Home / Romansa / Dicampakkan Setelah Malam Pertama / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Dicampakkan Setelah Malam Pertama: Chapter 111 - Chapter 120

298 Chapters

Part 111. Isi Hati Denial

“Apa-apaan pertanyaan itu?” Permata terkejut dengan pertanyaan Axel yang tiba-tiba. Sepengetahuannya, Axel sama sekali tidak memiliki ketertarikan yang ditunjukkan kepada Almeda. Pun, hubungan mereka juga tidak sebaik itu. “Kamu naksir dia?” “Jangan salah paham dulu, Sayang.” Buru-buru, Axel menjelaskan. “Karena ada laki-laki yang naksir sama Almeda. Dan aku harus memastikan kalau Almeda dan Denial tidak memiliki hubungan apa pun.” “Siapa yang naksir Almeda?” Permata tak bisa menahan rasa penasarannya. “Kamu kasih tahu dulu sama aku hubungan mereka, nanti aku kasih tahu siapa orangnya.” “Kamu harus bilang dulu siapa yang naksir Almeda. Selama yang naksir dia orang baik, mungkin aku bisa mempertimbangkan.” Axel menatap Gema yang ada di sampingnya dan meminta pendapatnya apakah dia boleh memberitahukan kepada Permata atau tidak. Gema mengangguk dan akhirnya Axel berbicara terus terang.“Gema.” Begitu kata Axel. “Beberapa waktu lalu dia mengatakan sama aku kalau dia naksir sama Alme
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Part 112. Mak Comblang Yang Gagal

“Nggak ada laki-laki yang berani nyakiti kamu,” jawab Denial dengan cepat. “Hanya dengan melihat ekspresimu saja, laki-laki akan mundur teratur melakukan yang tidak-tidak.” Almeda cemberut mendengar ucapan Denial. Namun Denial segera menambahkan. “Tentu saja aku akan melakukan hal yang sama, Al. Jadi karena Permata sudah mengalami hal buruk, kamu jangan lagi mengalami hal yang sama sepertinya. Kamu harus bisa belajar dari pengalaman Permata. Ganteng saja nggak cukup buat kamu bahagia.”“Tapi akan lebih baik dia ganteng dan baik.”“Semua orang punya plus dan minusnya. Jangan mencari yang sempurna. Kamu tidak akan mendapatkannya.” Permata tidak pernah menyangka kalau obrolan mereka justru membuka banyak hal yang tidak pernah dibahas sebelumnya. Dia tahu Denial sangat menyayanginya, tapi pagi ini dia lebih memahami perasaan Denial kepada dirinya dan Almeda yang selama ini tidak pernah dia ketahui. “Jadi itu artinya, Permata sudah bisa menikah dengan Axel?” tanya Almeda lagi. “Selama
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Part 113. Sadar Diri

“Apa aku bisa menemui dia?” tanya Axel setelah dia menghilangkan keterkejutannya. Ada tampak antusias di wajah Axel saat menanyakan hal itu. “Lalu, apa kamu siap untuk menikah?” Permata diam tak menjawab. Untuk sekarang, dia masih nyaman dengan hubungan cinta yang seperti ini dengan Axel. Berkencan dan tidak terlibat terlalu dalam bersama dengan Axel sepertinya lebih nyaman. Tapi dia tak bisa membiarkan Axel menunggu lebih lama. Axel melihat kebungkaman Permata dan dia menyadari jika perempuan itu masih belum bisa menerima pinangannya. Dengan sabar dia bersuara, “Aku nggak akan maksa kamu.” Permata tahu meskipun Axel berbicara seperti itu, tapi lelaki itu tengah menyimpan perasaan kecewa di dalam hatinya. Tapi jujur, Permata pun belum siap menjalani bahtera rumah tangga. Tidak mudah menghilangkan perasaan buruk yang sudah menjalar sampai ke dalam darah. Untungnya, Axel benar-benar tidak memaksa. Lelaki itu pamit pergi dari ruangan Permata seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Me
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Part 114. Kejutan Besar 

Permata tidak akan ikut campur dengan urusan percintaan Almeda. Dia percaya jika perempuan itu akan akan melakukan hal baik dan penuh pertibangan. Hidupnya sendiri saja sudah dipenuhi dengan kebimbangan dan kebingungan. Di tempat lain, Gema, Axel, dan Denial sedang berkumpul. Mereka membicarakan masalah lamaran yang akan Axel berikan untuk Permata. Bertepatan dengan hari ulang tahun Permata satu bulan lagi, rencana itu harus sudah mulai disusun agar lebih matang. “Lo yakin nggak kalau Permata akan menerima lo, Xel?” tanya Gema sedikit khawatir. Setelah mendengarkan alasan-alasan yang diberikan oleh Permata lewat cerita Axel, entah kenapa dia merasa perlu meyakinkan Axel kembali. Denial tidak bersuara dan memilih bungkam. Dia memang sudah memberikan restu untuk Permata dan Axel, dengan bukti kemunculan dirinya di apartemen Axel saat ini. Tapi seandainya dia diminta untuk menjawab pertanyaan Gema tersebut, dia pun tidak tahu apa yang akan dia katakan. “Gue nggak tahu. Itulah kenapa
last updateLast Updated : 2023-04-27
Read more

Part 115. Dalam Proses

Permata tidak tahu harus mengatakan apa. Dia terkejut dan juga gugup. Padahal, dia sudah melalang buana di luar negeri. Melenggak-lenggok di catwalk, ditonton oleh puluhan bahkan ratusan orang. Dia tak pernah merasa bergetar seperti ini. Tapi hari ini, di hari ulang tahunnya, dia dibuat tak bisa berkata-kata oleh kejutan yang diberikan oleh Axel kepadanya.“Mami. Apa jawaban Mami?” Dan lagi, Angkasa bahkan bertanya dengan ekspresi yang tampak penuh damba. Bocah itu mungkin sudah tahu apa itu menikah. Pasti sudah ada yang menjelaskan jika setelah menikah, orang tuanya akan bersatu dan tinggal bersama. “Mami … Papa sudah menunggu. Kami juga sudah menunggu.” Bagaimana bisa Angkasa menjadi tidak sabaran seperti itu? Permata menatap ke arah Axel dengan ekspresi kaku dan salah tingkah. Permata tak ingin gegabah. Mengabaikan semua orang yang ada di sana, dia memilih menutup matanya dengan erat. Membayangkan bagaimana jika dirinya tak lagi bersama Axel. Membayangkan Axel meninggalkan dirin
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

Part 116. Gara-gara Gaun Pengantin

Axel merasa jika semua usaha yang sudah dia lakukan selama ini benar-benar terbayarkan dengan luluhnya perasaan Permata kepadanya. Dia berjanji pada diriya sendiri untuk menjaga apa yang dia miliki dan dia dapatkan dengan susah payah. Axel sudah pernah hidup dalam perasaan bersalah, dan ketidaktenangan. Mulai saat ini, dia akan hidup dengan damai bersama dengan Permata dan Angkasa dalam satu keluarga yang lengkap dan utuh. “Terima kasih, Permata.” Untuk sekian kalinya, Axel memeluk Permata sebelum dia benar-benar pergi dari rumah Permata. “Aku tidak akan menjanjikan apa pun padamu. Aku takut aku tidak bisa menepatinya.” “Aku juga tidak memerlukan janjimu. Yang terpenting adalah kamu akan bisa membuktikan dengan tindakanmu.” “Aku tahu.” Axel merangkum wajah Permata dan menyematkan senyum kecil sebelum dia mengecup dahi perempuan itu. “Aku pergi sekarang,” katanya pamit sebelum masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Permata. Kejadian hari ini dimuat oleh Almeda di sosial medi
last updateLast Updated : 2023-04-30
Read more

Part 117. Bayangan Masa Lalu

Axel merasa puas saat melihat gambar yang ada di depannya. Gambar gaun yang panjang dan tertutup seperti yang diinginkan Axel. Sebenarnya itu seperti gaun-gaun pada umumnya, tapi sedikit lebih mewah. Gaun mengembang dengan dihiasi berlian kecil di bagian lehernya. Berlian itu akan menggunakan berlian langsung dari Roque Glacio. “Kami akan mengusahakan segera menyelesaikannya, Pak, Bu.” Begitu kata Krystal. “Saya akan meminta sekretaris saya untuk mengirimkan berliannya secepatnya,” jawab Axel. “Tentu. Kami akan menunggu.” Dan untuk urusan gaun akhirnya berakhir. Mereka semua mengambil pakaian dari Krystal butik membuat Krystal tampak begitu bahagia dengan kepercayaan pasangan Permata dan Axel dengan butiknya. “Bahkan kalau aku jadi model, tubuhku juga terbuka.” Itu adalah komentar yang diberikan oleh Permata saat mereka berada di dalam mobil. Merasa kesal dengan tingkah Axel yang memperlambat waktunya untuk cepat. “Aku ingin memastikan ke kamu, Sayang.” Axel menatap Permata bers
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Part 118. Pernikahan 

“Sepertinya kita harus membuat perjanjian deh,” kata Permata setelah itu. “Kalau kamu ingin hidup bahagia denganku dan Angkasa, jangan lagi mengingat tentang masa lalu itu. Aku udah berusaha melupakan dan sekarang justru kamu yang terus mengingatnya.” Masa lalu adalah bagian dari kehidupan. Dia akan terus dibawa sampai maut menjemputnya. Tapi bukan berarti mereka tak bisa menyembunyikan. Cukup sekali diingat sebagai pembelajaran. Itulah yang Permata inginkan. Jika melihat bagaimana Axel yang terus mengatakan tentang masa lalu, lelaki itu memang terluka sama besarnya seperti Permata. “Angkasa berbohong.” Axel lantas berbicara. “Berbohong ingin membeli sesuatu tapi sebenarnya dia hanya ingin main-main?” tanya Permata.“Kamu tahu?” “Dia sudah mengatakan kepadaku. Dia minta maaf. Kamu sudah mengingatkannya dan dia menyesal.” Beban berat yang dirasakan oleh Axel seolah terangkat begitu saja. Angkasa ternyata bisa dipercaya. Sebelum Permata mengetahuinya dari orang lain, dia sudah menj
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

Part 119. Melihat Kupu-kupu 

Permata tidak menghindar ketika Axel menguasai bibirnya. Ini masih sangat pagi untuk melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Tapi semalam mereka sudah menundanya. Maka selagi ada kesempatan, Axel tidak ingin menyia-nyiakannya. Namun dia tetap masih harus meminta izin kepada sang istri.“Boleh kan?” tanyanya dengan suara serak. Permata hanya menjawabnya dengan ‘hem’ dan Axel tidak membuang waktu untuk segera mengangkat tubuh Permata dan membawanya ke atas kasur. Jika Permata bisa mengungkapkan, ada perasaan takut yang menyerangnya. Bagaimana kalau setelah ini Axel kembali meninggalkannya seperti waktu itu? Permata tidak berani membuka matanya dan dia juga tidak begitu bereaksi atas tindakan Axel kepadanya. Axel menyadari itu dan dia berhenti.“Kamu takut?” tanyanya perhatian. “Aku nggak akan melanjutkan kalau memang kamu tidak ingin.” Permata membuka matanya dan menatap bola mata hitam milik Axel. Permata tahu Axel seharusnya tidak dihentikan di saat-saat seperti ini. Tangan Permata din
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

Part 120. Sebuah Mansion dan Surat Berharga

Permata yang tadinya hampir tertidur kembali membuka matanya dan menatap wajah Axel. Lelaki itu masih memejam tapi ucapannya sudah ngawur. Namun hal itu tak urung membuat Permata sedikit mengulum senyum. Dan tangannya tak lupa mencubit perut liat Axel sampai lelaki itu terkekeh-kekeh. “Siang-siang nggak enak lihat kupu-kupu,” jawab Permata setelah itu dengan suara gumaman. Axel tak lagi berbicara karena dia memilih memeluk Permata dan mereka tenggelam dalam alam mimpi. Sayangnya, mereka tidak mengunci pintu kamarnya sehingga saat Angkasa bangun lebih dulu, dia segera mencari orang tuanya ke dalam kamar Permata. Dengan langkah pelan dan gerakan hati-hati dia masuk ke dalam kamar. Angkasa mengintip ibu dan ayahnya sebelum ikut bergabung di tengah-tengah mereka. Senyumnya melebar saat menatap kedua orang tuanya bergantian. Di sisi kanannya ada ibunya dan di sisi kiri ada sang ayah. Inilah yang dia inginkan. Tidur dengan kedua orang tuanya. “Angkasa.” Permata membuka matanya merasakan
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status