Semua Bab Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng: Bab 41 - Bab 50

108 Bab

Bab 37

"Sudah kukatakan tidak perlu, ada Elia dan aku di sini." Ucapan Mas Nata membuatku senyum lebar.Lebih-lebih saat melihat wajah Niami yang makin memerah karena tak suka."Dia?" katanya kemudian, sambil menunjuk ke arahku.Aku menegakan bobot dan duduk bersender dengan rileks, kubiarkan saja dia mau apa, aku ingin tahu sejauh mana dia bisa menghinaku lagi."Manalah bisa wanita kampung ini bicara di depan audiens Mas, yang ada istri baru kamu ini bakal malu-maluin, inget Mas, sekolah ini sekolah berbasis internasional, di mana kebanyakan guru-gurunya berbahasa Inggris saat berpidato, terus kalau istri barumu itu maju dan disuruh ngomong pake bahasa Inggris, bagaimana? Emang dia mampu?" ucapnya pongah.Baru saja Mas Nata akan bicara, cepat kuhentikan dia, "sudah biarkan saja." "Aku tidak suka dia menghinamu begitu.""Biarkan saja, kita lihat nanti, sekarang biarkan Niami melakukan apa yang dia mau, kasih dia kesempatan naik ke atas pangggung saat salah satu anak kita dipanggil dan aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

Bab 38

Ia lalu lari kecil menaiki anak tangga, aku menggeleng kepala. Dasar pria bucin. Ah aku sampai lupa, beberapa minggu ke belakang pria itu adalah pria dingin yang kupikir sifatnya itu sudah mendarah daging, tapi ternyata aku salah.Entah bagaimanan caranya aku juga tidak tahu, kenapa dia sekarang bisa takluk dan sebucin itu? Tapi ah ya sudahlah, nikmati saja, mungkin ini adalah buah dari kesabaranku selama ini, mungkin hehe.Setelah pulang dari menghadiri acara sekolah anak-anak, Mas Nata kembali tidur karena hari ini dia sengaja mengambil cuti. Sementara aku pergi ke kamar ibu mertua untuk melihat beliau di sana."Eh Elia kebetulan sekali Nak, sini sebentar Ibu mau bicara." Ibu mertua tampak senang saat melihatku datang, wanita tua yang tengah memegangi sebuah koper di atas kasurnya itu segera menyuruhku untuk duduk di dekat kopernya."Ibu sedang apa?""Begini Nak, Ibu 'kan sudah tua, kamu 'kan juga sudah jadi istri Nata dan Nata sudah menerimamu seutuhnya, itu berarti ini saatnya Ibu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

Bab 39

Aku terperangah lalu menutup mulutku dengan tangan, astagfirullah itu memang Alvin anak tiriku, untuk apa dia di sana? Bukankah tadi Alvin dan Adira ikut bersama Niami? Bagaimana bisa Alvin sekarang ada di tempat kerusuhan?Tanpa berpikir lagi, cepat kumatikan televisi dan bergegas menaiki anak tangga untuk membangunkan Mas Nata."Mas, Mas bangun, kita harus pergi ke Jalan Rusuh 16 sekarang juga," ucapku buru-buru sambil kuambil tas selempang dan menyampirkannya di bahu.Mas Nata mengucek mata, "ada apa El? Kenapa buru-buru? Mau apa?" katanya sambil akhirnya bergegas mengekor di belakang."Sudah nanti saja kujelaskan, sekarang cepat buka mobilnya, Mas." "Kita mau kemana sebenarnya? Kunci mobil ada di kamar."Aku menarik napas berat, secepat kilat kuedarkan pandang ke sekitar. Dan tanpa menunggu lagi aku menarik tangan Mas Nata menuju pos security untuk meminjam motor Pak Oman."Pak, boleh pinjam motornya sebentar?""Oh boleh, Nyonya," kata Pak Oman sambil mengangguk dan memberikan ku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

Bab 40

Niami refleks melotot."Apa kamu bilang?" desisnya."Kamu dengar itu Mas, anakmu sudah berani bicara begitu padaku," lanjutnya geram."Alvin benci sama Mama, Alvin tidak akan menyayangi Mama lagi!" Alvin teriak lagi."Biar saja, semuanya benci Mama, kamu dan Kakakmu Ayyara sama saja, anak-anak tidak berguna, bisanya hanya membuat malu dan menghancurkan karir, Mama," balas Niami.Alvin mengangkat wajahnya lebih tinggi, sementara matanya menatap tajam ke arah Niami. Entah apa yang akan dilakukan anak itu, tapi refleks kaki ini mendekat ke arahnya."Alvin, Alvin, istighfar, Sayang," ucapku sambil mengelus-ngelus kepala dan pipinya. Tapi sepasang mata kecil itu masih menyorot tajam ke arah Niami, rahangnya mengerat hebat, pun dengan tangan yang juga semakin mengepal kuat. Alvin memberontak dari pelukanku, ia lalu mendorong Niami hingga jatuh ke lantai.Bugh gedebussh."Alviin!" teriak Niami kencang."Selama ini Alvin diam saja, Mama sibuk tidak apa-apa, meski Mama dan Papa sebenarnya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-04
Baca selengkapnya

Bab 41

Pov NiamiAku membantingkan tas berisi kosmetik dan beberapa barang berharga yang biasa kubawa kemana-mana, sepulang dari kantor polisi pikiranku jadi semakin kacau saja, sejak ada perawan tua itu posisiku jadi semakin tak dihargai saja, kemarin-kemarin Ayyara yang mengatakan dengan jelas bahwa ia sudah tidak membutuhkanku lagi, sekarang Alvin yang berteriak kencang mengatakan bahwa dia membenciku, di depan banyak orang dalam penjara pula.Malu sudah pasti, tapi rasa sakit dan sesak dalam dada rasanya sulit hilang walau sekarang aku sudah pulang ke rumah. Apa salahku? Aku hanya ingin menyelamatkan dan menjaga anak-anakku dari jalan yang salah, hari ini Alvin terlibat tawuran tapi dibenarkan dan dibela oleh Elia si perawan tua itu.Beberapa waktu kebelakang saat Ayyara mengatakan dirinya tengah hamil di luar nikah karena kebodohannya itu, aku juga sangat syok dan panik sebab sudah pasti jika media tahu soal berita itu, bukan hanya dia sendiri yang malu tapi namaku juga akan tercemar h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

Bab 42

Aku menempelkan telapak tangan pada keningnya, anak ini tidak demam."Adira kita makan di luar dulu yuk, di tempat favorit Adira." Sengaja aku mengajaknya makan di luar, biasanya anak itu sangat bersemangat, tapi kenapa masih saja anak ini terlihat lesu dan tak mau bicara?Apa ini? Apakah Adira juga sudah dicuci otaknya oleh Elia? Ya bisa jadi. Wanita kampung itu memang licik sekali, wajahnya saja yang polos hatinya siapa yang tahu."Adira, mau ikut atau tidak? Mama mau makan keluar, kalau kamu tidak ikut kamu akan Mama tinggal di sini," ajakku lagi agak keras.Sengaja kuancam anak itu agar anak itu mau ikut denganku ke resto."Jangan Ma, jangan tinggalin Dira di sini, Dira takut," ucapnya kemudian. Anak itu lalu bangkit."Makanya kamu jangan buat Mama kesel terus dong, ayo bangun, kita harus pergi sekarang juga," tegasku lagi.Bergegas aku bangkit dan berjalan tergesa mendekati pintu kamar.Tapi Adira malah diam, alih-alih mengekor, tak heran jika hal itu membuat emosiku kembali nai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

Bab 43

Aku gelap mata, meski David sudah tidak berdaya aku kembali mengikatnya dengan kabel hair dryer kuat-kuat, sengaja aku mengikatnya agar David tidak punya kesempatan untuk kabur sampai polisi datang."Kenapa kau lakukan ini pada anakku? Kenapa iblis?!" semburku lagi sambil kujambak rambutnya kasar."Say ...." David makin lemah, dia bahkan sudah tak sanggup meneruskan ucapannya.Tapi aku belum puas, kupanaskan catokan rambut yang tergeletak di atas nakas, lalu menempelkannya pada telapak tangan David, sontak saja pria itu meringis kesakitan."Rasakan kau pria jahanam!" Setelah aku puas, barulah kuhampiri Adira dan berusaha membangunkannya, kugosok tepak tangan dan pipi anak itu, kuhentak-hentakan dadanya juga, semuanya, semampu yang kubisa, tapi nihil.Apa ini? Kenapa Adira tak sadarkan diri juga?"Adira ... Adira Sayang, bangun, Nak."Aku semakin panik saat napas Adira mulai terlihat lemah. "Ya ampun bagaimana ini?""Adira, Adira bangun Sayang, Mama ada di sini sekarang, tolong maafi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya

Bab 44

"Adira sudah membaik, dia tak sadarkan diri karena syok dan terkena benturan sedikit di kepalanya," tutur Dokter itu menjelaskan."Dokter apa ada luka serius di bagian sensitifnya?" tanyaku cepat."Untunglah tidak, hanya memar-memar di bagian kulitnya saja, mungkin karena terkena pukulan kencang."Aku sedikit merasa lega, untunglah Adira tidak sampai diapa-apakan oleh pria iblis itu, jika itu sampai terjadi, entah bagaimana perasaanku sekarang.Aku menerobos masuk sebelum istri baru Mas Nata itu masuk lebih dulu. Kutatapi Adira anakku yang masih terkulai di kasur rumah sakit, andai saja aku mendengarkannya semalam saat Adira meminta aku menemaninya di kamar itu tapi lagi-lagi aku ceroboh dan egois."Lihat! Gara-gara kamu anakku seperti ini!" sentak Mas Nata.Aku terbelalak, jantungku kembali berpacu melihat sorot Mata mas Nata yang seolah ingin menerkamku."Mas, aku minta maaf, aku menyesal, tolong jangan seperti ini, lagipula David sudah ditangkap polisi sekarang."Mata Mas Nata melo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-07
Baca selengkapnya

Bab 45

Pov EliaSetelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, hari ini Adira kami bawa pulang, selain karena Adira sudah membaik sebentar lagi kami juga akan menyambut hari raya idul fitri. Ya benar hari kemenangan itu akan segera tiba, besok tepatnya. "Sayang, mau pulang ke rumah Mama atau, Papa?" tanya Niami saat kami sampai di parkiran."Papa," jawab Adira pendek, dia masih terlihat lesu dan tak bersemangat.Niami menghela napas berat, tidak ada yang bisa ia lakukan selain pasrah atas keputusan Adira."Mas, tolong jaga anak-anak," katanya pada Mas Nata.Wanita yang belakangan ini berubah kalem sejak Adira masuk rumah sakit kemudian masuk dalam mobilnya. Tak kecuali kami yang juga gegas melaju menuju rumah.***Esok harinya.Pagi-pagi sekali, aku sudah tersenyum memandangi ketupat sayur dan opor ayam yang sedang kubuat ini, gema takbir juga bersahutan di luar sana, menandakan kemenangan bagi kita yang telah melewati ramadhan ini dengan sabar.Bukan hanya mengajarkanku tentang sabar, rama
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

Bab 46

"Waalaikumsalam, Mama?" jawab Ayyara pelan.Sementara aku masih bergeming menatapnya tak percaya. Niami, wanita itu sekarang datang dengan penampilan yang sudah berbeda sekali.Dan yang membuat aku lebih tak percaya, dia datang menggandeng seorang pria. Siapa dia? Aku baru melihatnya."Boleh kami masuk?" tanyanya pelan sambil berjalan anggun ke dekat sofa."Anak-anak, Ibu, Mas Nata dan Elia, aku datang ke sini hanya mau mengucapkan selamat lebaran, aku tahu semua berubah, hubungan dan perasaan di antara kita semua sudah berubah, tapi silaturahim di antara kita masih tetap dilanjutkan bukan?" ujarnya basa-basi.Aku bergeming sebentar, wanita cantik dengan mata indah itu apakah sudah benar-benar berubah?"Sstt, Ma." Adira mengguncang lenganku.Aku mengerjap, "eh ya, ya Niami, aku emm ... mewakili semua keluarga di sini mengucapkan selamat hari raya, mohon maaf lahir batin, setiap manusia berbuat salah dan sudah kewajiban kita memaafkannya," ujarku sambil menempelkan kedua telapak tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status