Share

24. Perbincangan setelah lama

“Mau, Bunda.” Rufy malah berusaha melepaskan diri. Vinza usap rambut putranya. “Bunda ....”

“Kenapa? Kan sama saja?” tanya David bingung karena anak itu tak mau dia gendong.

“Sama Ayah dulu, ya? Bunda sakit tangan. Dari tadi sudah Bunda gendong,” pinta Vinza. Rufy manyun dan terpaksa diam.

“Ouh, sekarang aku sudah diakui jadi ayahnya?”

“Kalau enggak mau, enggak usah,” balas Vinza.

“Mau.” David terdiam beberapa saat. Dalam gendongan tubuh David yang tinggi, Rufy malah bisa melihat banyak hal lebih luas. Ia melihat ke arah belakang. Rambutnya tertiup angin sepoi-sepoi.

“Bapak sama Ibu kamu apa kabar?” tanya David.

“Bapak sudah meninggal setahun lalu. Ibu meninggal beberapa bulan lalu. Sama-sama sakit. Bapak kena Stroke. Dan ibu? Aku malah enggak tahu dia sakit. Dia enggak bilang sama aku. Soalnya waktu itu aku masih di Taiwan,” ungkap Vinza.

“Taiwan? Ngapain?” tanya David kaget.

“Kerja. Dari Rufy masih enam bulan, aku kerja di sana. Syukur dia mau dekat denganku. Aku pikir awalny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status