Share

66. Jakarta

Jumat sore, Fani, Tiyan, dan si Mbok sudah berada di dalam kereta dengan tujuan Jakarta. Tiyan mencari bangku dengan nomor yang sesuai tertera di tiket. Lengan besarnya, memanggul sekarung beras, belum lagi aneka karung berisi hasil penen kebun milik ibunya yang ia jinjing dengan tangan sebelah kiri. Dada Fani mengharu biru memperhatikan gerakan gesit Tiyan, tanpa kenal lelah. Selalu senyum yang ia berikan walaupun peluhnya bercucuran.

Tiyan dan Fani duduk bersampingan, sedangkan si Mbok duduk di seberang kursi mereka. Fani memilih duduk dekat jendela karena ia suka memandangi sawah luas yang membentang saat kereta melewati area pedesaan.

"Mbak, saya kok deg-degan yaa? Padahal masih jauh, ini aja baru lima belas menit dalam kereta," ucap Tiyan polos.

"Kemarin aja semangatnya menggebu-gebu, sekarang kok mulai ciut," sahut Fani sambil cemberut.

"Huusst, ntar kedengeran si Mbok Mbak." Tiyan mengingatkan agar Fani mengecilkan volume suaranya. Jangan sampai ibunya tahunkalau Tiyan saat ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status