"Sebenarnya, ini urusan anak-anak, Pak Sakti. Sebagai orangtua, kita tidak berhak ikut campur terlalu jauh. Tapi, kejadian kemarin cukup membuat penilaian saya terhadap Nak Pras berubah. Bisa-bisanya anak kami Verlin ditinggal begitu saja. Beruntung saya sedang di sekitar sana, jadi saat mendapat telepon bisa langsung meluncur dan dia tidak menunggu lama."Sakti melirik Pras dengan ujung matanya. Sementara Pras memilih menunduk. Rencana berkunjung ke rumah Verlin selalu tertunda hingga baru terlaksana hari ini.“Kita sama-sama pernah muda, Pak Sakti. Jadi, masalah pacaran, putus, orang ketiga dan sebagainya bukan hal baru lah bagi kita.” Danu melambaikan tangan. “Tapi, senakal-nakalnya saya dulu, saya tidak pernah meninggalkan atau menurunkan anak gadis orang di jalan.” Danu terkekeh. Tubuh lelaki itu bergerak-gerak pelan mengikuti irama tawanya.“Itulah, Pak Danu. Tujuan kami kemari untuk minta maaf karena kejadian itu. Sebenarnya, saya malu datang kemari, tapi bagaimana lagi? Mau ti
Baca selengkapnya