Home / Pernikahan / Ayah Mana? / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Ayah Mana?: Chapter 31 - Chapter 40

116 Chapters

31. Dulu aku bodoh

“Karena dulu aku bodoh.”Tangan Vinza langsung menggetok kepala David. Pria itu berdiri dan langsung menatap Vinza dengan dingin. “Kamu tahu aku ini siapa?”“Enggak tahu, enggak penting dan enggak butuh!” Vinza memeletkan lidah di depan David. Sedang David menggerak-gerakan bibirnya. “Beantem agi!” protes Rufy. Bu Hamid dan Pak Hamid tertawa mendengar itu. “Ya sudah. Cuman kami ingatkan. Jangan tinggal serumah. David biar kamu nginep di sini rumah Bapak saja.”“Aku tidur di mobil,” jawab David. Ia tatap Rufy yang sedang mengedipkan mata. “Lagipula mereka harus ikut pulang.”🪵🪵🪵Hari itu mau tidak mau David harus pergi ke panti. Ia bertemu dengan ibu asuhnya. Wanita yang kini sudah sepuh itu memeluk David erat. “Kamu kenapa? Marah sama Ibu? Kenapa enggak pernah ke sini? Ibu kangen kamu,” ucap wanita itu mengusap rambut David. “Aku bukan marah sama Ibu. Aku Cuma enggak mau ingat masa lalu itu. Dikatai orang, dihina, diremehkan. Mereka tahu apa soal aku?”“Maafin Ibu yang tak terla
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

32. Dia calon istrimu

“Masuk!” tegas David setelah melepar tas Vinza ke dalam mobil. “Kamu enggak bisa maksa aku, ya! Kamu pikir kamu siapa?” omel Vinza begitu David terus mendorongnya masuk dalam mobil. David berpaling pada Rufy. “Upi! Kamu mau ikut Bunda dan dikasih makan telur setiap hari atau ikut Papa dan makan daging ayam setiap hari?”Rufy tak menjawab dan langsung naik ke dalam mobil. Jelas Vinza tercengang. “Rufy, kok gitu sih? Ini Bunda, loh. Bunda cari-cari Rufy ....” Mulut Vinza didekap David dan langsung didorong masuk ke mobil. “Lama!” protes David langsung menutup pintu mobil. Baru akan masuk ke pintu pengemudi, David dihentikan teriakan seseorang. “Hadi? Ngapain dia?” tanya Vinza yang mengintip dari dalam. Pria itu datang dengan beberapa orang yang membawa sajam pun dengan orang yang David tahu berpengaruh di kampung ini. Vinza syok, ia turunkan kaca mobil. “David masuk, David! David!” panggil Vinza yang ketakutan. Namun, David masih berdiri santai menunggu mereka mendekat. “Itu! Anak
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

33. diperlakukan buruk

“Sekarang dia sedang punya skandal, menikah dengannya malah akan membuat masalah dengan negara kita. Apalagi semua orang tahu ini menyangkut harga diri sebuah negara. Tentu rakyatnya tidak akan tinggal diam. Mr. Hang bilang mereka mengajukan petisi agar produk fashion brand Viane tak masuk ke negara mereka dan didukung masyarakat negara lain. Jangan ikut-ikutan.”Ethan mengusap tengkuk. Apa yang dikatakan David ada benarnya. “Tapi orang tua Viane itu sahabat Papa!” “Papa hanya kehilangan satu sahabat, tetapi membantu satu sahabat itu akan membuat ratusan mungkin ribuan karyawan kita kehilangan pekerjaan. Ingat, Pa! Tanpa mereka perusahaan kita tidak akan maju.” Ia pandai mengubah pikiran Papanya.“Semua orang sudah tahu kamu dan Viane sudah bertunangan.” David melirik ke arah spion. Ia melihat Rufy yang tengah bertepuk tangan dan menyanyi. “Aku malah ingin memanfaatkan ini untuk mengambil simpati masyarakat. Aku segera kembali ke Bandung. Tolong siapkan konferensi pers.”“Kamu mau a
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

34. Om Adam aja jadi ayah Upi!

Hidangan tersedia di atas meja makan malam itu. Vinza masih cemberut. Ia bahkan tak ingin menatap David. Sedang Rufy terpaku akan banyaknya daging ayam di atas meja. “Tugas kamu itu mengasuh Rufy. Menyediakan kebutuhannya layaknya seorang ibu. Jangan berharap lebih!” David sudah memberi peringatan. “Ngarep apa? Ngarep apa? Apa yang bisa aku harepin dari lelaki kayak kamu? Enggak ada!” serang Vinza. “Satu lagi! Jangan jatuhkan harga diriku di depan anakku!”“Tak usah dijatuhkan pun sudah jatuh!” Vinza menaikan sisi bibir sebelah kanan. Mereka makan di meja itu walau David terus memberi peringatan kalau Vinza boleh makan kalau Rufy sudah selesai dia suapi. “Memang dasar manusia laknat! Aku dia jadikan pelayan dan pengasuh. Dia pikir, anaknya lahir dilepehin? Dia pikir melahirkan itu enggak sakit? Hamil itu kayak main di taman hiburan? Awas saja David! Aku balas kamu nanti!” Vinza tak berhenti mengumpat dalam hati. Tiba-tiba saja ponsel wanita itu berdering. Vinza lekas mengangkatnya
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

35. Pergi dengan Adam

“Pak Adam!” seru Vinza. Untuk sampai di sini, dia harus naik taksi. Untung Vinza masih menyimpam uang. Habis dari rumah David ke jalan raya lumayan jauh. Ia pun tak mungkin bilang pada Adam kalau ia tinggal dengan David. “Loh, Rufy mana?” tanya Adam karena Vinza hanya sendiri. Vinza senyum. “Ouh, Rufy pergi sama Ayahnya. Sudah lama enggak ketemu, ya biarin saja, lah.”“Ayahnya?” tanya Adam kaget. “Iya, aku sudah ketemu sama Ayahnya Rufy.”“Terus kalian gimana?” Adam agak sedikit lemah saat menanyakan itu. “Ouh, itu. Ya enggak gimana-gimana. Rufy mau menerima dia dan anakku punya Ayah, tentu aku bersyukur. Rufy ingin banget punya Ayah supaya enggak dipanggil anak haram sama teman-temannya,” cerita Vinza. “Kamu sama laki-laki itu enggak balikan?” Bagian paling penting untuk Adam adalah itu. Vinza menggeleng. “Aku enggak bisa nerima dia lagi. Terlalu berat dan menyakitkan,” jawab Vinza. Kali ini Adam merasa lega. “Kita pergi sekarang?” ajak Adam. Mereka lekas naik mobil minibus Ad
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

36. Ada Batas hidup

Selesai makan, Adam lekas membayar ke kasir. Sedang Vinza menunggu di meja dengan Galih. Wanita itu sempat melihat ke arah televisi. Ada berita bisnis di sana. “Viane Zhou, tunangan Damier Lau yang merupakan pewaris tunggal dari Heaven Grouph kini sedang diadukan oleh pemerintah negara ***** atas kasus pelecehan terhadap negara mereka. Hingga kini pihak Zhou Yu Tong Corp belum memberikan keterangan.”Vinza melihat foto pertunangan Viane dengan David di layar televisi. Ia mengusap dada yang terasa sesak. “Pihak Heaven Grouph yang merencanakan perjodohan dengan keluarga ZYT corp berjanji akan memberikan klarifikasi hari ini. Sementara itu unjuk rasa menuntut ditutupnya toko brand fashion milik Viane Zhou terus bergejolak di berbagai negara sebagai bentuk solidaritas,” tambah pembawa acara berita. Tangan Vinza meremas ujung kaos panjang yang ia kenakan. “Wanita itu cantik,” batinnya. Ia ingat ucapan David yang membandingkan dirinya dengan Viane. Tak lama Adam kembali. “Kita pulang, ya
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

37 Harus bersama lagi

“Itu sih bunyi klakson Bus antar kota dan provinsi. Tetettoret. Kan kalau nikah backsoundnya kayak gitu.”“Makanya Pak. Selama belum ada kepastian manusia akan baik-baik saja pindah ke MARS, lebih baik masih pakai bahasa manusia!” ledek David. “Aku benci kamu!”Tak lama mereka kembali terdiam. Rufy menunjukan mainan mobil-mobilan yang ia bongkar. “Pa, dak bagus agi,” adu anak itu.“Kenapa dibongkar?” David mengusap rambut Rufy sambil menaikan sebelah alis.“Mo pacang dili, Pa. Gimana?” tanya Rufy. David langsung mengajari anak itu. Satu per satu komponen ia contohkan bagaimana cara memasangnya. Sedang Biru beberapa kali manyun. “Jadi gimana?”“Tinggal pasang dinamonya, nanti nyala lagi,” jawab David. “Bukan mobil, aku tanya kamu dan Vinza gimana?”David menarik napas. Ia berhenti sejenak. “Aku dan dia ya hidup sendiri-sendiri. Aku hanya akan menggaji dia untuk mengasuh Rufy. Hubungan kami sebatas anak ini.”Biru menggelengkan kepala. “Dengar! Soal ini aku lebih punya pengalaman dar
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

38. Maling wifi

Terdengar tawa di ruangan kamar itu. Di kasur ukuran nomor dua, tubuhnya berguling-guling. Sesekali ia memekik gemas ketika adegan di layar ponsel berisi hal romantis antara lee young joon dan kim ji yoo.“Beruntung banget sih bisa nikah sama CEO ganteng, gagah dan romantis kayak gini. Ngimpi kali ya aku kalau bisa nikah sama CEO.” Kaki Vinza bergerak-gerak menendang pelan dinding. Ia mengusap perut yang terasa tak enak. Tiba-tiba saja tayangan dramanya berhenti dan berganti jadi putaran kekesalan alias buffering. “Lha, ini kenapa?” tanya Vinza bingung. Baru bertanya, operator sudah peka duluan mengiriminya SMS pemberitahuan berisi ....Paket Reguler kamu sudah habis. Beli paket kuota tambahan di *123#, atau langsung beli di website ****“Yah, kenapa enggak kerasa? Padahal baru diisi kuota. Duh, kalau gini uangku bisa cepet habis cuman buat isi kuota. Tak lama ponselnya langsung memberikan notifikasi pendeteksian jaringan wifi. “Apa ini? Ada wifi? Bahkan enggak cuman satu.”Vinza mer
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

39. Kamu beneran mau sama dia?

Menunggu David masak, Vinza masih anteng melanjutkan menonton drama. “Ya Allah, kenapa CEO ganteng-ganteng, sih? Kirim satu saja CEO kayak gini buat aku. Bisa enggak, ya?”Mendengar itu David terbatuk-batuk. Tentu, ia CEO di salah satu perusahaan di bawah naungan HG. “Mau pedes, enggak?” tanya David. Yang ditanya malah cekikikan. “Mau pedes enggak?” tanya pria itu lagi. Vinza tetap saja terpaku pada ponselnya. Ternyata wanita itu memakai earphone. David mendekati dan menarik earphone Vinza. Merasa earphonenya dicabut, Vinza berbalik. Saat itulah, bibirnya tanpa sengaja bersentuhan dengan bibir David. Keadaannya karena kaget, mereka malah mematung dengan posisi itu. David mendorong Vinza begitu sadar. Vinza hampir terjungkal karena tak berpegangan. David yang kaget langsung menarik lengan Vinza dan lagi bibir mereka bersentuhan. Vinza dorong tubuh David. “Kamu ngapain, sih? Aku merasa dinodai!” bentak Vinza sambil mengusap bibirnya. Dia pergi ke wastafel dan mencuci bibirnya. “Dih
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

40 Orang tua yang buruk

“Rufy, kamu kenapa?” tanya Vinza. David berdiri dan menggendong putranya. Ia bawa ke kamar diikuti Vinza. “Rufy, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja, ‘kan?” tanya Vinza. David baringkan tubuh Rufy di atas tempat tidur. Rufy berguling sambil memegang perutnya. Ia meringis kesakitan sambil merengek. “Ayah cakit. Bunda cakit,” adunya. Vinza duduk di pinggir tempat tidur. Ia usap rambut Rufy. David meminta pelayan memanggil dokter. David berdiri dengan wajah panik. Ia seperti melihat dirinya dulu saat sakit perut. Tak satu pun orang yang peduli. Ia hanya menahan sendiri. Kadang mengeluh pada kakak-kakaknya di panti, ia malah dikatai manja. Jika Bu Ifa ke panti, barulah ia bisa mengadu. Maklum, tak banyak tenaga di panti itu. Anak-anak di sana pun bisa makan saja untung. Jarang ada bantuan dan Bu Ifa harus mencari dana sendiri. David hampiri putranya. Ia gendong Rufy dan mengusap kepala Rufy. “Yang kuat, Sayang. Ayah di sini,” ucapanya. Matanya melirik ke arah pelayan di sana. “Kenapa d
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status