"Pak kok daritadi senyam-senyum?""Coba deh, kamu lihat ponsel Bapak," ujar Bapak seraya memberikan ponselnya. Kubaca satu persatu pesan yang tertera di sana. "Wah, Bapak ternyata banyak penggemarnya, Evita bakal punya ibu tiri, dong." Godaku. "Kamu ini ngaco saja.""Ya, ngga apa-apa Pak. Biar Bapak tidak kesepian.""Bapak ingin melihat kamu menikah dulu.""Hmmm, menikah lagi? Entahlah Pak.""Jangan bilang kalau kamu masih mencintai ayahnya Aa?""Evita tidak tahu, Pak. Evita kan, sudah dua kali menikah dan dua-duanya gagal.""Dua kali kamu menikah tanpa restu Mamah bukan?"Benar juga, tapi kenapa Bapak menyinggung hal itu. Aku bingung mau jawab apa. "Maaf, Vi. Kalau kamu tersinggung, Bapak cuma sedikit berpikir mungkin kalau kamu menikah dengan pilihan Mamah kamu tidak akan gagal lagi," ujar Bapak"Pilihan Mamah? Amir maksud Bapak?""Yah, dulu Mamah berharap sekali kamu menikah dengan Amir, tapi takdir berkata lain, Bapak tidak menyalahkanmu, toh semua keputusan akan menjadi konsek
Read more