Ruang tamu itu hening. Pras menunduk. Dia meremas tangannya. Sesekali, Pras menarik napas panjang. Ujung matanya menangkap seberkas cahaya yang menelusup masuk melalui jendela.Jam delapan pagi, matahari masih malu-malu menampakkan diri. Sejak subuh tadi, hujan membungkus kota. Bahkan, saat Pras sampai di sini setengah jam yang lalu, gerimis masih turun satu-satu. Belum lama, hujan akhirnya benar-benar reda.Minggu pagi yang sejuk. Angin membawa rasa dingin yang terasa menusuk hingga ke tulang. Jarang-jarang seperti ini. Udara terasa seperti sedang ada di puncak. Di luar, tetes air hujan masih menggelayut di antara bunga dan dedaunan.Selalu, selepas hujan, udara terasa menjadi bersih dan menyenangkan bagi Pras. Bagi lelaki itu, hujan menimbulkan bau yang khas. Dia sangat menyukai aroma setelah hujan. Bau tanah dan rumput yang dipotong. Itu menimbulkan ketenangan tersendiri baginya jika sedang gugup. seperti saat ini, ketika berhadapan dengan kedua orangtua Kiran yang duduk di hadapann
Read more