Share

27. Kita pulang saja

Rufy memeluk Vinza dengan erat. “Mr. Hang. Carikan mainan Ultraman. Aku mau yang besar. Carikan cepat!” titah David. Ia melipat tangan di dada. Kakinya berpangku di atas kaki yang lain. Vinza hanya bisa menggelengkan kepala. Pria itu sekarang berubah sangat angkuh. Padahal dulu, David orang yang rendah hati. Semua orang mengenalnya karena begitu ramah.

Mereka tiba di kontrakan Vinza. Staf David sudah menunggu di sana. Mata Rufy membulat hingga mulutnya terbuka. Ada action figure Ultraman sebesar pintu berdiri di depan rumah itu. “Kami sudah temukan sesuai keinginan anda, Tuan.”

“David! Apa-apaan ini?” tegur Vinza.

David menundukan tubuh. “Ayah bisa beliin apa pun yang kamu mau. Masih mau Ayah yang lain?” tanya David.

Rufy menggosok kedua matanya. “Heli! Upi mau heli!” seru Rufy.

“Jangan belikan semua kemauannya. Cukup belikan kebutuhannya. Kalau gini, sama saja kamu didik dia dengan buruk! Belajar dulu jadi ayah, sebelum kamu mau besarin dia dengan baik!” Vinza menuntun Rufy masuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status