Semua Bab Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Bab 241 - Bab 250

298 Bab

Part 241. Tiga Laki-laki

Denial keluar kantor dengan langkah pasti menuju mobilnya. Tanpa Yudha di belakangnya seperti biasa. Hari ini dia akan berkumpul dengan dua lelaki yang sama sama sibuknya dengannya. Axel dan Gema. Jarang-jarang mereka berkumpul tanpa para istri dan hari ini mereka melakukannya. “Jadi gimana rasanya jadi pemimpin perusahaan?” Axel bertanya lebih dulu kepada Denial. Mereka ada di sebuah restoran tak jauh dari kantor mereka. “Sibuk.” Satu kata itu sudah menjawab semua hal. “Sampai nggak ada waktu untuk datang ke rumah kami.” Gema menggeleng pelan. “Almeda kapan hari datang ke rumah kamu dan bertemu dengan Tante. Tapi sepertinya nggak berjalan lancar.” Denial segera menoleh pada Gema yang duduk di sampingnya dan mengernyit aneh. Pasalnya, ibunya tidak mengatakan apa pun tentang itu. “Apa yang terjadi?” Denial penasaran. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, dia memang sangat sibuk dan bahkan tidak sempat untuk mengobrol banyak hal dengan ibunya. Tapi hanya sekedar memberikan informasi te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-23
Baca selengkapnya

Part 242. Dari Hati ke Hati

Bu Cintya juga tampak terkejut ketika melihat Denial pulang lebih cepat dari biasanya. Senyumnya melebar sebelum berkomentar, “Mama kira kamu lebih betah di kantor, Den. Ingat pulang juga ya.” Sedikit nada sarkasme ketika mengatakan itu. Tapi tampak bahagia ketika melihat putranya. Denial yang melihat itu hanya menatap ibunya dengan sedikit perasaan tertekan. Nanti, dia akan berbicara dengan perempuan itu. Sekarang dia hanya perlu beristirahat. Maka pergi ke kamar diikuti oleh Crystal setelahnya. “Aku pikir Mas benar-benar seperti banyak sekali pikiran. Ada apa sebenarnya?” tanya Crystal setelah mereka sudah ada di dalam kamar. “Biarkan aku istirahat dulu.” Denial merebahkan tubuhnya di atas kasur, tapi kakinya masih menggantung di lantai. Matanya memejam erat. Lelaki itu pasti sangat lelah luar biasa. Crystal ingin mengganggu dan memilih untuk mandi. Setelah itu turun ke lantai satu untuk menyiapkan makan malam. Memastikan suaminya mendapatkan makanan yang bergizi. “Sepertinya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-23
Baca selengkapnya

Part 243. Cemburu

Bu Cintya benar-benar tidak menjawab. Penjabaran yang diungkapkan oleh Denial sebenarnya sangat masuk akal. Denial tidak menuntut ibunya menerima Almeda, tapi dia tidak bisa menjauh dari adiknya tersebut. Dan tentang masa lalu yang pernah terjadi, kehidupan Denial yang buruk, dia tak menuntut apa pun kepada orang tuanya.Yang diinginkan oleh Denial adalah sebuah pengertian. Denial ingin menjalani kehidupannya sebagai mana mestinya. “Aku sudah melakukan apa yang Mama inginkan. Jadi, aku juga ingin Mama bisa ngerti posisiku.” Kini, Denial tidak lagi menatap sang mama dan memilih mengalihkan pandangannya pada bintang di langit malam. Dia hanya melihat ada satu bintang yang muncul di sana dan pikiran anehnya bergumam. Bintang itu sendirian, apakah tidak kesepian? Tarikan napasnya panjang sebelum meloloskannya kasar. “Sudah malam, Ma. Aku istirahat dulu. Mama juga istirahatlah.” Denial hampir bangkit. Tapi bu Cintya mencegah dengan suaranya. “Terkadang, ada sesuatu yang akan selalu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-24
Baca selengkapnya

Part 244. Bagianku Untukmu

Sepanjang perjalanan berangkat ke butik, entah kenapa Crystal merasa pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang kisah percintaan sang suami. Bayangan yang mungkin terjadi antara Denial dan kekasihnya di masa lalu itu membuat Crystal cemberut tak senang. Denial pasti memperlakukan gadis itu sangat baik seperti halnya Denial memperlakukannya selama ini. “Haissh. Gue bisa gila kalau begini. Gimana sih, gimana caranya lupain masalah itu?” Crystal mengacak rambutnya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk dengan setir mobilnya. “Kenapa sih otak gue harus berpikir sampai bertanya tentang itu kepada Mas? Jadinya kepikiran tentang itu.” Dan Crystal benar-benar tidak bisa berkonsentrasi saat dia membutuhkan imajinasinya untuk membuat sketsa gaun-gaun yang indah. Praktis, dia hanya seperti orang bodoh yang tidak bisa melakukan apa-apa. Di tempat lain, Denial tengah datang di rumah Almeda dan bertemu dengan Elang. Dia rindu sekali dengan bocah kecil itu. Usianya masih dua bulan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-24
Baca selengkapnya

Part 245. Ide 

“Tapi itu kan dari ibu kamu, Den. Bukan dari Ayah.” Om Rudy bersuara pada akhirnya menghentikan perdebatan yang terjadi pada kedua anaknya. “Perusahaan Ayah sekarang memang dipegang oleh Radit. Mungkin dalam waktu yang tidak terbatas. Tapi, siapa yang tahu kalau pada akhirnya kamu yang memegangnya suatu saat nanti karena kamu dan Almeda lah yang sebenarnya lebih berhak.” Denial menggeleng pelan. “Aku mungkin bukan, Yah. Tapi kalau Almeda lebih masuk akal. Bukannya aku nggak mau. Tapi aku sudah berada di Diratama dan aku nggak bisa ke mana-mana.” “Diratama,” gumam om Rudy. Terdengar sedikit sedih. Nama itu tentu bukan nama yang asing baginya. Itu adalah nama ayah bu Cintya. Dulu, mantan istrinya itu adalah orang berada meskipun tidak sekaya dirinya. Namun bu Cintya harus kehilangan orang tuanya lebih cepat karena sakit. Ayahnya meninggal lebih dulu di susul ibunya tak lama setelah itu. “Itu nama Mama, benar ‘kan, Yah?” Denial memastikan.“Benar. Nama itu adalah nama kakekmu. Beliau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya

Part 246. Crystal dan Keahliannya

Obrolan itu berakhir setelah Crystal menyetujui ide ibu mertuanya. Kini dia masuk ke dalam kamar bersama dengan Denial. Mengambil buku di tasnya dan naik ke atas ranjang. Tidak dipedulikannya Denial yang sejak tadi menatapnya. Crystal seolah tengah mengerjakan PR dari guru di sekolah. “Harus banget kamu ngerjain sekarang, Sayang?” tanya Denial dengan kening mengernyit heran. Lelaki itu ikut naik ke atas kasur dan duduk di samping sang istri. “Mumpung kepalaku punya ide untuk gambar, Mas. Jadi ide itu nggak boleh hilang sia,” jawabnya santai. Hanya membutuhkan waktu sebentar untuk Crystal tenggelam pada pekerjaannya. Entah kenapa semangatnya berkobar seperti api yang bertemu minyak. Tangannya begitu terampil saat mencoretkan pensilnya di atas kertas. Dia hanya menggunakan pensil, dan dia memberikan tanda warna untuk bagian yang digambar. Sehingga esok hari dia bisa membuat dengan lebih cantik. Denial tak terasa dibuat kagum dengan keahlian Crystal. Benar kata ibunya, bakat Crystal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-25
Baca selengkapnya

Part 247. Kesetaraan

“Aku tengah berpikir tentang sesuatu.” Crystal berucap pelan sambil memainkan kaos Denial bagian depan dengan memelintirnya. “Bagaimana kalau suatu hari nanti ada sosok lain yang menarik perhatian Mas dan Mas membagi cinta Mas untuk orang lain?” Terkadang, pikiran-pikiran buruk akan selalu memenuhi kepala seorang perempuan tanpa ada ampun. Berpikir buruk tentang masa depan dan mengkhawatirkannya. “Kenapa aku harus membagi cinta kepada orang lain ketika ada satu orang yang berhak mendapatkannya?” Denial masih memeluk Crystal saat dia berbicara. “Aku nggak tahu apakah aku tipe orang seperti itu. Tapi kalau masalah hati, aku rasa aku orang yang cukup setia. Seandainya suatu saat nanti hatiku menginginkan orang lain, maka kamu berhak menahanku.” Obrolan itu cukup sampai di sana. Crystal tidak lagi menanggapi karena dia tahu, pikiran buruknya dan ketakutan yang tidak berdasar itu hanya akan mengganggu istirahat Denial. Ada banyak hal yang perlu diurus oleh Denial esok hari dan tidak seh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Part 248. Mengejutkan

Peletakan batu pertama untuk pembangunan perumahan tersebut dilakukan. Denial juga ditemani oleh ibu dan istrinya. Ini adalah bisnis di luar otomotif yang akan dikerjakan oleh Diratama group. Tapi setelah ini, akan ada bisnis lain yang mengikuti. Dan tentu saja, Diratama group akan semakin besar di bawah pimpinan Denial. “Setelah ini, kita akan bertemu secara personal dengan pimpinan D’ Design. Untuk mempererat hubungan kerja sama kita harus membangun hubungan yang baik dengan mereka.” D’ design adalah perusahaan kontraktor yang menangani pembangunan perumahan Glory house. Selama ini adalah perwakilan dari perusahaan tersebut yang datang untuk meeting dan mengurus semuanya. “Crystal nggak ada yang harus ditemui ‘kan?” tanya bu Cintya menatap ke arah menantunya. “Nggak ada kok, Ma. Hari ini bisa nemani Mas seharian.” Denial yang tengah menyetir itu tersenyum kecil sebelum mengelus rambut sang istri dengan lembut. Tidak ada yang dikatakan kecuali hanya terus fokus pada jalanan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Part 249. Mengusik Ketenangan

Denial menatap ke arah Sandra dengan kernyitan di dahinya. Lelaki itu sejak tadi yang hanya terdiam pun sedikit frustasi. Matanya terpejam sebentar sebelum kembali terbuka dan Sandra bahkan menatapnya. Dia hampir bersuara namun bu Cintya bersuara lebih dulu.“Wah, ini benar-benar sebuah kebetulan yang luar biasa.” Sabar saat dia mengatakan itu. “Jadi, Bu Sandra belum menikah?” tanyanya. “Benar, saya belum menikah.” Sandra dengan gamblang menjawab. Seolah dia tak peduli dengan perasaan Crystal yang ada di sana. “Sayang sekali.” Bu Cintya menatap Crystal dengan lembut. Melihat reaksi yang ditunjukkan menantunya yang sejak tadi hanya terdiam. “Saya doakan segera bisa mendapatkan lelaki yang baik dan sesuai keinginan Bu Sandra. Ya, meskipun Ibu dan Denial dulu pernah menjalin hubungan, tapi tentu saja sekarang sudah berbeda. Denial sudah menikah dan sudah berumah tangga.” Sandra tidak terpengaruh. Dia bahkan tidak melepaskan tatapannya ke arah Denial. Membuat Crystal merasa kesal luar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya

Part 250. Ketegasan Denial

Denial tidak perlu lagi bertanya siapa pemilik suara itu. Itu tentu Sandra. Denial melihat ke arah ranjang dan melihat istrinya dan perempuan itu sudah berbaring dengan nyaman. Denial melangkah ke sana untuk menarik Crystal dan menggoyangkan tubuh perempuan itu meminta perhatian. Crystal membuka matanya dan menatap Denial penuh tanya. Lelaki itu menyodorkan ponselnya ke arah Crystal. “Bicaralah.” Crystal tampak bingung tapi dia segera mengambil ponsel Denial dan menempelkan ke telinganya. “Halo!” Orang yang ada di seberang sana tidak bersuara. Tapi Crystal tetap sabar menunggu. “Halo.” Dia mengulangi dan akhirnya suara itu terdengar. “Bu Crystal. Saya Sandra.” Rahang Crystal segera mengerat saat mendengar nama gadis itu disebut. “Oh, Bu Sandra. Kenapa, Bu? Apa ada yang penting?” Baru kali ini, Crystal merasa ingin sekali meledak dalam emosi setelah sekian lama berhubungan dengan Denial yang selalu baik-baik saja. Perempuan ini, entah kenapa bertingkah seperti ini. Sudah begitu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status