Semua Bab Abang Ojek VS Ibu Polwan: Bab 271 - Bab 280

303 Bab

Bab 271: Drama Tahi Lalat

Bab 271: Drama Tahi Lalat  “Saya sudah melihatnya dari mata kamu.., kamu masih mencintai Olive!”Kata-kata wanita keriting berkacamata tadi menggema di dalam hati Hekal. Gaungnya tetap tinggal di situ hingga beberapa saat, membuat Hekal terpaku dalam duduknya yang gelisah.Ketika Hekal sadar pada sesuatu, cepat ia menoleh, mencari sosok wanita rambut keriting tadi. Ia sampai berdiri di atas bangku taman, dengan kepala mendongak-dongak dan matanya menghilir-mudiki seluruh area taman. Aneh, pikir Hekal.Sama dengan kedatangannya yang tak terduga, kepergian wanita keriting itu juga sangat misterius. Seperti lenyap begitu saja seakan ditelan bumi.Seiring dengan Hekal yang kembali duduk di bangku taman ini, sebuah tanda tanya besar pun menghinggapi kepalanya. Tanda tanya yang beranak pinak.“Siapa wanita berambut keriting itu?”“Sahabatnya Oliv
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

Bab 272: Menyiram Bunga

Bab 272: Menyiram Bunga  Sore berikutnya..,Di tempat yang berbeda..,Olive berjalan tertatih-tatih dengan bantuan kruk, juga dengan alat penyangga yang terpasang di kakinya. Ia ingin menuju ke halaman samping, mengisi waktunya di sore ini dengan menyiram bunga.Ini adalah satu dari beberapa kegiatan Olive dalam mengisi waktu luang di masa penyembuhannya ini. Selain memasak, menyiram bunga juga termasuk aktifitas yang pada akhirnya ia gemari.Belakangan ia juga baru sadar, bahwa aglaonema milik sang ibu di deretan pojok teras samping ini, rupanya berharga mahal. Bahkan dihargai pertiap daunnya oleh sang penjual.Ada juga beberapa koleksi caladium, berjejer beraturan dengan kompilasi sanseivera. Nama yang terakhir, sanseivera, betapa pun unik corak daunnya meruncing dan menjulang ke atas, tapi namanya sangat aneh di dalam bahasa Indonesia. Yaitu, lidah mertua.Kalau begitu, apakah ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 273: Romansa Pahit Tepian Inderapura

Bab 273: Romansa Pahit Tepian Inderapura Hekal mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Beberapa kendaraan yang lajunya lebih kencang, melintas di sisi kanannya. Kali ini angin bertiup dari arah utara.Sementara matahari yang mulai redupkan sinarnya tampak bertengger di kaki langit barat yang masih cerah nan menyilaukan.Tak berapa lama kemudian, Hekal menghentikan motornya persis di tepi sebuah jalan kecil, lalu memarkirkannya secara serong.Ruas jalan tempat ia berhenti ini, memanjang dari timur ke barat, sejajar dengan garis tepi sungai Inderapura yang berair kecoklatan.Meskipun sungai Inderapura ini tidak terlalu cantik secara visual, namun sudah lebih dari cukup untuk memberi sedikit relaksasi bagi para warga kota Bandar Baru.Karena, di sepanjang bibir sungai ini, terdapat kafe-kafe jongkok yang menghadirkan view yang cukup melegakan mata, yaitu hamparan sungai yang melebar dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-26
Baca selengkapnya

Bab 274: Misteri Tuhan

Bab 274: Misteri Tuhan  Senja mulai turun dengan perlahan. Sulur-sulur terakhir dari sinar matahari masih menjangkau tepian sungai Inderapura. Satu bersit cahayanya yang jingga dan lemah, menggores wajah Ayumi dan juga wajah Hekal.Keduanya terdiam, seakan tengah meresapi satu hal yang pahit, di mana kini mereka berdua sedang merasakannya.“Hidup ini lucu ya, Kal..?” Kata Ayumi pelan, seraya menghapus air mata yang tadi sempat menitik di kedua ujung matanya.  Hekal tak menyahut, hanya menghirup nafas dalam. Sebatang rokok yang tadi ia sulut, sekarang ia hisap lagi dan mengembuskan asapnya menjauhi wajah Ayumi.“Kamu tahu, Kal.., seberapa sukanya aku dulu ke kamu? Kamu tahu kan, secara diam-diam aku dulu mencoba mendekati kamu? Waktu aku menempel sepuluh koyo cabe di badan kamu? Kamu ingat itu, kan?”“Entah kamu yang tidak peka, entah kamu yang meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

Bab 275: Upacara HUT Bhayangkara

Bab 275: Upacara HUT Bhayangkara  KEESOKANN HARINYA.., Masih cukup pagi. Waktu belum lagi menunjukkan pukul tujuh, ketika ada dua mobil berjenis sedan berhenti tepat di depan rumah Olive.Mobil pertama, adalah mobil Patwal—Patroli dan Pengawalan—yang dikendarai oleh dua orang polisi pria. Sementara mobil kedua, dikendarai oleh Briptu Jehan, sang Duta Lalu Lintas.Briptu Jehan mengenakan seragam PDU—Pakaian Dinas Upacara—kepolisian, lengkap dengan tanda pangkat dan segala atributnya. Termasuk, sebuah topi pet yang juga semakin mempergagah dirinya yang memang cantik ini.Briptu Jehan turun dari mobilnya, tepat ketika ibunda Olive membuka tirai di jendela depan.“Tunggu sebentar ya,” pesan Jehan pada dua rekannya di mobil Patwal.“Oke,” sahut salah satunya.Briptu Jehan berjalan melintasi pagar rumah Olive yang memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

Bab 276: Sang Srikandi

Bab 276: Sang Srikandi  Tapi, tanda pangkat yang ada di baki itu.., ada empat! Apakah ada yang salah di sini??Untuk beberapa saat Bapak Kapolda itu terus mencermati surat keputusan yang ada di tangannya. Ia sampai membolak-balik lembaran surat dan juga map seperti ada yang ia cari.Jenderal bintang dua itu kemudian menoleh kanan kiri. Pandangannya mendadak berhenti pada seorang ajudan yang berdiri persis di belakangnya.Menggunakan isyarat tangan Bapak Kapolda memanggil sang ajudan. Sang ajudan pun sigap menghampiri.Keduanya segera terlibat satu perbincangan serius dengan suara yang berbisik-bisik. Sepertinya, memang benar, ada yang salah di sini, dan Bapak Kapolda itu ingin memastikan bahwa tidak ada satu hal pun yang luput pada upacara ini. Selang beberapa detik setelah itu, dari arah belakang podium, ada seorang perwira muda yang berlari-lari kecil bersama seorang p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

Bab 277: Kue Hoki

Bab 277: Kue Hoki  Upacara HUT Bhayangkara sudah berakhir. Selanjutnya, acara di Mapolda ini berlangsung dalam suasana yang non formal.Beberapa kue ulang tahun yang tadi sudah dipotong secara simbolis oleh Bapak Kapolda, dibawa oleh perwakilan direktorat menuju kantornya masing-masing.Sampai di kantor direktorat, kue bolu berbentuk bulat besar itu akan dipotong lagi dalam ukuran kecil-kecil, dan dibagikan kepada seluruh personel.Konteksnya, dibagi. Kenyataanya, jadi rebutan. Maka riuhlah seluruh personel di masing-masing kantor direktoratnya itu.Memperebutkan kue dari yang sebelumnya berukuran besar, dipotong dan diletakkan dalam piring kecil, dicuil lagi sana-sini hingga yang terakhir atau yang terlambat, hanya mendapat sisa dari lapisan krimernya saja.Agaknya sudah menjadi kepercayaan di kalangan polisi kita ini, bahwa memakan kue ulang tahun, bisa mendatangkan keberuntungan di dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-29
Baca selengkapnya

Bab 278: Si Anak Kijang

Bab 278: Si Anak Kijang  “Kok, ke sini, Mbak?” Tanya Olive, merasa heran pada Karin yang tiba-tiba menghentikan mobilnya di depan taman kota.“Iya, ke sini,” sahut Karin sedikit tak acuh.Srikandi senior ini menarik tuas rem tangan mobilnya. Ia kemudian melepaskan topi, juga membuka jas seragam PDU-nya. Menyisakan kemeja dengan dasi yang simpulnya telah ia kendurkan.   “Tidak jadi ke Harapan Asih?” Kejar Olive seraya menoleh.“Hehe.., maaf ya, Liv. Yang itu tadi bohongan.”“Hemmhh..,” Olive melepaskan nafas. Ia masih tidak tahu untuk tujuan apa sebenarnya Karin memainkan drama di perkantoran Ditlantas tadi.“Jadi, jadwal dengan dokter ortopedi juga, itu bohongan?”“Iya,” jawab Karin yang kini sibuk menolah-noleh, menajamkan pandangannya menuju bagian dalam taman kota yang asri dan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-30
Baca selengkapnya

Bab 279: Menanti Pertemuan

Bab 279: Menanti Pertemuan  Setelah berjalan menjauhi Olive, dan setelah yakin Olive itu tidak akan mengikuti dengan pandangannya, Karin lalu berbelok cepat ke arah kanan.Ia segera bersembunyi dengan cara merapatkan punggungnya di sebuah batang pohon. Lalu dengan sangat hati-hati ia mengeluarkan sedikit kepalanya untuk melakukan pengintaian.Dari posisinya sekarang, ia bisa melihat si Anak Kijang, alias Hekal itu, juga Putri Menjangan alias Olive, di mana keduanya tetap duduk di bangkunya dan tampak sibuk dengan kembara pikirannya masing-masing.“Aku harus mendekat sedikit lagi,” batin Karin.  Ia kemudian keluar dari balik pohon, berjalan sembari membungkuk-bungkuk dan berjingkat-jingkat dengan kedua matanya yang nyalang. Dasinya yang kendur berjuntai-juntai di bawah lehernya.Dengan sangat hati-hati ia terus berjalan mengendap-endap di antara barisan tanaman bunga. Hingga tak lama kemud
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-30
Baca selengkapnya

Bab 280: Satu Isyarat

Bab 280: Satu Isyarat  Ya, Hekal sudah mulai melihat ke arah Olive! Ia sekarang tengah mengamati wajahnya pula.Sementara di sini, di balik persembunyian ornamen taman ini, Karin sampai mengepal-ngepalkan tangan karena saking gemasnya.  “Oooh..,” bisiknya yang geregetan.“Tuh, tuh, lihat, Je, lihat! Hekal sudah mulai melihat ke arah Olive!”Karin mulai merasa tegang. Lalu Aje, yang terus merasakan sentuhan buah dada Karin pada punggungnya, juga merasa tegang. Tegang dalam arti yang ini maupun yang itu. Aje sampai menelan ludah karenanya.“Kamu bisa lihat itu kan, Je?”“Iya, bisa.”“Oooh.., aku semakin tegang, Je.”“Iya, Karin.., sama, aku juga tegang.”            ******** Olive memang tak punya pilihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
262728293031
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status