Home / Romansa / Mencari Suami Bayaran / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Mencari Suami Bayaran: Chapter 61 - Chapter 70

108 Chapters

61. Kota Malang

Sebentar lagi, bis yang ditumpangi Fani memasuki area terminal Arjosari kota Malang. Suasana di luar tampak gelap karena memang hujan yang masih penuh semangat membasahi setiap inci sudut bumi. Padahal baru pukul tiga sore tapi sudah seperti pukul enam sore. Fani mengeluarkan secarik kertas tulisan tangan Risti, dari dalam tas ranselnya.[Mami Purwanti Jalan Bendungan Sutami (Kos-kosan Mami-Belakang kampus UMM) terminal Arjosari Kota Malang]Fani mengukir senyum di bibirnya, semua akan dia mulai dari sini. Hidup baru dengan semangat barunya. Setelah turun dari bis, Fani berjalan masih sedikit lemas, di pelataran terminal mencari warung makan, perutnya sudah keroncongan, rasanya sedikit mual, wajahnya juga masih terlihat pucat. Jahitan bekas kuretan masih begitu terasa. Matanya berbinar melihat warung makan yang tidak terlalu ramai, ia memasukinya lalu memesan makanan juga segelas teh manis hangat. Selesai mengisi perut dan tenaganya kembali, kini Fani menatap ke arah jalanan, hujan su
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

62. Septiyan

"Paa...Aku udah cari tapi ga ketemu," ucap Munos pada papanya di telpon."Iya Pa, aku tahu, aku udah sewa detektif untuk mencari Fani tapi mereka juga belum bisa menemukannya, keluarganya juga ga tau Fani ke mana."Pak Karim menutup begitu saja telponnya."Ya Allah Fani, kamu ke mana sih?" gumam Munos sambil mengacak kasar rambutnya.Sudah satu bulan sejak kepergian Fani, Munos diboikot oleh kedua orangtuanya, mama dan papanya tak sudi bertemu dengan Munos, sebelum Munos berhasil menemukan Fani dan membawa Fani kembali. Kondisi mamanya juga kembali drop, mamanya tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa karena kondisi jantungnya yang lemah sejak kehilangan cucu dan kepergian menantunya, Bu Sundari stres berat.Munos masuk ke dalam kamarnya, menatap sendu ruangan itu, mengingatkan kembali kebrutalannya pada istrinya. Perasaan bersalah kini menghantui. Dan yang anehnya, keponakannya ikut tak bereaksi lagi sejak kejadian itu. Munos pernah dalam keadaan mabuk, menyewa seorang PSK di se
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

63. Kasir Toko

Gerimis sore ini cukup lama, Fani menatap ke arah jalanan yang cukup padat dari jendela besar toko pakaian bayi. Baru tiga hari Fani bekerja di sini sebagai kasir. Toko perlengkapan bayi yang menurut Fani sangat lengkap menjual segala kebutuhan bayi, mulai dari baru lahir sampai anak berusia lima tahun. Harganya juga cukup terjangkau dan bervariasi. Dan Fani nyaman bekerja disini, semua karyawan ramah dan baik.Ada Nunung, Rahma, Juwita, Andre dan Joko, yang mempunyai tugas masing-masing melayani Kustomer atau kebutuhan gudang. Sedangkan Fani sendiri bertugas sebagai kasir. Tepat seminggu setelah kejadian Fani yang pingsan di kamar kosnya.Lelaki itu memang baik, meskipun dia hanya seorang kuli bangunan, namun banyak dari anak kos yang cukup ramah dan dekat dengan Septiyan. Yah, Septiyanlah yang memberitahukan pada Fani bahwa toko "All about baby" sedang membutuhkan seorang kasir, karna kasir yang lama sudah keluar karena melahirkan."Mbak Fani, nanti malam pulangnya bareng sama aku
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

64. Perasaan Septiyan

"Bagaimana menurut dokter?" tanya Munos khawatir."Berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi kelamin pak Munos baik-baik saja, tak ada yang aneh, tapi kenapa tidak bisa ereksi itu yang saya juga masih tanda tanya. Saran saya Bapak jaga makanan, rajin olah raga dan tidak stres. Saya berikan vitamin untuk stamina ya," jelas dokter pada Munos yang tertunduk lemah.Munos keluar dari ruangan dokter dengan langkah gontai, sambil menunggu obat yang disiapkan, pikiran Munos melayang pada sosok wanita yang sudah tiga bulan tidak dapat dia temukan. Sudah habis puluhan juta untuk membayar orang mencari keberadaan Fani dan selama itu pula Munos, tidak bertemu dengan ibunya yang sekarang hanya bisa tertidur lemas di kasurnya, karena serangan jantung.Kondisi mamanya sangat mengenaskan, tubuh mamanya semakin pucat dan kurus. Bu Sundari tak akan pernah mau menemui anaknya jika anaknya tidak datang dengan Fani. Munos hampir pasrah setelah tiga bulan tidak dapat kabar apapun dari orang suruhannya.Munos
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

65. Menjenguk Septiyan

Di sinilah Fani sekarang berada, dalam bilik sebuah rumah sakit, menunggu lelaki itu terbangun dari tidurnya. Sedih melihat kondisi sang lelaki dengan tangan digips karena terjatuh saat bekerja, sehingga mengakibatkan patah pada tulang tangannya. Harum-harum obat-obatan dan disinfektan, membuat Fani teringat kembali kejadian hampir setahun yang lalu. Kepalanya menggeleng keras, tidak! Ia tidak ingin kembali mengingat kejadian kelam yang pernah ia lalu bersama iblis berkedok manusia yang bernama Munos."Eegh..." Tiyan melenguh, terbangun dari tidurnya. Pelan ia membukanya mata menatap sekeliling. Lamunan Fani buyar, saat mendengar lenguhan Tiyan.Fani menatapnya dengan senyuman."Eh Mbak Fani, kok bisa ada di sini?" tanya Tiyan sedikit kaget sambil berusaha duduk."Pelan-pelan saja Mas, sini saya bantu," ucap Fani lembut sambil membantu Tiyan duduk."Mas bagaimana sekarang kondisinya?" tanya Fani khawatir."Saya ga papa Mbak, terimakasih sudah mau menjenguk saya," ucap Tiyan sambil se
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

66. Jakarta

Jumat sore, Fani, Tiyan, dan si Mbok sudah berada di dalam kereta dengan tujuan Jakarta. Tiyan mencari bangku dengan nomor yang sesuai tertera di tiket. Lengan besarnya, memanggul sekarung beras, belum lagi aneka karung berisi hasil penen kebun milik ibunya yang ia jinjing dengan tangan sebelah kiri. Dada Fani mengharu biru memperhatikan gerakan gesit Tiyan, tanpa kenal lelah. Selalu senyum yang ia berikan walaupun peluhnya bercucuran.Tiyan dan Fani duduk bersampingan, sedangkan si Mbok duduk di seberang kursi mereka. Fani memilih duduk dekat jendela karena ia suka memandangi sawah luas yang membentang saat kereta melewati area pedesaan."Mbak, saya kok deg-degan yaa? Padahal masih jauh, ini aja baru lima belas menit dalam kereta," ucap Tiyan polos."Kemarin aja semangatnya menggebu-gebu, sekarang kok mulai ciut," sahut Fani sambil cemberut."Huusst, ntar kedengeran si Mbok Mbak." Tiyan mengingatkan agar Fani mengecilkan volume suaranya. Jangan sampai ibunya tahunkalau Tiyan saat ini
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

67. Pernikahan

Seminggu berselang, acara pernikahan Fani dan Tiyan akhirnya dilangsungkan. Kini Fani sah secara hukum dan negara berstatus sebagai istri dari Septiyan Suseno. Acara digelar dari pagi hingga sore hari. Fani tampak cantik menggunakan kebaya brukat bewarna putih dengan hiasan sanggul dan mahkota siger di kepalanya. Septiyan juga sudah disulap menjadi lebih bersih dan gagah. Wajahnya segar dan kulit coklatnya membuat Tiyan lebih terlihat seksi. Fani masih malu-malu memandang wajah suaminya." De, jangan liatin aku begitu, bisa pingsan Mas mu ini De," goda Tiyan sambil berbisik di telinga Fani."Siapa yang liatin Mas? GR aja ih!" sahut Fani sambil mengalihkan pandangannya untuk menyembunyikan warna merah di kedua pipinya. Semua tamu hadir ikut berbahagia, memberikan doa dan selamat. Hingga tak terasa adzan magrib berkumandang. Fani telah selesai bersih-bersih begitu juga Tiyan. Mereka melaksanakan sholat magrib berjamaah. Dikecupnya kening Fani lembut setelah selesai sholat."Mau Mas gend
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

68. Pengantin Baru

"De, Mas berangkat dulu ya," pamit Tiyan pada Fani istrinya."Iya Mas, hati-hati di jalan, cepat pulang," ucap Fani sambil mencium punggung tangan suaminya dan memberikan senyuman serta kecupan di pipi Tiyan."Mmmm...apa Mas izin dulu saja hari ini yaa, kayaknya mau pacaran aja sama kamu De?" goda Tiyan yang tiba-tiba berhenti memakai jaketnya."Eehh...eehh, jangan. Mas, nanti Pade Warmo ngambek kalau Mas izin.""Padahal aku masih mau pacaran lho De," ucap Tiyan sambil manyun."Pacarannya pulang kerja aja ya."Fani mengedipkan mata untuk suaminya."Cium dulu kalau gitu." Tiyan memajukan bibirnya.CuupFani mengecup pipi suaminya."Bukan yang itu sayaang, tapi yang ini." Tiyan memonyongkan bibirnya."Aaiihh...malu aahh Mas, semalamkan sudah." Fani tersipu malu, setelah menikah dua bulan, baru semalam menyambut ciuman bibir suaminya. Sebelumnya hanya pelukan dan ciuman di pipi. Beruntungnya Fani mendapatkan suami seperti Septiyan yang dengan sabar dan ikhlas mendampingi Fani, tanpa memak
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

69. Malam Pertama (21+)

Selamat membaca.Fani sudah menggelung handuk di kepalanya, wajahnya kelihatan segar dan bersih. Fani memang tidak cantik, namun wajahnya sangat manis dengan kulit sawo matangnya, dan itu salah satu yang membuat Tiyan tergila-gila pada Fani istrinya. Sebelum keluar kamar mandi, Fani sudah terlebih dahulu menggunakan pakaiannya di dalam kamar mandi. Selalu seperti itu setiap hari, jika suaminya masih berada di rumah. Fani tidak ingin menyiksa suaminya dengan tampilan tubuhnya yang menggoda. Tiyan yang sedang merapikan ranjangnya, tersenyum memperhatikan istrinya yang sangat indah di pandang matanya. Tiyan mendekati Fani yang sedang mengoleskan lotion dan minyak kayu putih di seluruh tubuhnya. Tiyan sangat hapal kebiasaan istrinya yang selalu mengoles minyak kayu putih di seluruh tubuhnya sehabis mandi. Wangi yang sangat disukai Tiyan."Cantik banget sih istri, Mas," puji Tiyan sambil memeluk pinggang Fani dari belakang."Makasih sayang," ucap Fani malu-malu."Emang mau ke mana sayang
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

70. Malam Pertama Bagian 2 (21+)

Suara vespa Tiyan memasuki pekarangan rumah. Fani berusaha menahan degub dadanya, berusaha biasa saja, dia akan memberikan kejutan untuk suaminya."Assalamualaikum," salam Tiyan yang disambut Fani dengan senyuman manis."Wa'alaykumussalam suamiku," jawab Fani sembari mencium punggung tangan suaminya."Mas sudah makan?" tanya Fani lembut. "Mmm..belum De, tadi baru ngemil aja sore, Mas mandi dulu ya," pamit Tiyan lalu mengecup kening Fani. Fani mengangguk dan cepat menyiapkan makanan untuk suaminya.Hari ini Fani memasak sambal goreng udang dan sayur bening bayam, tak lupa bakwan goreng serta krupuk yang wajib berada di meja makan minimalisnya. Tiyan keluar kamar dengan menggunakan kaos oblong bewarna hijau dengan boxer sebetis. Rambutnya basah, wajahnya segar, Fani memandang takjub lelaki yang dia cintai ini. Wangi sampo khas lelaki menyeruak indera penciuman Fani."Sayaang, kok bengong?" tanya Tiyan memperhatikan Fani yang terpaku."Ehh, ngga kok Mas, ayo makan dulu Mas." Fani tersad
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status