Semua Bab Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Bab 131 - Bab 140

298 Bab

Part 131. Menuju Gema dan Almeda

Dugaan Permata benar. Saat Axel memutuskan untuk bekerja di rumah, dia seperti tak bisa bergerak dengan bebas. Hilang sebentar dari pandangan, Axel sudah rusuh luar biasa. Mencari-carinya bahkan kadang membuat orang-orang di rumah kalang kabut tak karuan. Padahal, Permata sedang berada di perpustakaan di lantai dua sambil membaca buku. “Sayang. Bisa nggak sih kalau ke mana-mana bilang dulu ke aku. Bingung aku carinya!” Begitu protes Axel saat dia sudah menemukan Permata yang hilang selama sepuluh menit. Lelaki itu setengah melemparkan tubuhnya di samping Permata lalu mengecup pipi sang istri dengan lembut. Perut Permata sudah besar. Kehamilannya sudah delapan bulan. Saat trimester pertama, banyak sekali keinginan Permata yang kata orang itu ngidam. Bahkan dia pernah meminta Axel mengenakan daster dengan semangka di perutnya supaya Axel bisa merasakan bagaimana beratnya orang hamil. Saat itu Permata sedang marah hanya karena hal yang tak penting. Mood ibu hamil memang selalu naik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-12
Baca selengkapnya

Part 132. Dimulainya Kisah Gema – Almeda

“Al, aku serius saat bilang aku suka kamu.” Kalimat itu membuat Almeda sedikit uring-uringan akhir-akhir ini. Bagaimana tidak kalau dia terus mengingat ucapan Gema kepadanya saat dia diantar pulang oleh lelaki itu. Denial sedang ada urusan waktu itu, jadi secara kebetulan Gema lewat dan memberi tumpangan. Mereka berbicara banyak sebelum kata-kata itu meluncur begitu saja membuat obrolan sebelumnya menguap entah ke mana. “Bu Al.” Almeda terhenti ketika disapa oleh beberapa anak didik dari Flame. Dia hampir tersenyum dengan angin saat rombongan yang menyapanya meninggalkan dirinya. Sialan! Gue lagi-lagi ngelamun. Almeda merutuki dirinya sendiri dengan kasar di dalam hati. Dulu saat dirinya dan Gema masih bekerja bersama secara profesional, bahkan tidak ada sedikitpun pikiran untuk menggaet lelaki itu. Dia tidak memiliki mimpi semuluk itu sampai disukai oleh lelaki seperti Gema. Gema adalah pengusaha sukses, bahkan agensinya pun nomor satu di negeri ini. Lalu dia siapa? Dia hanyalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

Part 133. Makan Malam Keluarga

“Apa?” Almeda terkejut dengan ucapan Gema. Maksudnya apa? Lalu untuk apa dia datang di tengah-tengah keluarga Gema yang dia tidak tahu seperti apa. Mau bunuh diri ceritanya? “Iya, makan malam keluarga. Keluargaku nggak banyak kok. Cuma orang tua dan para tante.” “Sebentar!” Almeda tidak ingin Gema melanjutkan ucapannya. “Alasan apa yang Bapak punya untuk mengajak saya ke sana? Ini terlalu mengada-ada dan tidak masuk akal.” “Mengenalkan kamu sebagai calon istri.” Gema ini positif gila. Itulah yang sedang dipikirkan oleh Almeda sekarang. Lelaki macam apa yang tidak mengerti ‘penolakan’ yang sudah di-kode-kan olehnya selama ini? Dia tidak bisa, atau tidak ingin bersama dengan Gema terlalu intens. Urusan pekerjaan jika ada, okelah dia mau. Tapi bagaimana mungkin hubungan yang biasa-biasanya saja naik begitu cepat sampai menjadi calon istri. “Aku tahu kok, Al. Kamu bukan orang yang akan membuang waktumu untuk bermain-main dengan pacaran. Jadi, aku menawarkan sebuah pernikahan.” Almed
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

Part 134. Aku Tidak Main-main

“Saya lupa bagaimana wajah orang tua saya. Atau bahkan, saya tidak mengetahuinya.” Almeda mengeluarkan suaranya tercekat seolah ada batu besar di dalam tenggorokannya. Pertanyaan itu terasa tiba-tiba sampai Almeda merasa tak tahu harus menjawab apa. Tapi, bukankah lebih baik dia memberikan jawabannya dengan jujur ketimbang harus menutupi sesuatu yang tidak seharusnya ditutupi? Lalu bagaimana kalau mereka berpikiran buruk kepadanya? Almeda tidak peduli. Dia tidak ingin hidup dalam kebohongan. Maka dia harus jujur. “Maaf, apa mereka meninggal?” tanya ayah Gema setelah ruangan itu senyap. Membuat Almeda mengerti jika memang inilah tahap yang perlu dilewati jika dia ingin bersama dengan Gema. Bersama? Bahkan dia tak pernah mengatakan kata cinta untuk lelaki itu. Cinta? Perasaannya belum sejauh itu.Lalu kenapa dengan bodohnya kamu mau ikut makan keluarga Gema?Pertanyaan itu muncul di dalam kepalanya. Dan jawabannya cukup sederhana. Dia hanya ingin mencoba. Kalau memang mudah dilalui
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-16
Baca selengkapnya

Part 135. Denial dan Wejangannya

“Aku akan mempertimbangkan.” Itulah jawaban yang Almeda berikan untuk Denial sebelum dia naik ke lantai atas masuk ke dalam kamarnya. Mengganti pakaian, menghapus riasan, dan naik ke atas kasur untuk bersiap tidur. Sayangnya, tidak semudah itu. Ucapan Gema, pertanyaan demi pertanyaan orang tua Gema, membuat Almeda memikirkan lagi dan lagi. Lalu berakhir pada kesimpulan yang Denial katakan beberapa waktu lalu tentang perasaannya. Dia memang selalu menutup hati dan ketidaktertarikan akan menjalin hubungan dengan seseorang menjadikan dirinya lalai. Sudah lama hatinya tidak ditumbuhi cinta. Lalu saat ada Gema yang datang dan menyebarkan benih cintanya, Almeda tak tahu apakah dia juga merasakan hal yang sama. Dia membutuhkan waktu untuk mencari jawabannya dan dia berharap akan mendapatkan secepatnya. Gema ternyata tidak putus asa. Lelaki itu keras kepala ingin benar-benar memiliki Almeda untuk dirinya sendiri. Sekuat apa pun Almeda mendorong Gema untuk menjauhinya, nyatanya tak dihirauk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-16
Baca selengkapnya

Part 136. Almeda Tak Pernah Mudah

“Sebentar, Kakak ini pacarnya Bang Gema ‘kan?” Gadis itu adalah Kelly. Sepupu Gema. Gadis yang heboh karena Gema membawa Almeda di acara makan malam keluarga waktu itu. Tatapan Kelly tampak menilai dan tajam. Tidak seperti pertemuan saat itu, gadis itu kini seperti tak bersahabat. Mungkin karena melihat Almeda menggandeng tangan Denial dengan mesra dan tampak seperti pasangan kekasih. “Saya abangnya.” Denial pada akhirnya yang menjawab. Melihat Almeda yang diam dan mengeluarkan tatapan setannya, dia tahu ini mungkin tidak akan mudah. Namun tampaknya gadis muda itu tidak peduli dengan jawaban Denial. Karena yang dia butuhkan adalah klarifikasi dari Almeda. Maka ditatapnya lekat perempuan di depannya itu tanpa mengalihkannya sedikitpun. Almeda yang malas meladeni hal-hal seperti ini pada akhirnya harus mengalah. Bagaimanapun dia harus bersikap ‘profesional’ karena kalau dia mengatakan hal yang salah, bukan hanya dia. Tapi Gema akan kena imbasnya. “Benar. Bisa dibilang begitu,” jawab
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Part 137. Kelly

“Al, tolong maafkan adek aku. Dia hanya takut kalau aku disakiti.” “Tapi dia sudah nyakiti hari orang lain dengan kata-katanya.” Almeda melirik Gema. “Tidak harus menginjak orang lain untuk menyelamatkan miliknya. Itu bukan sifat yang bijak.”“Aku tahu, dia masih labil.” “Dia sudah dua puluh tahun ‘kan?” Almeda menatap Kelly lekat. Menebak usia Kelly. “Dua satu.” Gema menjawab.“Seharusnya dia paham bagaimana memperlakukan orang lain dengan benar.” Almeda berdiri. “Ayo, Den. Kita balik. Aku udah ngantuk.” “Apa karena masalah ini, Kakak akan menjauhi Abang?” Kelly berdiri dan tatapan matanya bertemu dengan tatapan Almeda. “Aku minta maaf, Kak. Aku salah. Apa itu nggak cukup?” “Sepertinya kamu perlu belajar lagi bagaimana meminta maaf dengan tulus.” Almeda melirik Gema. “Saya tadinya sudah mempertimbangkan untuk mulai menerima Bapak. Tapi sepertinya, saya perlu mengurungkannya. Denial sudah memberi saya banyak wejangan agar saya mau mencoba menjalin hubungan dengan seorang Gema. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

Part 138. Tetap Usaha

Pak Gema : Kamu masih marah sama aku?” Chat itu masuk ke dalam ponsel Almeda saat dia baru saja bersandar di kepala ranjang dan siap kembali mengecek beberapa pekerjaannya. Beberapa artikel yang akan diluncurkan untuk Flame pekan depan, beberapa wajah baru anak didik Flame yang siap didebutkan baik itu untuk menjadi model atau bahkan artis. Almeda berpikir apakah dia perlu membalas chat itu atau tidak. Tapi, pada akhirnya mengabaikannya. Tak lama, notifikasi terdengar lagi dan masih orang yang sama. Pak Gema : Sepertinya kamu sudah tidur. Good night, Al. Semoga mimpi indah.Sejujurnya, Gema adalah sosok laki-laki yang mudah dicintai. Dia baik hati dan lembut. Tentu saja berbeda dengan Axel yang selalu menunjukkan tatapan tajam dan dingin. Gema tidak seperti itu. Tatapan lelaki itu cenderung hangat dan bersahabat. Dari segi wajah? Tentu saja sama tampannya dengan Axel. Gema itu tegas, tapi tidak galak. Seandainya status social mereka yang sama, mungkin Almeda akan menerima lelaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Baca selengkapnya

Part 139. Dia Menerima

Janji yang dikatakan oleh Gema membuat Almeda akhirnya mengangguk. Dia menerima Gema sebagai kekasihnya mulai malam ini. Setelah sekian lama, Gema akhirnya berhasil menaklukkan hati Almeda yang kelewat keras dan kaku. Gema bahkan tersenyum sepanjang makan malam bersama dengan keluarga Axel. Dan orang-orang yang berada di sana pun tidak bertanya tentang kegilaan Gema yang terus tersenyum tiada henti. Mereka pasti paham jika Gema sudah mendapatkan apa yang diinginkan selama ini.“Pulang sama aku, ya.” Gema menahan tangan Almeda yang berjalan di depannya. “Udah ada Denial.” Almeda mengedikkan kepalanya ke arah Denial yang sudah berdiri di bagian kanan mobil. Siap masuk dan duduk di belakang kemudi. “Nggak papa. Aku sanggup kok kalau cuma harus nyetir jauh.” Jarak antara rumah Axel ke rumah Almeda mungkin sekitar hampir satu jam jika tidak macet, lalu jarak dari antara rumah Almeda ke apartemen Gema pun sama. Mungkin dia harus terus menyetir selama dua jam untuk bolak-balik hanya untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

Part 140. Rosa

“Siapa Rosa?” pertanyaan itu segera meluncur dari mulut Almeda ketika mereka sudah sampai di dalam mobil. Siap kembali kembali ke kantor. “Aku juga nggak tahu.” Gema tidak bohong tentang Rosa. Siapa pula Rosa? Dia berpikir tidak memiliki kerabat bernama Rosa dan teman pun tidak. Lalu siapa? Gema pun bertanya-tanya. Hening. Bahkan suara cuap-cuap dari suara radio pun tidak terdengar. Almeda tidak bertanya lanjutan dan memilih untuk menerima jawaban dari Gema. Memilih untuk lebih percaya. Itu saja. Hubungan mereka masih baru dan tak perlu ada drama. Cukup dinikmati saja.Sampai di kantor Flame, Almeda hendak keluar dari mobil. Tapi Gema menahannya sebentar. “Al, aku minta agar kamu percaya aku. Aku hanya nggak mau kalau kamu tiba-tiba nyerah.” “Emang aku seputus asa itu. Selama Mas mau dipertahankan, kau akan mempertahankan.” “Hebat!” Acungan dua jempol Gema terulur di depan Almeda. “Sayang kamu pokoknya.” Almeda menyeringai tanpa menjawab. “Aku keluar sekarang.”“Nggak dijawab sih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status