Pras berdiri dan melangkah tegap mendekati Kiran. Dengan mantap, dia menggandeng tangan istrinya ke tempat tujuan. Sontak saja keheningan tadi berubah ramai. Masjid itu langsung dipenuhi gumaman dan suara tawa.“Sabar dong, Pras, main gandeng aja.”“Waduh, kelamaan nunggu jodoh. Tenang, Nak Pras, malam masih lama.”Masjid itu langsung pecah oleh suara tawa. Kalimat-kalimat candaan barusan membuat wajah dan telinga kedua mempelai terasa panas. Rona merah terlihat jelas dari wajah Kiran dan Pras.Wanita itu memonyongkan bibir dan menghentakkan tangan Pras. Sementara Pras tersenyum menggoda. Kiran berusaha melepaskan gandengan tangan Pras. Namun, lelaki itu memegang erat tangan Kiran hingga akhirnya dia pasrah mengikuti langkah lelaki yang baru sah menjadi suaminya. Sesampainya di tempat akad tadi, Pras dan Kiran langsung duduk. Setelah dipersilahkan oleh pembawa acara, Pras memegang kepala Kiran untuk membaca doa."Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. W
Baca selengkapnya