“Terima kasih, Mami.” Angkasa tersenyum cerah. “Om, ayo kita pulang ke rumah Angkasa.” “Mobil Angkasa tidak muat kalau Papa ikut ke sana. Papa akan naik mobil papa saja.” “Kalau begitu, Angkasa ikut.” “Tentu saja.”Dan bertepatan dengan itu, mobil hitam mengkilat milik Axel datang dengan Alvan yang membawanya. Dia segera keluar dari mobil dan menyambut bosnya dengan suka cita. “Bapak akhirnya kembali. Saya lega sekali.” Begitu kata Alvan. Kini tatapannya beralih pada bocah kecil yang sejak tadi menggandeng tangan Axel. “Hai, Boy.” “Hai, Om. Om juga boleh ke rumah Angkasa.” Alvan bingung dengan ucapan Angkasa. Lelaki itu menatap ke arah Axel meminta penjelasan. Tapi sekali lagi, bukan Axel yang menentukan boleh atau tidak dia mengajak Alvan. Dengan Angkasa yang meminta orang-orang itu datang, itu hanya akan membuat Permata sibuk. Tapi apa mau dikata, sifat baik Angkasa harus diapresiasi. Maka mau tak mau, Permata yang pengambil keputusan akhirnya harus bersuara.“Angkasa mengunda
Terakhir Diperbarui : 2023-04-11 Baca selengkapnya