Home / Pernikahan / Ayah Mana? / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Ayah Mana?: Chapter 11 - Chapter 20

116 Chapters

11. Surat Dari David

Mobil itu menepi di sebuah desa. Selama tiga tahun ia pergi, kampung itu tak banyak berubah. Jalanannya masih bebatuan dan rimbun pepohonan tinggi di mana warga mengaitkan kehidupan, ada pohon jati, kemiri, petai, jengkol hingga melinjo. Mengenakan hoodie, ia berjalan menyusuri jalan kampung. Beberapa anak-anak kagum melihat betapa mengkilat mobil yang ia parkir di sana. Hitam dan bersih pun bodynya besar juga garang. Beberapa ada yang berubah. Kandang kambing yang biasa digunakan siswa-siswa SMP dekat kampung itu untuk buang air kini tak ada. Sawah berganti menjadi rumah dan lahan cabe rawit. Kini ia berhenti di depan sebuah rumah yang sudah reot. Kacanya pecah dan halaman terlihat kotor penuh debu dan daun berserakan. “Mereka pindah?” pikir David. Ia berbalik. Kembali David berjalan ke rumah besar tak jauh dari sana. Ada rumah gedung berlantai dua dengan cat jingga. Ada seorang perempuan tengah mengandung. Ia menyapu halaman dengan sapu lidi. “Ini rumah Pak Dedih?” tanya David.
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

12. Terbayang masa lalu

“Assalamu’alaikum, Bu Ifa?” tanya Vinza. “Neng, David ke sini tadi. Dia nitipin surat ke satpam. Tapi Ibu enggak sempat ketemu. Tapi dari surat yang dia tinggalin katanya mungkin nanti ada orangnya datang ke sini kasih sumbangan. Ibu nanti akan titip pesan ke mereka, ya?” ungkap Bu Ifa. “Iya, Bu. Makasih. Sekalian ngomong sama Si Berengsek itu kalau anaknya ilang!” timpal Vinza. “Iya, Neng. Gimana? Belum ada kabar soal Rufy?”“Boro-boro, Bu. Ada yang nelpon malah orang aneh semua. Kemarin Vizna di PHPin. Katanya nemuin Rufy dan ajak ketemuan di alun-alun. Vinza tungguin sampai berjam-jam, orangnya enggak ada, Bu.”“Astaghfirullah. Kasian sekali kamu. Yang tabah, Neng.”“Iya, Bu. Makasih banyak.”Setelah menutup telpon. Vinza menghentakan kaki ke lantai. “Emang enggak tahu diri dia! Harusnya dia tanya-tanya sama orang! Andai saja aku ketemu sama dia! Sudah aku lelepin ke balong (kolam)!” pekik Vinza kesal. David tiba di apartemennya. Ia melepas hoodie dan melempar ke atas meja. Tub
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

13 Kalian mirip tahu!

Hari itu diadakan acara makan bersama di rumah Biru. David datang dengan setelan kemejanya. Sudah ada teman-teman Biru di sana. Rencananya David hendak pamitan sebelum pulang ke Hongkong. “Sekarang Ara sudah segede gini, tapi Oomnya masih jomlo saja,” ledek Randy, teman Biru. Jelas itu hantaman terbesar bagi Miki dan Roland, teman mereka. “Itu takdir, woy. Mana mungkin aku bisa melawan,” alasan Rolan. “Inget, Bro. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, tanpa kaum itu merubah nasibnya sendiri,” ceramah Biru. Rolan tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya menerima nasibnya. Jadi jomlo di antara teman yang sudah menikah memang menyakitkan. “Dengar kawan. Bukannya aku tak berjuang merubah nasib. Hanya saja mencari wanita baik itu seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Contoh saja David, kurang apa coba? Ganteng dan mulus kayak panci masih dalam dus, masih jomlo. Apalagi aku yang kayak panci gosong.” Miki bisa saja membuat alasan. Sedang orang yang ia sebut hanya senyum. David sel
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

14. Sesuatu dalam mobil

David pamitan lebih dulu. Ia berjalan keluar setelah mendengar kedatangan Viane ke Indonesia. “Pastikan jangan sampai dia tahu aku tinggal di mana. Aku tak mau dia ganggu aku!” tegas David. Di teras ia hampir menabrak anak kecil yang tadi mengintip di tiang."Kenapa juga aku harus berurusan dengan bocah?" David memutar bola mata. Tak tahu kenapa dia merasa anak kecil itu ribet dan berisik. Meski dia pernah menjadi anak kecil. Mungkin karena dia tinggal di panti dan terpaksa jadi mandiri, karena itu dia tak memaklumi sikap manja anak lainnya.“Kamu bisa, tidak berkeliaran di rumah ini sembarangan, ‘kan? Kalau aku nabrak kamu, aku bisa disalahkan!” omel David sambil berkacak pinggang. Matanya melotot dengan sedikit merah di bagian bawah kelopak mata.Rufy menunduk. “Maaf,” timpal Rufy. Dia masiu terlalu kecil sehingga mudah merasa takut. Tubuhnya yang mungil dipaksa menghadapi dunia yang penuh dengan orang dewasa yang tinggi dan besar.“Mana orang tua kamu? Biar aku bicara dengan mereka
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

15. Solusi menemukan orang tua Rufy

“Dak mau, Upi mo cali Bunda Insa,” rengeknya. Tangisnya pecah di dalam mobil David. Anak itu sampai menendang-nendang sisi jok sambil terduduk meluruskan kaki. David bingung bagaimana harus menghadapi anak sekecil ini. Dia tak punya pengalaman dan tak ingin mengalami.“Gini, Oom kasih kamu permen? Cokelat? Mobil-mobilan?” tanya David mencoba melakukan berbagai cara. Dia tak tahan dengan keberisikan ini.“Upi mo Bunda .... Mo Bunda .... Cali Bunda ....” Rufy masih terus saja merengek tiada henti. Bahkan sampai merosot dia ke lantai mobil lalu memanjat lagi ke jok.Ini bukan pertama kalinya Rufy kabur dari rumah Bamantara. Ia tak pernah berhasil. Kadang baru sampai gerbang sudah ketahuan. Baru kali ini dia berhasil kabur sangat jauh. Mana mungkin anak ini mau dipulangkan kembali. Apalagi jika kesempatan bertemu dengan ibunya hilang lenyap karena itu.“Orang tua angkat kamu sangat sayang kamu.” David mencoba memberikan anak itu pengertian. Paling tidak dia bisa menghargai apa yang dimili
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

16. Ini Ayah

David tertegun. Matanya terbelalak. Ia tatap anak di hadapannya yang tengah duduk menghadap polisi. “Iya. Bunda Insa. Keja jauh. Upi bayi, Bunda Insa keja jauh,” jawab anak itu. David sampai mundur. Ia berpegangan ke tembok takut terjungkal. “Vinza?” pikirnya. Sejenak David ingat ucapan Minara. “Anak ini mirip Oom David.”“Bunda Vinza cari Rufy. Nanti Oom telpon Bunda Vinza supaya jemput Rufy ke sini, ya?” Polisi mengangkat tangan agar Rufy mau ‘tos’. Anak itu menanggapi sebagai rasa persetujuan. “Vinza? Jadi Vinza masih hidup. Istri Hadi yang meninggal itu bukan Vinza. Terus anak ini?” batin David. “Pak, boleh saya lihat data ibunya?” David mendekat pada polisi yang tengah menanyai Rufy. Polisi mengangguk. Ia perlihatkan data Rufy di layar komputer. Foto ibu Rufy benar wanita yang putus dengannya tiga tahun lalu. David tersenyum sinis. Ia tatap anak yang kini tengah duduk sambil memeluk ember es krim. Rufy melihat-lihat ke sekitar. David duduk berlutut agar sejajar dengan mata R
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

17. Ayah yang buruk

Pagi itu, David bangun sambil meminum kopi di balkon. Rufy masih tidur di kamar lain. Semalam dia merengek karena tak mau tidur sendiri. Akhirnya David suruh pelayan menemani anak itu. Sekretarisnya datang ke balkon. Pria itu menunduk di depan David sebagai tanda hormat. “Hasilnya sudah keluar, Tuan Muda.”David sempatkan ke rumah sakit untuk melihat kecocokan DNA dirinya dengan Rufy tadi malam. Sesuai keinginannya, tes itu dilakukan secara cepat. David terima lembaran hasil tes dari tangan sekretarisnya. Bukti ilmiah yang diperoleh dengan mengacu pada sample yang diperiksa menunjukan bahwa 23 alel loci marka STR yang dianalisis dari terduga ayah Damier Lau COCOK dengan alel paternal dari anak Rufy Hartawan Pisada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas Damier Lau sebagai ayah biologis dari Rufy Hartawan Pisada adalah >99,99%. Oleh karena itu Damier Lau sebagai terduga ayah tidak dapat disingkirkan dari kemungkinan sebagai ayah biologis dari Rufy Hartawan Pisada.Glek,
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

18. Biar Upi ajari Papa

Selesai berpakaian, David kembali harus berurusan dengan cara makan anaknya. Terdengar beberapa kali bunyi sendok dan piring beradu. “Kamu kalau makan bisa enggak bunyi apa? Aku pusing dengarnya!” omel David. Rufy naik dan berdiri di kursi. “Uapin! Upi dak bisa,” pinta Rufy. “Aku juga mau makan,” timpal David. Rufy merengut. Ia kembali duduk. Hendak tangannya mengambil makanan, David langsung berteriak. “Stop!” tegas David. Rufy terhenti. “Pelayan! Suapi Tuan Muda!” titah David.Rufy menyipitkan mata. “Oom teiak teiak aja. Dak nuluh olang tua!” omel Rufy. “Tadi juga kamu nyuruh aku nyuapi kamu,” balas David. “Itu minta,” ralat Rufy.David merengut. “Apa bedanya?” “Tau, ah! Oom galak!” protes Rufy. Pelayan lekas mengambil sendok dan menyuapi Rufy. Sedang David masih makan. “Tuan Muda, Nona Viane menelpon. Dia tanya kapan anda kembali ke Bogor?” ungkap sekretarisnya. “Katakan padanya. Aku ada di Batam.”“Nona Viane mengatakan, dia ingin anda yang memberi tahu sendiri keberadaan
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

19 Bunda dan Ayah tak akur

“Silakan duduk. Tuan Lau akan turun sebentar lagi,” jelas pelayan itu lalu meninggalkan mereka. “Ini rumah orang yang nemuin anak saya, Pak?” tanya Vinza. Polisi yang mengantarnya mengangguk. “Menurut keterangan beliau, kalian saling mengenal,” ungkap polisi itu. Vinza nyengir. Seingatnya, tak pernah mengenal orang yang bernama Lau. Dari nama saja sudah terdengar bukan orang Sunda. Vinza yang besar di kampung di daerah Jawa Barat, rata-rata mengenal orang dari sukunya. Di Taiwan pun ia masih anak rumah, paling ke toko makanan dan mengajak Nenek ke taman. “Tuan Muda Lau sudah datang.”Vinza dan polisi berdiri untuk menyambut pemilik rumah. Namun, wanita itu malah dikejutkan karena melihat sosok mantan kekasihnya di sana. “David!” tunjuk Vinza dengan suara keras. Matanya terbelalak. David duduk santai menghadap mereka. “Saya ucapkan rasa terima kasih yang dalam sudah mempertemukan wanita ini dengan saya, Pak,” ucap David. Tak lama terdengar suara Rufy memanggil. “Bunda!” teriak an
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

20. Rumah tinggal kalian?

“Tunggu!” David menahan pintu. Vinza berdiri sambil menggendong Rufy. Mereka saling berhadapan dalam jarak dua meter. Pria itu merapikan dasinya. “Kamu tinggal di mana? Pulang dari sini naik apa?”“Bukan urusan kamu!” timpal Vinza. “Tentu jadi urusanku. Kamu bawa anakku. Tempat tinggal, akomodasi dia tentu harus dijamin. Makanannya apalagi! Dia anakku. Aku enggak mau dia hidup kekurangan kayak aku dulu.”“Dengar! Aku kerja jauh-jauh ke luar negeri kamu pikir buat piknik? Di sana aku nyari uang banyak buat menuhin kebutuhan dia,” timpal Vinza. “Paling berapa, sih?” David balas menyindir. “Ouh, sombong banget kamu! Kamu pikir karena sudah jadi kaya, terus jadi oke?” Vinza memutar matanya. “Awas! Aku mau pulang!” “Mr. Hang!” panggil David. Tak lama sekretarisnya datang. “Saya menunggu perintah anda, Tuan Muda.”“Panggilkan sopir untuk mengantar wanita ini dan Tuan Muda. Pastikan rumah mereka layak huni. Jika tidak, hubungi aku!” tegas David. Pria itu langsung berjalan masuk sementa
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status