“Ran.”“Ran? Sibuk ya?”“Ran? Kabur saja dari kerjaan. Makan siang bareng yuk? Nanti biar tembus target, aku top up lagi modal kerjanya.”“Hai, Kiran, ciee … cie … sombong nih yeee.”“Pulang jam berapa, Ran?”“Rannnnnn, Rannnnn, Rannnnnn ….”Kiran tersenyum lebar saat membuka ponsel. Dia menggeleng pelan melihat pesan dari Pras yang menumpuk. Pras terus-terusan mengiriminya pesan karena dia tidak membalas. Kiran terbahak membacanya.Apalagi saat membaca pesan terakhir, Kiran seakan mendengar suara Pras sedang mengganggunya. Dulu, setiap kali dia ngambek, Pras akan memanggilnya seperti itu dengan nada motor gede yang berkali-kali di gas. "Drrrnnnn, Drrrrrnnnn, Drrnnnnn". Seharian ini Kiran sibuk sekali. Setelah pulang dari kunjungan proyek perumahan FLPP milik Haidar, dia langsung melengkapi berkas pengajuan proposal pinjaman dan presentasi di hadapan pinca dan reviewer.Setelah memastikan semua sudah OK dan pihak ADP serta Legal menyatakan besok dapat dilakukan akad pembiayaan antar
Read more