Home / Pernikahan / Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng: Chapter 21 - Chapter 30

108 Chapters

Bab 18 B

Mas Nata kembali, kulihat ia datang membawa dua box pizza di tangannya. Tapi aku memilih diam saja, malas sekali kalau aku harus bicara padanya, buang-buang energi.Selesai memotong buah dan memakannya beberapa potong, aku juga membawanya ke dekat Alvin."Alvin, mau Tante suapin buah?"Alvin memasang wajah ketus, tapi karena ada papanya dia tak berani macam-macam atau menolakku lagi. Dia terima suapan buah dariku meski dengan wajah dan kunyahan amat malas."Itu pizza buat kamu, makan saja dulu, biarkan Alvin," kata Mas Nata kemudian.Kuhiraukan saja dia dan melanjutkan pekerjaanku."Makan." Terkejut bukan main saat tiba-tiba Mas Nata sudah berdiri di samping sambil menyodorkan sepotong pizza ke dekat mulutku."Ayo makan, cepat," paksanya."Tidak usah, aku sudah makan buah," tolakku kecut."Makan tidak?" paksanya lagi.Dadaku kembali kembang kempis, kesal, akhirnya kubuka juga mulutku ini dan melahap pizza dari tangannya dengan perasaan tak karuan.Gondok sekali, antara kesal dan ingi
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 19

Aku berhenti menguyah sebentar."Memangnya kenapa? Perutku ini yang merasakan, lagipula selama ini tidak pernah tuh ada orang yang overdosis karena kebanyakan makan gorengan setiap hari," ketusku."Tapi lemaknya akan tertimbun dalam perutmu menjadi tumpukan penyakit, kamu mau saat kamu tua nanti kamu jadi sakit-sakitan? Diabetes, gula dan lainnya."Aku menjebik, dasar pria angkuh dan tukang ngatur. Rese sekali emang dia tuh."Ya sudah biarkan saja, aku ini yang akan sakit bukan kamu," balasku ketus."Ya tapi kalau nanti kamu sakit siapa yang akan jagain ak ...." Mas Nata tak melanjutkan ucapannya."Apa?" "Ah sudahlah lupakan," tandasnya seraya mengibas tangan lalu bangkit dari kursi.Aku menjebik dan lanjut makan gorengan."Buruan makannya, kamu belum salat Isya 'kan?" ucapnya lagi.Alisku menaut, gak salah ini orang nanya begini? "Aku nanya, kamu belum salat Isya atau sudah?" tanyanya lagi."Belum," ketusku."Habis ini berjamaah, percepat makan gorengannya.""Hm," balasku pendek sa
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 20

Kreeet.Aku terbangun saat mendengar suara Mas Nata datang. Setelah mengucek mata kutengok jam dinding menunjukan pukul 11 siang."Dari mana, Mas?" tanyaku kemudian."Tuh pakai," katanya sambil melempar papper bag berwarna coklat ke atas sofa. Keningku mengerut, dan cepat bangkit mengambil papper bag itu."Jilbab, Mas? Buat aku?" tanyaku lagi setelah aku membuka papper bag itu."Hmmm."Aku bergeming, mendadak benakku juga menerka, entah dalam rangka apa tiba-tiba si pria angkuh itu membelikanku jilbab? "Mulai sekarang kamu harus pakai jilbab dan pakai baju panjang," katanya lagi. Alisku menaut."Kenapa? tidak suka?" "Tidak," ketusku."Punya baju panjang, 'kan?" Mas Nata bertanya lagi."Punyalah, banyak dari Niami," jawabku seadanya.Mas Nata melirik tak suka."Mulai besok jangan pernah lagi pakai baju atau apapun bekas wanita itu," tegasnya."Loh memangnya kenapa, Mas? Daripada aku harus beli 'kan sayang uangnya, lagipula baju-baju dari Niami itu juga masih bagus-bagus dan layak p
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 21

"Sudah berapakali aku tegaskan, dia itu bukan kekasihku, bukan Mas bukan, dia itu dokter yang membantuku selama ini," imbuhku lagi. Aku benar-benar makin geram saja sekarang, pasalnya omongan Mas Nata itu makin hari makin ngaco. Dan tuduhannya itu benar-benar tak bisa kuterima.Enak saja dia mengira aku punya kekasih, dia pikir aku wanita apa?"Ya ya terserah kau saja," balasnya sambil bangkit lalu kembali membanting bobot ke atas kasur.Dasar pria keras kepala, daripada kepalaku lama-lama pecah, aku memilih pergi saja ke kamar Ayyara."Yaraaa." Aku celingukan memindai setiap sudut kamar gadis yang sepertinya kosong itu. Entah kemana Ayyara pergi, atau apa mungkin dia sekolah? Ya Tuhan, padahal dokter sudah bilang dia harus bed rest.Brukk. Sesuatu terjatuh saat aku tak sengaja menyenggol plastik kecil, cepat kupungut, ternyata obat-obat yang diceritakan Dokter Fauzan.Aku mengulum senyum, syukurlah ternyata Ayyara sudah benar-benar mengurungkan niatnya untuknya menggugurkan kandun
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 22

"ah sudahlah," tandasnya lalu pergi ke kamar mandi.Aku meremas wajah lalu membanting bobot ke atas kasur, kesal, marah, malu dan bingung jadi satu. Gara-gara alat kontrasepsi ini harga diriku sekarang jatuh. Bukan hanya ibu mertua yang kini berpikir jauh, si pria dingin itu juga pasti mengira aku mau menghabiskan malam dengannya sebagai pasangan suami istri, padahal tidak, itu sama sekali tidak benar, jangankan menghabiskan malam bersama, satu kasur pun aku tak sudi."Gara-gara kamu aku jadi malu," hadrikku pada barang itu.Saking kesalnya kulemparkan barang itu ke lantai, biarlah, aku sudah tidak peduli lagi pada barang pembawa sial itu, gara-gara barang terkutuk itu aku jadi malu sampai ke ubun-ubun."Aaaaa Ibuuuu."***Esok hari setelah subuh dan melakukan ritual bersih-bersih aku membuka papper bag yang masih berserakan di atas kasur.Kemarin aku belum sempat membereskannya karena terlanjur kesal dengan insiden salah paham memalukan itu."Isssshh, masih di sana kau rupanya ya?"
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 23

"Iya, emang kenapa?!" semburnya kemudian.Mulutku menganga, aku benar-benar tak menyangka anak ini sudah sangat bermasalah hidupnya, kemarin ketahuan ngelem, dan sekarang ketahuan merokok, ya Tuhan, apa dia tidak berpikir apa dampaknya bagi kesehatan dirinya sendiri?Oke, tahaan, sabaar. Aku pasti bisa, aku pasti bisa.Aku melakukan latihan tarik ulur napas sampai aku benar-benar siap bicara lagi dengan Alvin."Alvin, lihat Tante, kenapa Alvin harus merokok? Alvin tahu tidak kalau merokok itu bahaya untuk anak di bawah umur? Jangankan untuk anak di bawah umur, untuk yang sudah dewasapun tidak dianjurkan."Alvin memutar liar bola matanya."Kenapa kamu sangat bawel heii Ibu tiri? Kenapa kamu harus mengurusiku jika nantinya kamu akan memukulku terus-terusan, hah? Asal kamu tahu ya, jika kamu berpikir aku, Adira dan Kak Yara adalah anak yang bisa kau siksa dan kau singkirkan dari rumah ini kau salah, salah besar!" semburnya tajam.Kepalaku refleks menggeleng, "tidak, tidak begitu Al, kali
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 24

"Benar-benar dijual, Mas?""Ya."Mas Nata kembali bangkit dan bergegas menaiki anak tangga, aku juga mengekor ke atas."Alviiin Viiin!" Niami setengah teriak di kamar Alvin, cepat kuhampiri."Kenapa? Alvin tidak ada di kamar?""Kamu pikir? Untuk apa aku teriak-teriak jika anak itu ada di kamarnya," ketus Niami.Aku mengerling, "tadi pagi aku lihat dia di pos security, sekarang mungkin masih di sana." Niami tak bicara lagi, ia malah mengambil ponsel dalam tasnya lalu bicara dengan seseorang."Halo Vid, apa anakku ada di sana?"Alisku terangkat, Vid? Vid siapa? Pak David gitu maksudnya?"Loh tidak ada bagaimana? Ya udah ya udah, sekarang kamu cari sana," ucap Niami lagi.Sementara Niami sedang menelepon aku memilih kembali turun untuk melihat Alvin di pos security.Masa iya anak itu tidak ada di sana? Perasaan baru saja aku lihat dia ada di sana."Argghh kemana lagi anak itu pergi? Rese banget emang tuh anak satu, bikin hubungan gua sama Niami keruh aja."Kudengar Pak David tengah mend
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 25

"Ayyara!" teriak Niami lagi."Mama salah karena terlalu sibuk dan membiarkan kami melewati semuanya sendiri, Papa juga salah karena lebih memilih membawa wanita baru daripada memperbaiki hubungan dengan Mama, kalian semua salah dan kami adalah korbannya!" Brukk. Ayyara menendang kursi makan setelah balas berteriak, lalu buru-buru menaiki anak tangga dan bergegas pergi ke kamarnya. Alvin dan Adira juga melakukan hal yang sama."Yara! Alvin! Adira! Kamu sendiri tahu Papa sudah berusaha memperbaiki semuanya tapi berkali-kali mencobapun tetap tak ada guna, Mamamu memang memilih pergi dari kita, apa salah Papa dalam hal ini?!" Kencang Mas Nata berteriak untuk menghentikan langkah anak-anaknya, tapi sayang mereka malah meneruskan langkah alih-alih berbalik mendengarkan Mas Nata. "Mas! Apa maksud kamu?" timpal Niami tak suka.Mas Nata menoleh dengan wajah meruncing."Kenapa kamu bicara begitu, Mas? Kenapa kamu selalu nyalahin aku dalam hal ini? Padahal tadi kamu dengar sendiri 'kan? Semua
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Bab 26

"Tidak, Nyonya."Aku manggut-manggut dan tetap meneruskan obrolan karena kebetulan jalanan sedikit merayap saat itu."Oh ya, kelihatannya Pak David sangat dekat dengan mantan istri Mas Nata?" "Iya Nyonya saya dimasukan kerja oleh Nyonya Niami ke rumah itu, karena Nyonya Niamilah saya sekarang dapat pekerjaan ini." "Kenapa harus sopir? Maksudnya saya yakin kalau Pak David melamar di perusahaan besarpun Pak David pasti akan masuk seleksi," cecarku."Ijazahnya, Nyonya."Mulutku membola sambil manggut-manggut, "ouuh gituu."Saat itu ingin sekali aku menanyakan soal rokok yang dikatakan Pak Oman kemarin, tapi aku tahu, kalau aku bertanya sekarang bisa-bisa Alvin tersinggung dan dia akan semakin murka padaku.-Mobil kami tiba di depan gerbang sekolah, Alvin dan Adira cepat turun."Hati-hati ya Dira, Alvin."Alvin dan Adira buru-buru masuk alih-alih meresponku."Sekarang kita kemana lagi, Bu?" tanya Pak David saat aku kembali naik mobil."Ke sekolah Ayyara, Pak." Pria bertato di lehernya
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

Bab 27

"Tidak Bu, tidak perlu, semoga setelah istirahat pinggangnya tidak sakit lagi, lagipula 'kan Ibu sudah memijatnya sekarang," tolakku cepat.Tentu saja aku akan menolak pergi ke tempat Mbah Marjen lagi karena aku sendiri masih syok dengan praktek aborsi yang Mbah Marjen lakukan di tempatnya itu."Nyonya Elia tidak akan mau kesana lagi, Nyonya besar," timpal Bibik."Loh kenapa? Kemarin Elia terkilir diurut di sana juga cepat sembuh kan?""Iya memang Bu, tapi ....""Sudah nanti biar Ibu yang suruh Nata antar kamu ke sana."Aku tak bisa bicara apa-apa lagi sampai ibu mertua keluar dari kamar."Bik, gimana ini? Saya tidak mau ke sana lagi," cemasku."Ya bagaimana Nyonya saya juga tidak punya kuasa menolak Nyonya besar.""Sudah Bibik saja yang pijat saya coba.""Bibik tidak bisa Nyonya, takut malah tambah parah." Aku menggigit bibir, bagaimana ini? Aku benar-benar tidak mau pergi ke sana lagi, tapi sakit di pinggangku memang terasa semakin parah rasanya, sampai untuk dudukpun sekarang rasa
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status