 28

"Udah," ketusku setelah selesai dengan urusanku.Tanpa bicara lagi Mas Nata kembali memangku bobotku ke kasur."Makasih, Mas.""Ya," balasnya pendek.Azan maghrib berkumandang, Mas Nata segera turun untuk berbuka puasa, sementara aku juga segera membatalkan puasa dengan mereguk air putih yang ada di atas nakas.-"Ayo makan dulu." Aku terbangun saat suara Mas Nata kembali terdengar. Ya Allah sampai ketiduran."Makan tuh," katanya lagi sambil menaruh nampan berisi makanan untukku berbuka puasa di atas nakas."Makasih Mas, tapi pinggangku rasanya sakit sekali.""Jangan manja, ayo coba lagi," balasnya kecut.Aku menarik napas dalam, dasar pria angkuh, istrinya lagi kesusahan bukannya dibantuin malah diomelin.Aku benar-benar tak berdaya sekarang, padahal sudah berusaha pelan-pelan agar bisa duduk tapi pinggang ini rasanya makin sakit tak tertahan.Sementara Mas Nata masih di tempatnya, ia berdiri di sisi ranjang sambil memperhatikanku dengan wajah datar.Aku geram dan akhirnya setengah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-20
Baca selengkapnya

Bab 29

"Sudah sudah, tidak perlu sok peduli, sengaja banget sih kamu tuh mau bikin aku mati Mas, jangan-jangan benar apa kata Ibu, kamu memang mau jadi duda untuk yang keduakalinya," dengusku kesal sambil kutepis tangannya."Sudah jangan banyak omong, bukannya bersyukur aku bantuin, malah ngomel-ngomel," balasnya ketus sambil kembali menggendongku ke toilet.Aku tak bicara lagi, bingung juga harus bicara apa, Mas Nata ini aku lihat sebetulnya dia orang baik, hanya saja dia kaku dan kesulitan bersikap lemah lembut, entah sudah bawaan oroknya atau bagaimana.Tapi beberapa hari hidup bersamanya aku sekarang tahu bahwa dibalik sikapnya yang tempramen sebetulnya dia sangat perhatian."Ayo buruan, jangan lama-lama," katanya saat aku sudah di atas wc."Ya bawel."Mas Nata kembali menunggu sambil memberikan tangannya agar aku bisa berpegangan di dalam toilet, sementara itu aku buru-buru menyelesaikan urusanku."Sudah belum?" tanyanya lagi."Sudah Mas, tapi aku mau mandi." Mas Nata berbalik dan tanp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-21
Baca selengkapnya

Bab 30

Mas Nata melebarkan matanya lalu setengah menarikku mendekati ruangan yang menjadi sumber suara."Maaf Bu, Pak, ada perlu apa? Tidak semua orang boleh masuk ke sini," kata pegawai Mbah Marjen yang berjaga di depan pintu ruangan itu."Saya Ibu dari gadis yang di dalam itu dan ini ayahnya, kami ingin masuk," ucapku cepat.Pria itu meneliti kami sebentar dari bawah hingga atas."Maaf, tapi-""Aaa! Mamaa! tolooong! Ampun Ma, ampun, jangan lakukan ini pada Yara!" Ucapan pria itu terpotong saat Ayyara kembali teriak di dalam.Aku dan Mas Nata makin cemas tak karuan."Maaf Mas, kami harus masuk.""Tidak bisa Bu, maaf." Pegawai Mbah Marjen terus saja menghadang kami, sampai akhirnya Mas Nata hilang kesabaran, ia mendorong pria itu dari dekat pintu lalu menerobos masuk ke dalam.Daarrr. Pintu ditendangnya kencang dan alangkah terkejutnya 3 orang yang sedang ada di dalam. Niami, Mbah Marjen dan seorang asistennya. Sementara itu kulihat Ayyara tengah tergolek lemah dengan wajah pucat dan darah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-22
Baca selengkapnya

Bab 31

Ayyara mematung dengan mata mengembun. Sementara ibu mertua terus mengguncang kedua bahu gadis itu."Siapa yang telah merusakmu begini? Siapa, Nak? Katakan ... katakan pada Oma," cecar Ibu mertua lagi.Ayyara terisak, "maafin Yara Oma, maafin Yara, Yara telah berbuat dosa dan memberikan aib pada keluarga ini," katanya.Ibu mertua menyeka air matanya."Kita harus meminta pertanggungjawaban pada lelaki itu, siapapun dia, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," desis beliau.Aku mengangguk setuju."Dan Ibu pasti akan memberi Niami pelajaran karena wanita itu sudah berani mencoba membahayakan nyawa cucuku," imbuh Ibu mertua, rahang-rahangnya mengerat menunjukan kemarahan."Omaa ... maafin Yara, harusnya Yara dengarkan apa kata Oma agar tidak ikut bersama Mama tapi Yara malah memaksa," isak Ayyara lagi."Sudah Nak, ini bukan salahmu, tapi salah wanita itu," balas Ibu mertua seraya mengelus pipi Ayyara.---Malam hari, selepas aku memberi Ayyara vitamin dan memastikannya tidur den
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Bab 32

"Kita tidak akan berpisah," katanya lagi.Aku melongo, merasa tak percaya dengan apa yang kudengar barusan. Dia tidak mau kami pisah? Apa aku salah dengar?"Tap-i ... kenapa, Mas? Bukannya itu sudah menjadi kesepakatan kita dalam surat perjanjian yang kamu buat sendiri?" tanyaku akhirnya.Mas Nata menatapku lekat, sementara aku mengerutkan kening, dia sedang kenapa sih? Kenapa tingkahnya aneh sekali?"Kita tidak akan pisah, kita tidak akan pisah," katanya sambil dengan spontan memelukku erat-erat.Mataku melebar, jantungku mendadak tak beraturan. Dia memelukku? Sungguh? Ya Allah apa aku sedang bermimpi?"Aku membutuhkanmu, anak-anak membutuhkanmu, kita tidak akan pisah, jangan katakan itu lagi, tolong lupakan soal perjanjian yang kubuat itu, aku akan menerimamu seutuhnya sebagai istriku," cecarnya lagi.Mataku makin melebar, aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kudengar sekarang. Pria ini akan menerimaku? Ah tidak semudah itu, aku tidak bisa semudah itu percaya, Mas Nata sekar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya

Bab 33 A

"Eh taksinya udah datang," kata Ayyara. Aku mengerjap, gadis itu sudah bangkit dan buru-buru masuk lebih dulu.Pelan taksi melaju, saat di jalan raya kebetulan sekali kami melihat mobil yang biasa dibawa Pak David persis berada di depan taksi yang kami naiki. Cepat kuuruh driver untuk tidak mendahului mobil itu agar kami bisa sampai bersama-sama ke rumah.Tapi diluar dugaan, karena ternyata mobil SUV itu malah berbelok ke sebuah jalan yang tak biasa kami lewati, cepat kusuruh lagu driver taksi untuk mengikutinya juga."Kami akan lebihkan ongkosnya, Pak." Driver setuju dan mulai menuruti perintahku.Entah akan pergi kemana Pak David membawa Adira dan Alvin, kenapa dia pergi ke jalanan yang sepi pengendara? Di sampingku Ayyara juga terlihat bertanya-tanya dan penasaran, keningnya mengerut dengan kedua bola mata yang fokus pada satu titik, yaitu mobil SUV berwarna putih yang membawa adik-adiknya."Mau dibawa kemana Adira dan Alvin?" gumamnya pelan, nyaris tak terdengar.Mobil itu akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

Bab 33 B

"Jangan pernah kau sakiti keluargaku lagi, termasuk Mama Elia," pekik Ayyara kencang."Ow apa kau mengancamku wahai gadis lemah? Hahaha."Pak David menggelak tawa, tapi kemudian entah kenapa dia ambruk dan kembali tersungkur di kaki kami."Aw-was saja kau wanita-wanita lem-ah," ucapnya sebelum dia benar-benar pingsan tak sadarkan diri.Aku dan Ayyara mengembuskan napas lega, untunglah Pak David pingsan, mungkin karena darah mulai keluar dari kepalanya cukup banyak."Ayo Ma, cepet, kita harus buru-buru keluar." Aku mengangguk lemas, sementara cepat Ayyara membopong bobotku keluar.Aku berjalan tertatih dalam rangkulan Ayyara, tubuhku bergetar, telingaku berdengung hebat sementara pandanganku juga entah mengapa mendadak kabur tak karuan."Yara ... Tante tidak kuat lagi.""Ayo Ma, kita pasti bisa, Adira sudah menunggu kita di taksi," kata Ayyara. Suaranya makin samar kudengar, sementata remang kulihat di jauh sana Mas Nata juga tengah berlari ke arah kami."Papaaa! Papa tolong Mama Eli
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

Bab 34

"Aku juga sadar kalau kehadiran kamu sangat berarti terutama untuk anak-anakku," katanya lagi.Aku makin melongo tak percaya."Mas aku-""Nanti jangan melakukan hal-hal yang dapat membahayakanmu lagi seperti El, aku tidak bisa melihatmu begini, aku takut kamu kenapa-kenapa, sungguh," potongnya cepat.Mas Nata lalu meremas kedua tanganku, sementara Ayyara di sampingnya mencoba menenangkan pria itu."Mas, aku baik-baik saja," balasku bingung."Apa kamu tahu Elia? Kemarin kami sangat panik dan takut bahkan kami hampir putus asa karena betapa sulitnya mencari pendonor darah untukmu."Mulutku terbuka, oh apa mungkin karena hal itu Mas Nata sekarang bersikap aneh?"Mama Elia, Ma, terimakasih sudah menjaga kami terutama Ayyara," ucap Ayyara kemudian.Gadis itu lalu berhambur memelukku lagi.Ya Allah apa ini? Apakah ini artinya hamba sudah diterima oleh mereka?"Maafin Yara ya Ma, maafin Yara," katanya lagi.Aku melepaskan pelukan Ayyara dan menatapnya lekat."Jadi Yara tidak marah lagi sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

Bab 35

Mas Mata hanya melemparkan senyumannya saat aku tengah dipeluk anak-anak dalam keadaan yang benar-benar bingung."Mas."Ia lalu mendekatkan wajahnya, "bilang sama anak-anak, jangan lama-lama peluk Mama Elianya, gantian, Papanya juga mau," bisiknya kemudian. Sontak kucubit perutnya itu. Anak-anakpun spontan menggelak tawa.***Seminggu berlalu sejak aku pulang dari rumah sakit.Hidupku benar-benar berubah bahkan jauh dari yang kubayangkan sebelumnya, anak-anak dan Mas Nata bukan hanya sudah menerimaku sekarang, tapi mereka benar-benar sudah menyayangiku layaknya mereka menyayangi diri mereka sendiri."Ma, Yara di rumah saja ya," kata Ayyara saat aku sedang sibuk mematut diri depan cermin.Hari ini kami ada acara mau pergi ke mall, selain makan kami juga rencana mau beli baju seragam dan peralatan sekolah anak-anak."Loh, kenapa, Sayang? Kita semua 'kan mau pergi sama adik-adik juga masa Yara tidak ikut."Ayyara menunduk lesu, senyum getir dan rasa malas terlihat di wajahnya. Sejak Ayy
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-28
Baca selengkapnya

Bab 36

Aku menarik napas berat, sementata itu cepat Mas Nata mengembalikan telunjuk Niami dengan kasar."Jangan pernah berani bersikap tidak sopan pada istriku," pekiknya geram.Niami mendecih, "cih, persetan."Mas Nata dan Niami lanjut bersitegang, sementara aku cepat membawa anak-anak ke kursi dekat loby, di sana aku harap anak-anak akan aman dan tidak melihat perselisihan antara kedua orang tuanya lagi meski terlihat sekali wajah mereka kini berubah lesu."Kenapa kita harus duduk di sini, Ma?" tanya Adira polos."Kita kasih Papa dan Mama Niami kesempatan sebentar ya Sayang, mereka sedang bicara serius."Wajah anak-anak berubah malas meskipun akhirnya mau tak mau mereka tetap mengikuti ucapanku."Adira, Avlin, tunggu di sini sama Kak Yara ya, sebentar, Mama mau lihat Papa dan Mama Niami dulu," ucapku lagi setelah beberapa menit kami menunggu.Anak-anak mengangguk, bergegas aku menghampiri Mas Nata dan Niami yang terlihat masih bersitegang.Ya Allah, entahlah mereka itu, aku heran sekali ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status