Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 261 - Chapter 270

298 Chapters

Part 261. Romansa Malam

Kabar tentang penggelapan dana yang dilakukan oleh dua orang yang sudah lama bekerja di sana mencuat ke permukaan. Diratama menjadi heboh dan kelakuan dua karyawan itu menjadi bahan ghibah oleh karyawan lain. Terlebih lagi mereka melakukan itu saat perusahaan sudah berada di bawah pimpinan Denial. Sosok lelaki yang sudah terlihat bagaimana bengisnya wataknya.“Mas sudah menyerahkan mereka pada polisi?” Malam itu, Denial dan Crystal duduk berdua di belakang rumah di dekat kolam. Tentu saja Crystal segera mendengar kabar tersebut meskipun Denial tidak memberitahunya. “Ya, dan aku sudah memberitahu semua perusahaan tentang mereka. Mereka akan di blacklist dari beberapa perusahaan besar. Lagi pula, menjadi mantan narapidana juga akan sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain.” Crystal menatap air kolam yang bergerak karena tiupan angin. Memundurkan tubuhnya ke belakang untuk berbaring di kursi malas. Perhatiannya lantas tertuju pada bintang-bintang di langit. “Dulu saat aku masih
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Part 262. Dugaan Menyesatkan

Denial membawa Crystal ke dalam rumah ketika perempuan itu sudah tampak kedinginan karena angin malam. Hanya mengenakan piyama yang tipis, tentu saja tak mampu menghalau rasa dinginnya. Bahkan ketika dia mengangkat istrinya itu, Crystal sama sekali tak terusik. Saking gemasnya, Denial menciumi wajah perempuan itu dengan lembut setelah dia membaringkan istrinya itu di atas ranjang. Dia sendiri juga ikut berbaring di samping Crystal dengan memeluk istrinya dari belakang. Niatnya ingin segera tidur. Tapi dia tak bisa karena baru saja dia memejamkan matanya lima menit, ponselnya bergetar. Dari nomor tidak dikenal. Denial mengabaikannya, tapi getaran ponselnya kembali sampai lima kali. Itu membuatnya mau tak mau menerima panggilan tersebut. “Halo.” Tidak ada jawaban di seberang sana. Denial bahkan harus melihat lagi layar ponselnya untuk memastikan sambungan itu masih belum terputus.“Halo. Jangan main-main. Saya akan matikan ….”“Denial.” Suara di seberang sana bergetar. “Den … Denial.
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Part 263. Salah Paham

“Siapa yang bawa aku pulang, Ma?” Sandra masih terlihat kuyu saat menatap ibu dan ayahnya bergantian. Sebuah ingatan kembali ke dalam pikirannya tentang kejadian semalam. Dia lantas mengimbuhkan, “Bukan Denial?” “Apa yang sebenarnya dilakukan kepadamu?” Sandra tidak menjawab dan mencoba mengingat keberadaannya di nightclub semalam. Ingatannya benar-benar kabur. Dia hanya sekilas mengingat tentang percakapannya dengan Denial. Namun setelah itu dia sama-sekali tak ingat apa-apa lagi. “Mama, siapa yang bawa aku pulang?” Sandra kembali mengeluarkan pertanyaannya. “Mama jawab dulu.” “Dia seorang lelaki tinggi. Mama nggak tahu dia siapa.” Ibu Sandra sedikit membentak ketika menjawab. “Kenapa kamu sampai melakukan ini, Sandra. Apa yang sebenarnya kamu pikirkan?” Sandra memegangi kepalanya dengan erat. Dia tadinya juga tidak berniat untuk minum sampai mabuk. Tapi entah kenapa ada dorongan yang ingin dia lakukan sehingga dia melakukannya. Obrolannya dengan Crystal membuatnya tak bisa berp
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Part 264. Mengusik

“Apa yang ingin kamu lakukan kali ini?” tanya sang ayah.Sandra tak menjawab pertanyaan itu dan memilih pamit ke kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya. Perasaannya kembali terasa diacak-acak namun segala yang buruk pun akhirnya muncul di dalam kepalanya. Sejujurnya dia tak ingin melakukan hal itu, tapi dia tak bisa. Ada beberapa rentetan rencana yang dia susun di dalam kepalanya.Di tempat lain, Denial dan Crystal tengah menikmati santainya di hari sabtu. Tidak ada yang mereka lakukan kecuali hanya santai di belakang rumah sambil membaca buku. Itu yang dilakukan oleh Denial, sedangkan Crystal masih tetap dengan buku sketsa dan juga tablet miliknya.“Yang semalam itu gimana, Mas?” Crystal memutus keheningan dengan mengeluarkan satu pertanyaan. Matanya masih fokus pada pekerjaannya, tangannya masih sibuk mencoret kertas, tapi telinganya sudah siap mendengar jawaban dari Denial.“Gimana apanya, ya biasa saja. Baron udah mengurus semua. Ya, sedikit ngedumel karena dituduh orang j
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

Part 265. Sandra dan Orang Tuanya

“Silakan masuk.” Bu Cintya tidak terlihat terkejut dengan kedatangan Sandra dan kedua orang tuanya. Entah apa yang dimaksud dengan meminta pertanggungjawaban, tapi penjelasan tentang itu harus didengar. Mereka duduk di ruang keluarga rumah Bu Cintya dengan ekspresi kaku. Namun tentu berbeda dengan Bu Cintya yang masih tampak biasa. Tidak ada gejolak emosi yang ditunjukkan. Denial yang sudah naik ke lantai dua pun tidak tahu apa-apa. Rencananya setelah ini dia akan kembali keluar untuk menjemput istrinya. Namun sepertinya, dia tidak bisa melakukannya karena ada hal yang perlu diselesaikan. Di ruang tamu, pembicaraan sudah dimulai. Ayah Sandra yang memulai lebih dulu. “Kami datang ke sini ingin bertemu dengan Denial, Bu. Ada hal yang perlu kami tegaskan dan pertanyakan.” Begitu katanya. “Tentang apa, Pak?” Bu Cintya tampak tidak terpengaruh. Ditatapnya satu per satu orang yang ada di depannya dengan tatapan lekat. Sandra tampak menutup mulutnya rapat enggan bersuara. Dia terlihat k
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Part 266. Mengeluh Karena Tak Kunjung Hamil

Ruangan itu untuk sejenak hening dan tidak ada yang berkata-kata. Ide ini memang terdengar gila, tapi bagi Denial, jalan inilah yang terbaik. Dia sudah percaya dengan Baron dan anggotanya dengan baik dan lama mereka bersama, jadi tahu persis mereka adalah orang-orang yang bisa dipercaya. “Den, kenapa kamu mengusulkan hal-hal seperti itu?” Sandra tampaknya tak nyaman dengan pembahasan tersebut. “Ini adalah opsi yang barangkali kamu bisa lakukan, Sandra. Terlebih lagi seandainya kamu nggak percaya dengan aku atau orang-orangku.” “Aku datang ke sini untuk memastikan ini. Jika memang benar, dua orang yang membawaku pulang adalah orang yang kamu suruh untuk menjemputku.” Sandra sepertinya tidak ingin memperpanjang masalah. “Kalau memang benar, aku terima kasih.” “Iya, mereka benar-benar orang yang aku suruh.” Kekecewaan yang Sandra tunjukkan lewat ekspresi wajahnya begitu kentara. Ada niat terselubung dalam setiap tindakan yang dia lakukan, tapi Denial tetaplah lelaki yang penuh dengan
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Part 267. Ide Memancing

Pemotretan berjalan dengan sangat baik di bawah komando Permata. Dia benar-benar ikut terjun langsung melihat jalannya pemotretan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah kontrak disepakati, mereka harus segera bekerja. Karena waktu untuk launching Crystal fashion sebentar lagi akan dilakukan. “Bagaimana pemotretannya? Lancar?” Denial bertanya kepada Crystal setelah mereka sudah berada di kamar. Sekarang mereka sudah sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Crystal dengan fashionnya, dan Denial dengan dokumen-dokumen penting yang harus dicek. “Oke semua, Mas. Mbak Permata emang keren. Jam terbang mah nggak bisa bohong.” Denial tersenyum bangga mendengar istrinya memuji Permata. “Kalau nggak gitu, mana bisa dia menjadi top model di luar negeri. Dia sudah menjadi model kelas A di sana.” “Sayang ya, Mas dia milih datang ke Indonesia lagi. Tapi nggak juga sih, hanya dengan hitungan minggu, nama dia juga sudah melejit. Bukan model dari kelas A lagi. A plus malah.”
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Part 268. Kelakuan Bapak-Bapak

Berkendara selama hampir satu setengah jam, mereka berada di sebuah danau besar di pinggiran kota. Tempat itu tampak indah dan sejuk. Denial menurunkan kursi lipatnya dan memasang di bawah pohon besar yang masih belum terjamah oleh sinar matahari. Tapi tentu, untuk beberapa jam ke depan, mereka harus pindah tempat karena matahari sudah mulai meninggi dan tempat itu akan panas. “Wah, ini tempat indah banget. Ayah kalau memancing selalu di sini?” Itu suara Gema. Lelaki itu merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya. Udaranya benar-benar segar. “Sudah lama Ayah nggak datang. Untung Ayah punya anak-anak lelaki yang bisa diajak memancing dan menemani Ayah.” Lelaki tua itu tersenyum lebar merasa puas. Bagaimana tidak, dia sekarang punya tiga orang anak laki-laki yang begitu baik dan peduli kepadanya.Tentu saja itu minus Radit. Mereka berempat sudah duduk sambil memasang umpan untuk dilemparkan ke dalam air sebelum Denial bersuara. “Ayah nggak pernah ngajak Ra
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Part 269. Perhatian Crystal 

Crystal tampak tidak menjawab. Matanya melirik kecil ke arah Om Rudy yang tampak menegang. Dan semakin kelam ketika suara ibu Gema terdengar dari arah pintu samping. Kebiasaan untuk orang-orang yang sudah terbiasa datang ke rumah Gema Almeda, mereka tidak akan perlu repot-repot memencet bel, menunggu pintu utama dibuka, barulah masuk. Tentu saja itu hanya membuang waktunya saja. Ketika ibu Gema datang, tak lama, ibu Axel juga datang. Denial dan Crystal bahkan harap-harap cemas. Namun tidak ada tanda-tanda Bu Cintya ikut bergabung bersama mereka. “Aku udah tahu kalau Mama nggak bakalan ikut.” Ada sedikit rasa kecewa, tapi itu akan lebih baik daripada mereka nantinya dihinggapi kecanggungan. “Aku ke dapur lagi aja.” Crystal kemudian bergabung bersama dengan para ibu-ibu di sana untuk memasak hasil ‘memancing’ beberapa jam yang lalu itu. Para bapak-bapak tentu saja saling mengobrol, sesekali tertawa. Mereka berada di ruang keluarga yang ruangannya bisa terlihat dari dapur karena hany
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Part 270. Menggemparkan

Denial berguling untuk mendekat pada sang istri. Lelaki itu menjadikan Crystal guling. Menimpakan kakinya di kaki sang istri, tangan kanannya mengalung di pinggang, dan napasnya teratur. Lelaki itu sepertinya sudah hampir tertidur. Bu Cintya yang melihat itu sama sekali tak menginterupsi. “Mas, kalau tidur ke atas ayo.” Denial justru mengeratkan pelukannya alih-alih melepaskan. Kepala Crystal yang berbantalan bantal sofa pun tidak lagi mengganggu sang suami. Dia hanya terus memainkan ponselnya membuka-buka media social. Dan beberapa foto yang diambil saat makan-makan tadi. Elang dan Moza yang berfoto bersama tampak lucu luar biasa. Moza yang lebih tua dari Elang itu hampir meraup wajah Elang yang tengah dibaringkan di atas kasur lantai. Dia ingin segera mendapatkan bayi-bayi menggemaskan seperti itu juga. Suatu hari nanti, dia pasti mendapatkannya. “Kalian segera pindah ke kamar. Mama juga mau ke kamar.” Bu Cintya sudah berdiri dan melirik pasangan yang tengah berbaring di karpet
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more
PREV
1
...
252627282930
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status