Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 251 - Chapter 260

298 Chapters

Part 251. Berita Mengejutkan

Ruangan rapat itu mendadak hening karena untuk pertama kalinya Denial menumpahkan rasa kesalnya. Tidak ada pelototan. Tapi matanya menunjukkan semuanya. Tatapannya begitu tajam sehingga mampu membuat mengusik ketenangan semua orang. Dia memerhatikan satu per satu orang-orang di sana memberikan penilaian yang begitu mendalam. Dia menganggap di kantor pusat adalah gudangnya orang-orang yang profesional, karena dia melihat memang seperti itulah saat dia mendatangi kantor-kantor showroom, nyatanya, justru di kantor pusat lah dia melihat ada yang tidak beres. “Rapat kali ini selesai.” Denial mengakhiri, kemudian keluar dari ruangan rapat. Membuat orang-orang yang ada di sana mendesah kesal. “Sepertinya dia sudah mulai menunjukkan sifat aslinya.” Satu orang berkacamata bersuara. “Dia nggak seperti CEO kita yang dulu yang memberikan kita kebebasan. Aku pikir, kita nggak boleh diam saja. Meskipun dia pemilik, dia adalah orang baru di sini. Apa kita boleh diperlakukan seperti ini?” Teman-te
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Part 152. Kabar dalam Informasi

Denial mendongak dengan mata memerah. Lelaki itu menatap Permata dengan dalam sebelum lelehan air mata itu membanjiri wajahnya. Kepalanya mengangguk cepat dan berkali-kali. “Dia hebat. Dia kuat dan akan segera sembuh. Angkasa pasti sembuh.” Denial tidak pernah selemah ini. Dia tak pernah menangis karena sesuatu. Tapi sekarang, dia tanpa sungkan mengeluarkan semua air matanya. Permata maju untuk memeluk Denial dan mereka melebur pada kesedihan yang sama. Kondisi ini sangat tidak masuk akal, tapi memang inilah yang terjadi. Denial bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Acara menangis itu selesai setelah mereka bisa mengunjungi Angkasa ke dalam ruangan. Beberapa alat sudah dipasangkan di beberapa titik di dadanya dan hal itu membuat Denial merasa ingin mati detik itu juga. Angkasa masih terlalu muda. Dia baru sepuluh tahun dan tak seharusnya mendapatkan penyakit mematikan itu. “Uncle!” Angkasa tersenyum lemah ketika mengatakan nama Denial. Tangannya yang bebas terangk
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Part 153. Belum Usai

Mengesampingkan segala hal yang terjadi, sekarang Denial juga akan membantu Almeda menyingkirkan lelaki tak tahu diri bernama Radit. Hitung-hitung, untuk membalaskan kerugian yang pernah Crystal rasakan akibat perbuatan lelaki itu beberapa bulan yang lalu. Bagaimana caranya, itu urusan nanti. Tapi tentu, ini sudah waktunya menghadapi Radit dari mata ke mata. Tentu, dia tidak akan mengatakan kepada Bu Cintya tentang masalah itu atau perempuan itu akan murka. Biarlah menjadi rahasia antara mereka saja. “Mas kalau mau berhadapan dengan Radit, tolong hati-hati.” Hampir pukul tiga pagi saat Denial pergi dari rumah sakit. Mereka tidak ke rumah melainkan ke apartemen milik Crystal. “Kamu khawatir tentang apa?” tanya Denial, “aku akan terluka?” “Radit itu orangnya nekad. Jadi dia bisa melakukan apa pun dan menghalalkan segala cara untuk menang. Aku nggak mau Mas mendapatkan masalah.” Terlihat jelas kekhawatiran Crystal dan tidak sungkan ditumpahkan kepada Denial. Dia hanya tidak ingin s
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Part 254. Hanya Gossip

Tatapan mengintimidasi yang dimiliki oleh Denial tak akan pernah mengejutkan Sandra. Sejak mereka dulu bersama, begitulah sikap Denial. Mungkin sudah bawaan dari bayi sikap Denial yang dingin dan tak acuh, atau bisa jadi karena kehidupannya yang sulit di masa lalu yang pernah dilaluinya. “Ada banyak hal yang sebenarnya aku ingin tahu, Den.” Tidak ada panggilan formal yang diberikan oleh Sandra untuk Denial. Karena dia tengah membicarakan tentang masalah pribadi. “Sejak kapan kamu bertemu dengan orang tua kamu? Apa kamu pulang kembali ke Indonesia karena mereka?” Sandra jelas tahu tentang kehidupan Denial di masa lalu. Juga tentang orang tuanya yang tidak pernah Denial tahu keberadaannya. Lelaki itu yang dulu dibesarkan di panti asuhan lalu keluar dari tempat itu setelah merasa bisa hidup sendiri. Sandra tahu semuanya karena Denial pernah menjelaskan kepada Sandra. Denial bukan tanpa alasan mengatakan itu kepada perempuan itu karena dia merasa, Sandralah yang akan menjadi teman hidup
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Part 255. Peringatan Serius

“Tidak menyangka kalau kamu sebenarnya adalah putra ayahku. Dan juga, pewaris Diratama group. Sangat mengesankan.” Baru saja Radit masuk ke dalam ruangan besar Denial, duduk di sofa, mengarahkan tatapannya ke segala penjuru ruangan, lalu keluarlah komentar itu. “Aku kira, kamu akan menjadi lelaki menyedihkan seumur hidupmu.” Kalimat itu sangat menyebalkan ketika didengar. Tapi Denial sudah terlatih untuk mendengarkan hal-hal seperti itu sehingga dia menanggapi dengan santai. “Mau minum apa?” Bahkan dengan ringan Denial menawarkan minuman kepada lelaki itu. Seolah sindiran yang dilontarkan oleh Radit sama sekali tak memengaruhinya. “Aku datang ke sini bukan untuk minum. Aku akan mengatakan sesuatu yang penting.” “Tentang apa?” “Saham.” Denial masih terlihat santai menanggapi. Untuk membahas tentang hal itu saja Radit bahkan rela pergi ke kantor Denial. Tapi, mari dengarkan dulu apa yang sebenarnya ingin Radit katakan kepada Denial. “Kamu berpikir kamu berhak atas saham itu sehi
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Part 256. Masalah yang Tumpang Tindih

Senyum Crystal menular pada sang suami sehingga Denial pun tampak ikut tersenyum. “Udah berani menghadapi mantan, itu poin plusnya,” kelakar Denial. “Tapi aku kan tetap berani sama dia sebenarnya. Takut kan wajar. Aku bukan Mas yang punya tatapan mata tajam.” Kelebihan Denial tentulah satu itu. Hanya dengan tatapannya saja sudah membuat ketar-ketir. Namun Denial tidak menolak ‘pujian’ itu dan justru mengajukan pertanyaan lagi. “Kok kamu datang? Udah selesai kerjanya? Naik apa ke sini?” Mereka saja tadi kesiangan. Dan Crystal pun tak membawa mobil sendiri. Ada sedikit kekhawatiran yang ditunjukkan oleh Denial pada akhirnya. Seolah jika bukan kendaraan pribadi, ada hal-hal buruk yang terjadi. “Aku naik taksi ke sini. Mas nggak perlu khawatir. Dan juga, Mas tadi nggak ada ketinggalan apa-apa ‘kan? Misalnya ada meeting yang terlewatkan?” “Ada meeting dadakan saja tadi. Dengan Sandra.” Seketika, perubahan ekspresi Crystal pun terlihat. Sedikit terkejut sebelum dia mengangguk. “Oh,” d
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

Part 257. Dia Tahu 

“Kamu mendapatkan saham dari lelaki itu, Denial?” Tidak tahu siapa yang membocorkan tentang masalah tersebut, tapi tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari mulut ibunya di suatu pagi. Denial tidak menghitung jarak hari ketika kedatangan Radit sampai pertanyaan itu datang kepadanya dari Bu Cintya. Tapi dia berusaha menyembunyikan pun nyatanya ibunya tahu. Entah apa yang tidak ibunya ketahui apabila itu menyangkut dirinya. “Iya.” Denial sama sekali tak berkelit dan memilih jujur. Percuma berbohong. Toh ibunya sudah mengetahuinya. “Mama tahu dari mana tentang masalah itu?” Dia juga penasaran dan dia juga butuh jawaban. “Apa yang tidak Mama tahu?” Bu Cintya mengedikkan bahunya tak acuh seolah tidak peduli. “Tapi, Mama bangga sama kamu. Kamu memberikan benda itu kepada orang lain. Mama hanya nggak mau kamu terbebani dengan saham tak seberapa itu.”Dua puluh persen saham bukan sedikit. Jika itu diuangkan, maka tentu saja mencapai milyaran. Tapi seolah tidak terganggu dengan nominal, Bu
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Part 258. Si Lelaki Setia

Denial termenung di dalam ruangannya. Dia memutar ulang percakapan yang beberapa waktu lalu sudah berlalu. Dirinya dan Sandra dulu jelas pasangan yang bahagia. Pertama kali dia meminta Sandra untuk melanjutkan hubungan mereka dengan serius, Sandra langsung menerimanya. Tapi sayang, orang tua Sandra lain di mulut lain di hati. Yang dikatakan di depan Sandra akan berubah ketika di depan Denial. Denial kira, setelah lama hubungan itu terjalin, dia akan mampu mengubah pandangan orang tua Sandra. Tapi nyatanya dia justru diminta untuk mundur. Ada sisa pedih yang dirasakan oleh Denial saat dia berpikir sekarang. Tapi sekali lagi, masa lalu tetaplah akan menjadi masa lalu meskipun Sandra mengaku dia sudah tahu semuanya. Kini dia hanya punya istri bernama Crsytal yang dicintainya. “Apa aku mengganggu?” Tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok Crystal yang tengah berada di dalam pikirannya.Memaksakan senyum, Denial menggeleng. Memberikan isyarat agar Crystal bisa mendekat
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

Part 259. Mengejutkan Crystal

“Ada banyak orang yang menunggu bertahun-tahun untuk bisa mendapatkan anak. Kamu dan Denial masih hitungan bulan. Jadi jangan mengkhawatirkan apa pun. Pikiran buruk hanya akan membuat kamu resah dan ketakutan dengan sesuatu yang tidak perlu.” Permata memberikan saran. “Kami itu dulu nggak pernah memikirkan tentang hal buruk untuk masa depan kami, Tal. Kami selalu positif thinking. Itu adalah kunci bahagia.” Crystal seketika tidak bersuara dan dia merasa yang dikatakan oleh Permata adalah sebuah kebenaran. Dia selama ini selalu takut bagaimana kalau terjadi ini dan itu, dan pada akhirnya hanya ketakutan yang dia dapatkan. Lantas, Crystal hanya mengangguk dan mengingatnya dalam hati. “Ketakutan apalagi yang kamu pendam?” Denial tengah menyetir ketika bertanya itu. Dia sepertinya mendengar, atau bahkan melihat wajah Crystal yang tampak kurang bersemangat. Crystal menoleh pada Denial sebelum tersenyum. “Udah nggak takut lagi. Kita jalani aja.” “Dapat petuah dari Permata atau Almeda?”
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

Part 260. Ketegasan Denial

“Kita nggak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan, Mbak.” Sandra belum ingin berhenti. “Apa pun bisa terjadi.” “Iya, saya tahu kok. Saya juga nggak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya antara saya dengan Denial. Tapi untuk sekarang, kami akan menjalani kehidupan kami berdua dengan tenang dan nyaman.” Crystal menenggak minumannya sebelum dia kembali bersuara. “Denial bilang, tidak perlu meresahkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang terpenting adalah hari ini. Dan aku setuju padanya. Aku akan menggenggam milikku di hari ini, biarlah esok hari menjadi tugas waktu apa yang akan terjadi.” Sandra tampak termenung mendengar ucapan Crystal. Hidup kita adalah hari ini, dan melakukan terbaik di hari ini adalah hal yang perlu dilakukan. Kata-kata itu terngiang membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. Apakah dia akan menyerah? Itu yang sekarang menjadi pertanyaan di dalam hatinya. Kalau iya, apa penantiannya bertahun-tahun itu akan sia-sia? Bahkan dalam keheningan yang cuk
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status