Semua Bab Belenggu Hati Mantan Suami: Bab 61 - Bab 70

93 Bab

BAB 33B

Lelah dengan aktivitas hari ini dan pikirannya sendiri, Kiran memutuskan pulang lebih cepat saat dirasa semua pekerjaan anak buahnya sudah sesuai dengan jadwal harian yang mereka laporkan.“Masuk!”Kiran menahan napas melihat Pras berdiri di hadapannya saat akan menuju tempat parkir. Lelaki itu membukakan pintu mobil dan meminta Kiran masuk dengan menggerakkan kepala. “Nanti motornya biar minta di antar.”Kiran menarik napas panjang. Sungguh, dirinya masih belum baik-baik saja setiap kali berhadapan dengan Pras. mengingat begitu besarnya harapan yang sempat ada, lalu gugur sebelum mekar membuat Kiran enggan berhubungan kembali dengan Pras dalam waktu dekat.“Ayoooooo.” Pras akhirnya berjalan dan mendorong Kiran pelan agar masuk ke dalam mobil. Mau tidak mau, Kiran mengikuti Pras. Dia malas menjadi pusat perhatian. Apalagi beberapa karyawan yang mengenal mereka mulai melirik dengan tatapan menggoda.“Apa kabar, Ran?” Pras mulai menjalankan mobil. Lelaki itu tertawa kecil melihat wajah
Baca selengkapnya

BAB 34A

“Nak Pras itu seperti jelangkung, tiba-tiba muncul tiba-tiba menghilang.” Ahmad terkekeh. Dia meletakkan teh hangat yang baru saja diseruputnya. Dua kuntum bunga melati mengapung di dalam gelas itu. Menimbulkan aroma wangi yang sangat nyaman untuk dinikmati bersama manis dan pahitnya air teh.“Maksudnya, Pak?”“Ya itu, muncul dan menghilang sesukanya.”“Jelangkung bukannya datang tak dijemput pulang tak diantar?”Ahmad menautkan alis. Dia seperti berpikir keras. “Oh? Sudah ganti ya?” ucapnya sambil nyengir.Pras menggeleng sambil tertawa kecil. Tangannya terulur mencomot bolu pandan di piring. Lelaki itu mengangguk-angguk saat merasakan tekstur kue yang sangat lembut dan terasa meleleh di lidah. “Ini bikinan kiran, Pak?”“Ya mana mungkinlah, ngawur kamu itu!” Ahmad menjawab cepat sambil melambaikan tangan. Sementara Pras langsung tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ahmad. “Maksud Bapak, Kiran kan sibuk. Jadi yang biasa bebikinan ya Ibu.” Ahmad berdehem, berusaha meredakan tawanya
Baca selengkapnya

BAB 34B

“Setahun sebelum bercerai dengan Haidar, Kiran berubah drastis. Dia yang biasanya banyak bicara dan selalu tertawa mendadak jadi pendiam dan lebih banyak melamun. Bapak dan Ibu tentu merasakan perubahan Kiran itu.” Pandangan mata Ahmad menerawang jauh.“Sebenarnya, Bapak dan Ibu sudah menduga pasti terjadi sesuatu di antara mereka. Tapi, Kiran dan Haidar memilih bungkam. Kami memutuskan diam. Sebagai orangtua, kami paham batasan yang tidak bisa kami lewati. Selama anak dan menantu masih bisa menyelesaikan masalah sendiri, Bapak enggan sekali ikut campur.”Pras mengangguk-angguk. Dia membenarkan ucapan Ahmad. Orangtua Kiran memang tidak pernah ikut campur tentang kedekatan mereka. Ahmad dan Rista pun tidak pernah bertanya kenapa dia mendadak menghilang lalu tiba-tiba muncul kembali. Selama dia dan Kiran baik-baik saja. Mereka menerima.“Bapak tidak menyangka ternyata permasalahan mereka seberat itu. Bahkan, pernikahan mereka harus selesai dengan kata cerai.” Ahmad menggeleng pelan. Lel
Baca selengkapnya

BAB 35A

Pras menyipitkan mata saat masuk ke dalam kafe. Lelaki itu tersenyum lebar ketika menemukan orang yang dia cari. Meja pojok sebelah kiri, dekat tanaman hias dengan daun lebar-lebar yang tingginya sekitar satu meter menjadi pilihan orang yang sore ini membuat janji temu dengannya.Dia berjalan santai sambil mengamati sekitar. Kafe itu tidak terlalu ramai. Hanya ada sepasang muda mudi dan sekelompok mahasiswa berjumlah lima orang yang sedang sibuk dengan setumpuk buku dan laptop masing-masing.Lelaki itu tersenyum lebar melihat pasangan yang dia lewati. Si wanita mengambil minuman si pria dan mencicipinya. Setelah itu, dia menawarkan minumannya. Si pria menggeleng pelan dan masih sibuk dengan ponselnya.Sementara kelima mahasiswa tadi tampak berbincang seru. Mengabaikan sejenak tugas yang belum juga selesai. Entah apa yang diucapkan salah satu dari mereka, hingga beberapa diantaranya tertawa renyah sambil menutup mulut. Sudahlah! Pras menggeleng pelan. dia buru-buru mengalihkan pandanga
Baca selengkapnya

BAB 35B

Pras menautkan alis. Dadanya mendadak berdegup kencang melihat tatapan kelam Haidar. Rahasia apa?Hening.Haidar sengaja menggantung informasi yang akan dia sampaikan. Pras mengalihkan pandangan. Bosan menunggu kediaman Haidar sementara dia pun enggan bertanya. Sebuah Chevrolet Captiva silver metalik terlihat memasuki area parkir kafe.Seorang pria keluar dari sisi kanan dan tergesa berjalan ke pintu kiri depan. Dia membukakan pintu untuk seseorang. Seperti yang sudah Pras duga, yang duduk di kursi penumpang adalah wanita. Pria itu menggandeng pasangannya keluar dari mobil. Sambil bercanda, mereka melangkah bersisian masuk ke dalam kafe.“Kiran mempunyai sebuah kekurangan. Organ reproduksinya bermasalah. Itulah yang membuat kami belum memiliki keturunan selama tiga tahun pernikahan. Berbagai promil sudah kami lakukan, sayang belum ada yang berhasil." Haidar menatap Pras tepat di mata. Dia berkata dengan suara mantap dan meyakinkan."Jadi, berpikirlah sebelum melangkah jauh. Kau lelak
Baca selengkapnya

BAB 36A

Haidar memegang kemudi dengan erat saat mobil yang dia kendarai memasuki perumahan. Di depan gerbang tadi, beberapa warga sedang merapikan sekitar. Haidar menarik napas panjang. Dia masih hafal kebiasaan di sana. Setiap ada warga yang akan menggelar hajatan, warga lain akan membantu merapikan sekitar agar enak dipandang saat acara.Mata Haidar memanas saat di depan sana mulai terlihat tenda yang dipasang di depan rumah Kiran. Tujuh tahun lalu, tenda itu juga dipasang disana. Bedanya, dulu dia melihatnya dengan perasaan berbunga, sementara hari ini Haidar menatapnya dengan penuh luka.“Ran? Maukah kau melengkapi hidupku? Seseorang yang akan menjadi separuh jiwa dan menyempurnakan agama? Bersama kita memenuhi sunah Rasulullah untuk menikmati cinta halal dalam ibadah terlama.” Sore itu, tujuh tahun yang lalu. Bersama debur ombak dan jingga matahari senja yang membungkus kota, Haidar menatap Kiran dengan tatap penuh pinta.“Aku mau.” Perasaan Haidar melambung saat mendengar dua kata itu k
Baca selengkapnya

BAB 36B

“Mas Haidar?” Tetangga yang sedang membantu persiapan di rumah itu menyapa Haidar saat lelaki itu keluar dari mobil.Seperti biasa, Ahmad dan Rista lebih suka memasak makanan sendiri daripada menggunakan katering setiap ada acara. Hal itu bisa mempererat hubungan antar tetangga karena saling bahu membahu mensukseskan acara.Ahmad yang sedang berkumpul dengan bapak-bapak langsung berdiri menyambut kedatangan Haidar. Lelaki itu tersenyum lebar saat menerima uluran tangan Haidar. Dia menjabatnya erat sebelum melepaskan dan menepuk bahu mantan menantunya itu pelan.“Kiran ada, Pak?”“Ada.” Ahmad mengangguk sambil menjawab pelan. Tenggorokannya mendadak terasa kering hingga suara yang keluar hanya terdengar seperti bisikan lirih.“Boleh Haidar bertemu dengan Kiran sebentar?”Ahmad menarik napas panjang. Dia menatap Haidar dengan mata sendu. Hingga beberapa detik berlalu, Ahmad belum juga memberikan jawaban. Lelaki itu masih memilih kalimat yang tepat untuk disampaikan pada Haidar.“Haidar
Baca selengkapnya

BAB 37A

“Keluarga mempelai pria sudah datang. Tadi diarahkan untuk langsung menuju tempat akad nikah.” Kiran menoleh pada gadis muda berhijab coklat yang baru masuk lagi ke kamarnya. “Jadi, ponselnya ditaruh saja dulu ya, Mbak Kiran. Biar gampang ini memakaikan jilbabnya.”Kiran tersipu mendengar sindiran halus dari MUA yang sedang mendandaninya. Sejak tadi, dia memang terus-terusan memegang ponsel dan berbalas pesan dengan Pras.Banyak kekhawatiran Kiran. Takut Pras telat datang, mobil pecah ban, macam-macamlah yang dia pikirkan hingga sedikit-sedikit mengecek ponsel untuk mencari tahu sudah sampai mana rombongan keluarga mempelai pria.“Enak juga ya merias pengantin di rumah begini, suasana kekeluargaannya terasa kental sekali.”Kiran mengangguk pelan. Pras memang sengaja memilih MUA terbaik disana. Lelaki itu ingin Kiran tampil spesial dan berbeda di hari pernikahan mereka. Walau Kiran keberatan karena bayarannya yang fantastis, dia tidak bisa apa-apa karena Pras mengatakan sudah melunasi
Baca selengkapnya

37B

Pras berdiri dan melangkah tegap mendekati Kiran. Dengan mantap, dia menggandeng tangan istrinya ke tempat tujuan. Sontak saja keheningan tadi berubah ramai. Masjid itu langsung dipenuhi gumaman dan suara tawa.“Sabar dong, Pras, main gandeng aja.”“Waduh, kelamaan nunggu jodoh. Tenang, Nak Pras, malam masih lama.”Masjid itu langsung pecah oleh suara tawa. Kalimat-kalimat candaan barusan membuat wajah dan telinga kedua mempelai terasa panas. Rona merah terlihat jelas dari wajah Kiran dan Pras.Wanita itu memonyongkan bibir dan menghentakkan tangan Pras. Sementara Pras tersenyum menggoda. Kiran berusaha melepaskan gandengan tangan Pras. Namun, lelaki itu memegang erat tangan Kiran hingga akhirnya dia pasrah mengikuti langkah lelaki yang baru sah menjadi suaminya. Sesampainya di tempat akad tadi, Pras dan Kiran langsung duduk. Setelah dipersilahkan oleh pembawa acara, Pras memegang kepala Kiran untuk membaca doa."Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. W
Baca selengkapnya

BAB 38A

“Foto dulu di depan rumah ya, Mas, Mbak. Bagus ini banyak tanaman-tanaman, pas ada janur kuningnya juga.” Fotografer itu mengangkat jempol pada kedua pengantinnya.Kiran dan Pras terkekeh saat fotographer mengarahkan gaya. Sesekali, wanita itu memekik kencang saat Pras jahil mengangkatnya tinggi-tinggi setelah bergaya.Pras bahkan selalu menampilkan gaya konyol sehingga sesi pemotretan menjadi lama dan tidak selesai-selesai karena kebanyakan bercanda. "Aku lapar." Kiran menarik napas panjang dan menoleh pada Pras.Pras diam. Dia pura-pura tidak mendengar ucapan Kiran. Lelaki itu sibuk melihat hasil foto di kamera."Pras? Udahan ya? Aku lapar."Pras menoleh cepat. Dia menyerahkan kamera dan menatap Kiran tajam. "Kok Pras?""Hah?" Kiran kebingungan. Dia sedikit salah tingkah ditatap sedemikian rupa."Masa sama suami manggilnya begitu?""Eh? Trus apa dong?" Kiran nyengir sambil memainkan melati di bahunya. Sejujurnya, dia juga bingung harus memanggil apa pada Pras.Selama ini, mereka te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status