Biru kaget luar biasa. Saat ia bangun dan hendak sarapan, sudah bertambah satu anggota keluarga di sana. “Vid, ngapain kamu di sini?” tegur Biru. Pria yang ditegur diam saja, begitu tenang memakan sereal dengan susu cokelat. Biru rebut sendoknya. “Jawab!” paksa Biru.“Makan,” jawab David sekenanya. Langit yang mendengar itu terkekeh. “La, aku enggak suka, ya ... kamu senyum-senyum sama dia.” Tak lama tangan Biru mengetuk-ngetuk meja di depan David. “Jawab!”“Aku enggak mau di rumah, Pak. Terkontaminasi.”“Ada apa memang?”“Kutilanak,” timpal David. “Pria macam apa itu! Kata guru agamaku, kuntilanak itu enggak ada. Itu cuman jin yang nyamar kayak badut!” Minara ikut dalam obrolan. Mulutnya belepotan dengan selai cokelat. “Ara, kamu diam saja. Papa lagi ngobrol serius sama dia!” tegas Biru. “Orang dewasa egois dan rumit. Pikiran yang terbelakang!” Anak itu melipat tangan di dada sambil mendengkus. “Aku menginap di sini sementara waktu. Sampai aku temukan tempat sembunyi,” jelas Da
Last Updated : 2023-02-02 Read more